GOW DIHARAPKAN MAMPU BANTU OPD

Gabungan Organisasi Wanita (GOW) diharapkan mampu membantu dan memfasilitasi Perangkat Daerah dalam menjalankan program-programnya.  Demikian dikemukakan Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid pada  Pelantikan Ketua Umum dan Pengurus GOW Kabupaten Lombok Barat di Aula Utama Kantor Bupati Lombok Barat, Senin (1/7/2019).

“GOW sebagai induk organisasi juga diharapkan bisa memfasilitasi dan membantu program-program SKPD, sehingga bisa berjalan dengan baik agar hasil yang diharapkan bisa maksimal. Saya percaya Hj. Sumiatun sebagai Ketua Umum yang baru bisa membawa GOW lebih maju, baik dan lebih aktif lagi, kemudian secara maksimal bisa membantu program-program pemerintah,” katanya berharap.

Sebelumnya ketua umum GOW dijabat oleh Hj. Khairatun Fauzan Khalid selaku isteri bupati, dan pada musyawarah GOW beberapa hari lalu telah diputuskan untuk Ketua Umum dijabat oleh Hj. Sumiatun, Ketua I Hj. Sukerniati Moh. Taufiq, Ketua II Baiq Canggih Permatasari Imam, Ketua III Helmawati Maturidi, Ketua IV Donna Heri Wahyudi, Ketua V Baiq Muliana Asmareni Daeng.

Hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Lombok Barat, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Ketua PKK, semua OPD, Pengurus GOW Lombok Barat dan undangan lainnya.  Humas  dan Kominfo/rasidibragi  

YUK LIBURAN KE SESAOT, ADA WAHANA EDUKASI MEWARNAI

Giri Menang, Minggu 30 Juni 2019 – Memasuki libur panjang kenaikan kelas dimanfaatkan para murid untuk berwisata. Salah satu objek wisata Kolam Renang Micky Mouse di Desa Sesaot misalnya. Sejak pagi objek wisata ini sudah dipadati pengunjung yang didominasi anak-anak. Bukan hanya wisata air, pengunjung juga bisa menikmati wahana edukasi yang disiapkan oleh Imam Ibnu Umar, salah satu warga Desa Sesaot.

Di sepanjang pelataran objek wisata itu, Imam menyediakan perlengkapan mewarnai. Ada papan bergambar karakter lucu berbahan styrofoam sebagai media gambar, dan alat mewarnai.

“Wahana edukasi seperti ini kami lakukan dan bergerak karena saya perihatin sama anak saya sendiri karena selalu main gadget. Nah, dengan jenis wahana mewarnai untuk anak-anak bisa mengurangi main gadget,” kata Imam, Minggu (30/6).

Imam mengaku wahan edukasi miliknya cukup ramai peminat. Dalam sehari, peminat wahana yang sudah dibuka sejak 26 Juni ini bisa mencapai 50 anak. Untuk satu gambar, Imam mematok harga Rp 10.000 per anak.

“Sampai mereka selesai mewarnai saya tungguin. Tapi kadang-kadang ada anak yang belum siap, jadi kita tunggu sampai dia siap mewarnai,” katanya.

Ayah dua anak ini mengaku, sebelum membuka wahana edukasi mewarnai dia awalnya menyewakan ban untuk berenang kepada pengunjung. Usaha sewa ban itu dia jalankan sudah sejak 3 tahun yang lalu bersama istri. Tidak jarang kedua anaknya turut menemani mereka.

“Mainan itu memang sedang digandrungi anak-anak. Bagi orang tua, mewarnai sekaligus melatih kemampuan anak kita untuk menggambar dan memberi warna yang tepat pada kanvas berbahan gabus itu,” jelasnya.

Salah seorang pengunjung Nia, menyebutkan dua putrinya dibawa ke wisata Sesaot itu untuk liburan karena anak-anak sudah mulai libur sekolah.

