Giri Menang, Rabu 26 September 2018 – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) melalui Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) mencanangkan Dusun Jeranjang yang berada di Desa Taman Ayu, Kecamatan Gerung sebagai Kampung KB, Rabu (26/9/2018). Desun Jeranjang menjadi Kampung KB ke-16 di Lobar. Pencanangan secara simbolis ditandai dengan pemukulan Gendang Beleq oleh Bupati Lobar H. Fauzan Khalid.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan membentuk 21.000 Kampung KB di seluruh wilayah Indonesia hingga akhir 2018. Sejak dicanangkan Bapak Presiden RI, H. Joko Widodo pada bulan Januari 2016 lalu, tercatat baru 14.000 Kampung KB terbentuk.

“Kampung KB diharapkan mampu memberikan kontribusi yang maksimal dalam melaksanakan pengendalian penduduk yang dapat berpengaruh terhadap pembangunan dan mengurangi laju pertumbuhan penduduk di Lombok Barat,” kata Kijo, Direktur Kedeputian KBKR BKKBN.

Menurutnya, Kampung KB sangat diperlukan karena sangat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga pra sejahtera untuk menuju lebih baik.

“Dengan ditetapkannya Dusun Jeranjang sebagai kampung KB, diharapkan akan mendorong pembangunan masyarakat menuju masyarakat yang sejahtera,” harapnya.

Kampung KB sebenarnya dirancang sebagai upaya membumikan, mengangkat kembali, merevitalisasi program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) guna mendekatkan akses pelayanan kepada keluarga dan masyarakat dalam upaya mengaktualisasikan fungsi keluarga secara utuh dalam masyarakat. Dengan demikian kegiatan yang dilakukan pada Kampung KB tidak hanya identik dengan penggunaan dan pemasangan kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah program pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program pembangunan lainnya.

Secara umum, tujuan dibentuknya Kampung KB ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait lainnya dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Sedangkan secara khusus, Kampung KB ini dibentuk selain untuk meningkatkan peran serta pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, mendampingi dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan program KKBPK dan pembangunan sektor terkait, juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan.

Oleh karena itu cukup beralasan apabila pembangunan kependudukan dimulai dari wilayah-wilayah pinggiran yaitu dusun. Karena dusun atau kampung merupakan cikal bakal terbentuknya desa, dan apabila pembangunan pada seluruh kampung maju, maka desapun akan maju. Dan apabila seluruh desa maju maka sudah barang tentu negarapun akan menjadi maju

Sementara itu Bupati H. Fauzan Khalid dalam sambutannya mengakui program Kampung KB tidak selesai pada saat pencanangan saja. Namun diharapkan ada peroses pembinaan, evaluasi dan monitoring kepada Kampung KB yang telah dicanangkan. Bupati juga berharap agar partisipasi dan kesadaran masyarakat bisa membantu mensukseskan program Kampung KB.

Program andalan Lobar yakni Gerakan Anti Merariq Kodeq (Gamaq) dapat menjadi pintu masuk suksesnya program Kampung KB yang dibuat untuk menyukseskan Nawa Cita ketiga, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat pedesaan. Program ini juga sesuai cita kelima untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia dan cita kedelapan untuk merevolusi karakter bangsa.

“Gamaq merupakan gerakan pendewasaan usia pernikahan dan Pemkab Lobar telah mensosialisasikan sejak beberapa tahun lalu. Program Gamaq ini harus berjalan, tidak boleh diabaikan. Karena bagi saya itu adalah jalan masuk,” ungkap bupati.

Program Kampung KB di Lombok Barat sendiri berjalan cukup baik. Intervensi lintas program seluruh SKPD terkait penyelesaian masalah di masing-masing Kampung KB menunjukkan progres yang signifikan. Mulai dari masalah adminduk bersama Dinas Dukcapil, masalah bantuan dan pelatihan untuk kelompok-kelompok usaha yang dibantu solusinya oleh Dinas Tenaga Kerja, masalah penggunaan Anggaran Dana Desa (ADD) yang dibantu sokusinya oleh Dinas PMD, kemudian intervensi dari Dinas PUPR terkait masalah jalan dan irigasi, lalu ada Dinas Dikbud yang membantu masalah pendidikan terutama bagi anak-anak putus sekolah, tidak terkecuali masalah pernikahan dini yang diintervensi oleh Kemenag Lobar dan lainnya.

Salah satu keberhasilan Program Kampung KB juga didukung dengan program Gamaq milik Pemkab Lombok Barat dalam usaha penurunan penikahan dini. Secara keseluruhan jumlah perkawinan di bawah 20 tahun di Lombok Barat berhasil diturunkan.

“Kalau tahun 2015 dari pendataan keluarga jumlahnya 56 persen tapi tahun 2017 22 persen. Dan dari januari sampai juni masih di angka 20%. Ini datanya by name by address. Dan saat ini desa sudah mulai menganggarkan kegiatan-kegiatan untuk program KKBPK termasuk Gamaq,” jelas Erni Suryana, Kepala Bidang P4 Dinas PPKBPPPA Lobar.