16722377_1108764529245893_1445301357097869892_oGiri Menang – (19/2).  Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Pemkab Lobar) melalui Dinas Pariwisata seakan tidak habis akal dalam melakukan promosi pariwisata di Lombok Barat.Terutama dengan branding yang sudah mendunia, pariwisata di NTB umumnya dan Lombok Barat khususnya harus semakin menjual merk World Halal Tourismnya.

Bekerja sama dengan Sahlan, Direktur Tiara Sentosa yang sekaligus penggerak industri travel di Lombok, Dinas Pariwisata menjadikan Lombok Barat sebagai salah satu ajang Familiarization Trip (Fam Trip) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Travel se-Asia Pasifik.

Bertempat d16819166_1108764759245870_5708563973947522810_oi area Hutan Sesaot yang menjadi pilot project Sustainable Tourism Development (STO), Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat menyelenggarakan jamuan makan siang yang dirangkai dengan hiburan-hiburan atraktif seperti presean, gendang beleq, dan begibung.

105 pelaku usaha travel yang tergabung dalam FAM TRIP ini terpukau dengan penyambutan tersebut.
105 orang tersebut berdatangan dari perusahaan-perusahaan jasa travel yang ada di India, Jepang, Singapura, Malaysia, dan beberapa perusahaan jasa perjalanan yang ada di Kota Jakarta, Bogor, Surabaya, dan kota-kota lain di Indonesia. FAM TRIP di Lombok ini berlangsung sejak kemarin (Jum’at, 17/02/2017) dan rencananya berakhir besok (ahad, 19/02/2017).

FAM Trip ini sendiri adalah inisiatif PT. GARUDA INDONESIA AIRWAYS yang bekerja sama dengan PT. Tiara Sentosa, Senandung Lombok Travel, dan Lombok Alam Wisata.

16722798_1108764472579232_7489789128090535412_o 16796959_1108765119245834_2315606995443736271_oAcara ini adalah salah satu kiprah nyata maskapai terbesar di Indonesia ini untuk berkontribusi dalam pariwisata.
Agus Eko Pritanto, perwakilan Garuda menyatakan pihaknya terpanggil untuk mensukseskan pembangunan pariwisata. “Kita terpanggil agar target 3 juta wisatawan tahun ini bisa tercapai,” tegasnya.

Hajri, salah seorang pemandu wisata menyatakan bahwa event FAM Trip ini adalah agenda tahunan model promo wisata. Ia menyambut gembira acara ini bisa terselenggara di Lombok. “Setelah kemaren mengunjungi Kuta di Lombok Tengah, maka hari ini kita ajak peserta ke Sesaot ini trus nanti malam ada Gala Diner di Gili Trawangan”, cerita pelaku pramuwisata ini.

Bupati Lombok Barat, H.Fauzan Khalid dengan tegas menyampaikan dalam sambutannya, kegiatan ini akan terus menerus dikembangkan, apalagi setelah Sesaot mendapat status STO dari Kementrian Pariwisata RI. “Destinasi wisata alam sesaot merupakan yang paling kecil diantara tempat wisata yang ada di Lombok Barat,”cetusnya sambil menyebutkan lokasi-lokasi lain di Gumi Patut Patuh Patju ini.

“Wilayah selatan yakni Sekotong tepatnya di Mekaki akan ada lomba lari maraton internasional yang akan berlangsung tanggal 29 April medatang”, cerita Fauzan sambil mengajak hadirin untuk membantu promosi kegiatan itu.

16797438_1108764522579227_2498418657219433664_o 16797939_1108764602579219_9107481610987323321_oHal senada disampaikan oleh Ispan Junaidi selaku Kepala Dinas Pariwisata. “Jika senang di Lombok maka ceritakan pada kawan dan keluarga. Namun jika ada komplain atau kesan yang kurang baik agar di ceritakan pada kami. Jangan di bawa pulang,”harapnya.

Para peserta dari 5 negara ini cukup antusias dengan sambutan unik yang disajikan Pemkab Lobar. Hadijah Binti Jamidah, Peserta dari Negeri Jiran Malaysia pun tidak malu-malu menyatakan bahagianya dengan penyambutan itu. Apalagi sesaat sebelum santap siang, mereka disajikan atraksi peresean. Sekitar 10 pepadu bertanding 1 lawan 1 yang kemudian memancing decak kagum para pesera FAM Trip. Tanpa sungkan, mereka melepas uang saweran ke tengah arena peresean.

Seusai peresean, peserta dijamu makan siang sambil menikmati lagu-lagu melayu. Hal unik pun terjadi ketika panitia menyiapkan dulang untuk makan bersama. Panitia harus menjelaskan cara makan dan jenis olahan makanan yang disajikan. Hal tersebut menjadi surprise tersendiri. Apalagi ketika harus bertolak ke Gili Air, Peserta FAM Trip mengunjungi Desa Nyur Lembang.

Di desa ini, 105 orang ini menyaksikan 50an pasang ekor sapi beradu dalam Malean Sampi. Pantia pun menjelaskan bahwa lomba ini berbeda dengan Karapan Sapu gaya Madura.

Terik siang tidak menyurutkan semangat Fauzan Khalid mendampingi para tamu daerah ini. Ispan Junaidi pun ikut tersenyum ketika para pelancong 4 negara luar harus berebut kursi untuk menyaksikan sapi-sapi yang berlari diiringi suling yang mendayu dayu. (ahkam/humas/diskominfo)