“Di obyek wisata sesaot selain tempat pemandian ternyata ada wahana edukasi mewarnai bagi anak-anak yang ditawarkan disini. Jadi anak saya ikut nyobain untuk mewarnai. Ini hal yang positif dan bagus untuk melatih anak-anak selain untuk mengurangi maen game di gadget bagi anak kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Pokdarwis Desa Sesaot Azudinnur mengaku kawasan ini merupakan salah satu pengembangan dari destinasi wisata Sesaot untuk kelompok masyarakat (pokmas) Sesaot.

“Tidak hanya wisata edukasi saja, nanti kita kembangkan untuk wisata religi dan wahana-wahana lainnya. Rencananya kita sekarang dengan teman pokdarwis untuk menyiapkan pemandian air panas di kawasan Vetong Hill,” aku Azudinnur.

“Sekarang juga kita akan siapkan wisata kreatifnya, kita coba atraksi belajar buat topeng. Nanti kalau teman-teman sudah bisa bagaimana mengkreasikan kayu-kayu bekas itu menjadi topeng yang unik dan sovenir khas sesaot,” lanjutnya.
#LombokBaratMantap
#SopoqAngenMembangunLombokBarat

 

MENGAPA LOMBOK BARAT HARUS “KPBU DI BIDANG PJU”

Giri Menang, Jum’at 28 Juni 2019 – Permasalahan Penerangan Jalan Umum (PJU) di hampir semua ruas jalan di Kabupaten Lombok Barat, terutama di kawasan Pariwisata Senggigi selalu menjadi sorotan semua pihak. Banyaknya PJU yang mati serta kondisi nyala lampu yang kurang terang dianggap sebagai bagian dari daya dukung yang lemah terhadap pariwisata, terutama menyangkut keamanan dan estetika di kawasan Senggigi.

Di beberapa tempat dan kesempatan, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menunjukkan komitmen perencanaannya untuk tahun 2019 ini, bahkan untuk perencanaan lima tahun ke depan, akan segera merevitalisasi kawasan tersebut, terutama untuk penanganan masalah PJU tersebut.

“Kita sudah menyiapkan anggaran dan meng-cluster kawasan Senggigi untuk segera kita tangani. Tahap awal ini meliputi masalah drainase yang sering menimbulkan persoalan genangan air mulai dari Meninting sampai ke Senggigi. PJU termasuk yang akan ditangani tahun ini,” ujar Fauzan beberapa waktu lalu.

Akan tetapi, tambah Fauzan, masalah PJU bukan hanya di Senggigi, namun di semua wilayah yang ada di Lombok Barat. Untuk itu, pihaknya sedang mengkaji kemungkinan penanganan PJU secara komprehensif untuk seluruh kecamatan di Kabupaten Lombok Barat.

Dari kajian Dinas Perumahan dan Pemukiman Kabupaten Lombok Barat, melalui Kepala Dinasnya H. Lalu Winengan saat disambangi ke kantornya di Gerung, Jum’at (28/6) mengaku bahwa luas wilayah, ruas jalan, dan ketersediaan PJU saat ini, baik yang menggunakan jaringan maupun jaringan tidak sebanding dengan kondisi dan kemampuan fiskal pihaknya untuk menangani.

“Di Lombok Barat baru tersedia PJU dengan jumlah sekitar 4000 lebih yang non LED, sedangkan yang LED berjumlah 2024 buah. Ada yang nyala, ada yang mati. Ada yang bahkan cuma tiangnya saja. Anggaran di kami sangat terbatas. Untuk pemeliharaan, rata-rata tiga tahun lalu hanya Rp. 425 juta per tahun, bahkan tahun 2019 ini hanya Rp. 165 juta untuk lampu PJU di sepuluh Kecamatan. Itu tidak bisa untuk pasang titik lampu yang baru,” keluh mantan Sekretaris PWNU NTB itu.

Sedangkan kebutuhan mendesak, terang Winengan, mestinya Lombok Barat memiliki lebih dari sepuluh ribu PJU dengan kondisi seluruhnya baik dan menyala. Saat ini tambahnya, baru dipetakan kebutuhan titik lampu sebanyak 9.629 titik dengan berbagai kondisi. Hal tersebut, terang Winengan diperparah lagi dengan kewajiban pembayaran yang dianggapnya mengalami salah perhitungan.

