Giri Menang, Rabu 5 Desember 2018 – Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak di kabupaten Lombok Barat (Lobar) tinggal menghitung hari. Dari 119 jumlah desa, 77 dianratanya akan menggelar pilkades serentak 10 Desember 2018 mendatang. Namun tidak bisa dipungkiri, pilkades tersebut masih diwarnai oleh konflik-konflik internal.

Konflik yang paling menyulut adalah adanya judi taruhan (bebotoh) yang dilakoni warga tertentu. Judi taruhan untuk memasang pemenang dari calon kepala desa (kades) ini, terkadang pihak yang kalah taruhan justru yang berpotensi menyulut keributan.

“Justru yang kalah taruhan yang bisa jadi momok menimbulkan kributan, mungkin saja calon kades yang kalan bisa diserang,” papar Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid saat memimpin rapat koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang membahas masalah potensi konflik pilkades serentak dan inflasi daerah di Ruang Rapat Pondopo di Gerung, Rabu (5/12).

Dari seluruh anggota Forkopimda terutama Kapolres Lobar, Kapolres Mataram dan Dandim 1606 sudah sepakat akan menerjunkan personilnya. Dari 333 TPS, personil yang akan mengamankan jalannya pilkades serentak sebanyak 374 orang. Rata-rata tiap TPS akan diamankan oleh 2 anggota polisi dan 5 hansip.

Dalam kesempatan itu, pihak Dandim 1606 Lobar, selain menyoroti panitia pilkades dan kelompok masyarakat pendukung, tapi juga tetap terfokus pada kemungkinan adanya money politics serta gangguan kamtibmas. Masa-masa yang paling rawan adalah saat berlangsungnya pilkada, pencoblosan, penghitungan dan pelantikan. Masa-masa inilah diharapkan, pihak kantib benarr-benar melaksanakan pemantauan.

Sementara itu dari pihak Kejati memantau kondisi nasional yang melibatkan warga NTB. Apalagi menjelang Pilpres, dinamikan politik di daerah turut memberi peran. Terkait dengan ini, diharapkan adanya sosialisasi pelaksanaan pilpres 2019 mendatang. Selain itu, disinggung juga pasca pembakaran bendera Tauhid di Jawa Barat beberapa waktu lalu. Bahkan unjuk rasa yang terjadi di Bogor melibatkan 619 warga NTB. Dari jumlah ini, beruntung tidak ada warga asal Lobar. (LPA/humas)