“Rata-rata kewajiban kita membayar ke PLN (Perusahaan Listrik Negara, red) antara 19 sampai 21 milyar rupiah per tahun. Ini memberatkan buat anggaran kita. Kami sudah memverifikasi dan mevalidasi, kemungkinan ada salah perhitungan. Masak kita harus membayar lampu yang mati?,” tanya Winengan.

Pihaknya, papar Winengan, telah menemukan kondisi di mana salah hitung itu banyak disebabkan oleh data yang tidak valid. Di samping titik lampu yang mati namun harus dibayarkan, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat juga harus membayar titik tiang yang tidak ada lampunya, atau double pembayaran untuk satu titik lampu, bahkan harus membayar tanggungan PJU daerah lain (Kabupaten Lombok Utara, red).

Untuk mengatasi persoalan itu, Winengan mengaku Pemerintah Kabupaten Lombok Barat sedang melakukan kajian kemungkinan menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam penanganan masalah PJU tersebut.

Hal tersebut menurut Winengan dijamin oleh peraturan perundang-undangan, yaitu Peraturan Presiden Nomor 38/2015 tentang KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur, Permenkeu Nomor 190/2015 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur, Permendagri Nomor 96/2016 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan Dalam Rangka KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur di Daerah, dan beberapa peraturan lainnya.

“Kita juga sudah melakukan konsultasi ke Bappenas dan mengkaji daerah pembanding yang telah mempraktikkan KPBU di bidang PJU. Kita ke Solo beberapa waktu lalu,” aku Winengan.

Winengan menentang pihak lain yang menganggap KPBU di bidang PJU itu sebagai tindakan lepas tangan dari pihaknya dalam menangani. Seperti dilansir oleh media hari-hari kemarin, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Barat Sulhan Mukhlis Ibrahim mengkritik Dinas Perumahan dan Pemukiman sebagai pihak yang tidak mau susah bekerja.

“Kenapa juga tidak pakai Dinas Perkim, buat unit kerja Perkim misalnya untuk kelola PJU. Itu saja suruh kelola, pakai konsultan. Apa kerjaan dinas kalau diserahkan ke pihak ketiga?. Kalau semua diserahkan ke orang lain, PJU diserahkan ke orang lain, lalu sampah diserahkan ke orang lain, lalu apa kerjaan dinas ini?,” kata Sulhan saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (27/6).

KPBU di bidang PJU ini menurut Winengan akan sangat membantu Pemerintah Daerah dalam menangani persoalan jalan yang kurang terang di Lombok Barat. Di samping memudahkan daerah dari aspek penyediaan layanan PJU dan pembayarannya, KPBU untuk infrastruktur PJU juga akan menjamin semua wilayah bisa terang benderang.

“Kita bisa menyiapkan titik lampu di semua jalan kabupaten atau jalan poros kecamatan. Jumlah itu akan bertambah jika digabung dengan jalan desa/dusun. Kita atur jaraknya sesuai dengan standar PLN, yaitu 50 meter per titik lampu, kecuali untuk untuk Senggigi dan Gili Gede bisa 35 meter,” papar Winengan.

Dari aspek pembiayaan, melalui KPBU ini akan meringankan beban APBD yang harus diprioritaskan sesuai tahapan tahun anggaran untuk kebutuhan penting lainnya.

“Kerjasama itu dirasa penting lantaran untuk menerangi jalan di Lombok Barat setidaknya 89 milyar dibutuhkan. Itu kita tidak punya uang,” tegas Winengan.

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid melalui pesan whatsapp, Jum’at (28/6) juga menegaskan bahwa Pemerintah Pusat sangat mendukung terobosan yang dilakukan Pemerintah Daerah dalam mengatasi persoalan keterbatasn fiscal di daerah.

“Dalam Musrenbangnas di hadapan Presiden, yang paling dominan disampaikan oleh Kepala Bappenas adalah dorongan terhadap daerah untuk mensiasati keterbatasan fiscal dengan terobosan jalur KPBU,” pungkas Fauzan.

Untuk itu, Winengan mengaku serius menjajaki KPBU untuk PJU tersebut. Winengan menggambarkan, pihak ketiga yang akan membangun dan membuat PJU menyala terang di semua titik sesuai kebutuhan.

Seluruh anggaran pembangunan dan pembayaran tagihan dengan pihak PLN akan dibayarkan oleh pihak ketiga tersebut, sedangkan Pemerintah Kabupaten Lombok Barat akan mengangsur ke pihak ketiga tersebut sesuai kesepakatan, baik itu mengenai besaran biayanya maupun lama durasi kerja samanya.

“Dan seluruhnya harus mendapat persetujuan DPRD. Untuk itu, saya berharap DPRD bisa membantu Pemerintah Daerah dalam menangani persoalan ini dengan duduk bersama melakukan kajian serta memberikan persetujuan,” pungkas Winengan. https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2110856545703348/2110856432370026/?type=3&theater

PEMKAB LOMBOK BARAT BUTUH SDM APLIKASI LPSE YANG HANDAL

Giri Menang, Jumat 28 Juni 2019 – Dalam rangka peningkatan mutu Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Bagian Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) membutuhkan tenaga aplikasi LPSE yang handal. Untuk memenuhi SDM tersebut, Bagian PBJ menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Aplikasi LPSE dengan sistem e-Pengadaan, e-Pencatatan dan e-Swakelola. Sebanyak 30 orang peserta dari masing-masing OPD ini akan menerima materi diantaranya materi pengadaan langsung, pencatatan dan swakelola.

Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan, Hj. Lale Prayatni dalam arahannya mengatakan, peserta bimtek selaku pengelola dan calon pengelola barang dan jasa diharapkan sebagai tulang punggung dalam menyukseskan pembangunan.

“Tanpa adanya pengelola barang dan jasa, pembangunan tidak akan bisa berjalan. Alhamdulillah, tahun 2019 ini Bagian Pengadaan Barang dan Jasa sudah terbentuk,” kata Lale saat membuka kegiatan di Aula Kantor Bupati, Jum’at (28/6).

Ia menilai, walaupun OPD baru ini dinilai masih muda, namun pengelolanya terdiri dari para pakar yang telah banyak dan berpengalaman dalam mengelola barang dan jasa. Terkait dengan aplikasi e-e-e (e-Pengelolaan, e-Pencatatan, e-Swakelola, red) lanjut mantan Kepala Dispneda Lobar ini, merupakan salah satu agenda baru Bagian PBJ.

“Terkait Barang dan jasa ini regulasinya ada Kepres 16, Kepres 17, dan Kepres 80. Tapi sekarang kembali ke Kepres 16,” sebut Lale. Dia juga berharap, para peserta Bimtek supaya mengikutinya hingga finish, karena ini penting dalam rangka mengisi SDM pegelola barang dan jasa di Pemkab Lobar.  https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2110692119053124/2110691842386485/?type=3&theater

KAPOLDA NTB KUNJUNGI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Jum’at 28 Juni 2019 – Kapolda Nusa Tenggara Barat, Irjen Pol Nana Sujana mengunjungi Kantor Bupati Lombok Barat. Kedatangan Kapolda bersama jajaran disambut langsung oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid didampingi Ketua DPRD Imam Kafali, dan jajaran pejabat Pemkab Lombok Barat.

“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat Kabupaten Lombok Barat mengucapkan selamat datang dan terima kasih atas kunjungan silaturrahminya,” kata Fauzan saat menyambut Kapolda NTB di Aula Kantor Bupati Lombok Barat, Kamis (27/6).

Bupati Fauzan juga melaporkan kondisi Lombok Barat saat ini. Secara umum Lombok Barat dalam keadaan aman dan kondusif. Begitu juga dengan pembangunan yang berjalan baik berkat kerja sama semua elemen masyarakat.

“Alhamdulillah dengan kerjasama jajaran pemerintah, TNI/Polri dan tokoh masyarakat, Lombok Barat cukup kondusif. Di Lombok Barat tidak ada aliran radikal, jika pun ada itu isu. Untuk itu dengan hadirnya Bapak Kapolda kita harapkan kondisi daerah khususnya Lombok Barat semakin baik,” tuturnya.

Dalam kali pertama kunjungannya ke Lombok Barat, mantan Dirpolitik Baintelkam Polri ini mengaku terharu atas sambutan Bupati Fauzan dan jajaran. Irjen Pol Nana Sujana sendiri baru menjabat sebagai Kapolda NTB awal Mei lalu. Nana menggantikan Irjen Pol Achmad Juri yang memperoleh jabatan baru menjadi Gubernur Akpol Lemdiklat Polri.

Pada kesempatan itu, Kapolda NTB Nana Sujana kemudian memperkenalkan diri dan menyampaikan sedikit arahan. Terkait tugasnya sebagai pimpinan tertinggi kepolisian di wilayah NTB, Nana Sujana menyatakan dalam kunjungan pertamanya ke Lombok Barat ini dimaksudkan untuk meminta do’a dan dukungan pemerintah dan masyarakat untuk menerimanya sebagai Kapolda baru, serta mengajak tokoh masyarakat ikut menjaga keamanan bersama-sama.

“Ini tugas kita bersama menjaga keamanan dan kondusifitas daerah. Forkopimda masing-masing kabupaten/kota harus solid, Dandim, Kapolres, Kejaksaan, Pengadilan dan Ketua DPRD. Jika aparat solid maka dampaknya positif. Endingnya juga sangat baik bagi kesejahteraan masyarakat,” tegas Nana.  https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2110636742391995/2110636292392040/?type=3&theater

PKK LOBAR SOSIALISASIKAN GEMAR MAKAN IKAN

Guna kembali mensosialisasikan dan memasyarakatkan gemar memakan ikan di Kabupaten Lombok Barat, Dinas Kelautan dan Perikanan Lombok Barat bersama TP-PKK Lombok Barat menggelar kegiatan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan atau GEMARIKAN. GEMARIKAN ini dilakukan dengan pemberian makanan tambahan untuk anak sekolah (PMT-AS) kepada 201 orang siswa/siswi SDN 1 Selat di Kecamatan Narmada, Lombok Barat.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Camat Narmada Baiq Yeni Satriani Ekawati, Sekcam Narmada Muhammad Busyairi, Kepala Desa Selat Sabudi, Wakil Kepala SDN 1 Selat Repi.

Ketua TP-PKK Lombok Barat Hj. Khairatun Fauzan Khalid berharap agar semua tempat bisa dimasuki untuk lebih meningkatkan kegemaran anak-anak memakan ikan. Terutama dimana anak-anak biasa berkumpul seperti di rumah dan di sekolah yang ada kantinnya.

Menurutnya, ikan sebagai sumber protein sangat relevan untuk mendukung program prioritas pemerintah, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Tak hanya itu saja, gerakan ini juga diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi berbasis pada kelautan dan perikanan.

“Nanti untuk di kantin kita sediakan makanan-makanan olahan ikan yang tentunya harus sehat. Jangan sampai olahan tersebut mengandung zat berbahaya,” ujar Khairatun, Kamis (27/6).

Khairatun meminta agar para guru juga mengajarkan tentang manfaatnya makan Ikan bagi anak-anak didik dengan tujuan agar anak-anak menjadi cerdas serta cukup protein.

“Gemar mengonsumsi ikan harus kita mulai sejak dini, dengan banyak mengonsumsi ikan maka intelegensia anak-anak akan meningkat dan bermanfaat bagi tumbuh kembang anak, termasuk untuk kecerdasan otak anak kita. Di samping ikan juga banyak mengandung omega 6 dan omega 9 bagi otak,” terangnya.

“Dengan makan ikan akan mengurangi Stunting atau kelahiran anak yang kocet, cendek (pendek, kerdil-red),” lanjutnya.

Sementara itu ditemui usai kegiatan, Kasi Bidang Pengendalian Sumber Daya Perikanan DKP Lombok Barat Firman Taufik menjelaskan, kegiatan GEMARIKAN ini dimaksudkan untuk mengajak masyarakat agar menyeimbangkan gizi antara asupan sayur, daging, dan ikan. Masyarakat yang disasar adalah masyarakat usia emas (golden age) karena pada usia emas ini gizinya harus diperhatikan.

“Jikalau anak-anak pada usia emas ini gizinya buruk, akan rentan terkena penyakit. Namun, jika sudah dijaga dari awal, kekebelan tubuhnya akan terus meningkat,” katanya.

Firman menambahkan kegiatan GEMARIKAN setiap tahunnya terbatas hanya 500 siswa dan sebagian SD yang diakomodir.

“Kita memilih SDN 1 Selat Kecamatan Narmada karena menjadi daerah yang terdampak gempa dan kegiatan ini juga sebagai bentuk trauma healing kepada siswa yang dirangkai dengan peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2019,” terangnya.

Firman beharap kedepan bisa mengakomodir semua Sekolah Dasar yang terkena gempa beberapa waktu lalu, begitu juga bagi sekolah dasar lainnya.     https://www.facebook.com/pkklobar/photos/pcb.610533156023255/610532409356663/?type=3&theater

Wisuda PAUD Bina Islami Kediri Lombok Barat

Giri Menang, Rabu 26 Juni 2019 – Sebanyak 39 siswa PAUD Bina Islami resmi diwisuda. Acara ini disambut baik para orang tua siswa. Melalui kegiatan ini diharapkan mampu menguatkan mental anak didik lembaga pendidikan yang berada di Desa Kediri, Lombok Barat ini.

“Sebenarnya wisudanya ini tidak boleh tetapi kami melaksanakan pelepasan ini di rangkai dengan kegiatan-kegiatan apa yang telah mereka dapatkan di paud dari mulai kogniti, bahasa, dan seninya. Itulah yang kami tampilkan supaya wali murid tau bagaimana perkembangan anak didik,” ujar Baiq Kartika Niasih, Rabu (26/6).

Acara pelepasan ini dibuka dengan pembacaan Qalam Illahi dilanjutkan dengan penampilan seni oleh para siswa.

Tidak hanya para siswa dan orangtua murid saja yang merasakan suasana bahagia saat itu. Para fotografer setempat pun kena getah manisnya. Mereka membuka stand wisuda di lokasi acara tersebut.

Zam Hadi dan Yasir Arafat misalnya, fotografer wisuda ini mengaku pendapatannya bertambah setelah adanya pelepasan TK dan Paud.

“Biasanya kami memperoleh penghasilan dari acara wisuda universitas, tapi setelah adanya pelepasan di TK dan Paud ini kami sangat terbantu untuk menunjang ekonomi keluarga kami,” ujar Hadi.  https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2108686489253687/2108685795920423/?type=3&theater

Cegah Narkoba dari Pelayanan Posyandu

Gerung, Kominfo. Wagub NTB Hj Rohmi Djalilah menyatakan, bahaya narkoba ini sudah sangat mengkhawatirkan sungguh sangat mengkhawatirkan saat ini. Narkoba tidak  tidak bisa mengharapkan pada satu pihak saja tetapi harus bersama-sama harus dari bawah.

“Pencegahan narkoba dimulai dari diri sendiri dan keluarga. Pemerintah Provinsi NTB sepakat dengan Bupati Walikota se NTB untuk bagaimana mencegah narkoba ini dari paling bawah melalui revitalisasi Posyandu dan kita yakin akan bisa berjalan dengan baik,” ujar Rohmi Djalilah pada puncak peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) provinsi NTB di Giri Menang, Gerung, Rabu (26/6/2019).

Wagub menambahkan, revitalisasi Posyandu yang tengah digencarkan di NTB saat ini tidak hanya sebatas penimbangan, pemeriksaan anak dan ibu hamil semata, namun juga bisa diselipkan dengan penyuluhan lainnya seperti penyuluhan yang mencakup juga narkoba.

“Kadar-kader kita nantinya itu akan kita sertifikasi sertifikasi adalah dari dinas kesehatan provinsi bekerjasama dengan kabupaten kota sehingga kader kader yang sudah terlatih itu tidak diganti, meskipun nanti ada pergantian Kepala Desa, mengingatbkader-kader itunsudah terlatih,” kata Wagub.

Wagub juga menambahkan, para kader Posyandu tidak saja focus pada persoalan-persoalan kesehatan batita, balita ataupun ibu hamil, namun juga bias menyampaikan informasi lain tidak saja tentang narkoba tetapi juga tentang isu-isu yang terjadi di Nusa Tenggara Barat, termasuk pernikahan usia dini, TKI illegal, illegal loging ataupun isu lingkungan lainnya.

“Insya Alloh atas upaya dan kerjasama semua pihak dalam memberantas narkoba, NTB ke depannya diharapkan bebas narkoba. Dengan demikian “Milenial Sehat Tanpa Narkoba Menuju Indonesia Emas akan bias terwujud,” tandas Ummi Rohmi panggilan akrabnya.

Wagub NTB pada kesempatan tersebut tertarik dengan penampilan pelajar SMPN 1 Gerung yang memperagakan Perang Topat sebagai kekhasan budaya Lombok Barat. Orang nomor dua di NTB ini justru tertarik untuk mengikutsertakannya pada pestival budaya September 2019 mendatang di Kota Paris, Prancis.

“Inilah bentuk nyata para milenial kita melakukan hal-hal produktif dalam mengisi waktu senggang untuk melestarikan budaya. Jadi diisi dengan kegiatan positif tidak lalu terjerumus ke hal-hal yang negative seperti narkoba,” ujar Wagub bangga.(her).

SERIUS TANGANI PJU, LOMBOK BARAT KAJI PENGALAMAN SOLO

Giri Menang, Rabu 26 Juni 2019 – Persoalan yang kerap muncul tentang sering matinya penerangan jalan umum (PJU), membuat Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melakukan kajian ke Kota Surakarta.

Dengan dipimpin oleh Wakil Bupati Hj. Sumiatun, tim yang terdiri atas Sekretaris Daerah H. Moh. Taufiq, Asisten II bidang Perekonomian dan Pembangunan Hj. Lale Prayatni, Kepala Bappeda H. Baehaqi, Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman H. Lalu Winengan dengan didampingi langsung oleh Ketua DPRD Lombok Barat Imam Kafali diterima oleh Wakil Walikota Surakarta Rachmad Purnomo beserta jajarannya di Ruang Graha Notopraja Pemerintah Kota Surakarta, Solo, Selasa (25/6).

Menurut Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat H. Moh. Taufiq, kehadiran mereka di Pemkot yang memiliki luas wilayah hanya 44,04 kilo meter persegi adalah dalam rangka melakukan kajian pembanding atas upaya Lombok Barat menjalin Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) khusus untuk PJU.

“Sebelumnya kami melakukan konsultasi dengan Bappenas dan mereka menyarankan kami melakukan study banding ke Kota Solo ini,” terang Taufiq.

Menurut Taufiq, pihaknya telah mengkonsultasikan KPBU PJU ini beberapa waktu lalu kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan ditemui oleh Direktur Kerjasama Pemerintah-Swasta dan Rancang Bangun Sri Bagus Guritno.

Daerah yang pernah dipimpin Joko Widodo dengan tingkat kepadatan penduduk terpadat di Jawa Tengah, yaitu 12 ribuan per kilo meter persegi ini telah melampaui tahap Feasibility Studies (FS) dan saat ini sedang memasuki pembahasan Rancangan Peraturan Daerah dengan DPRD.

“Kami sudah mendapatkan persetujuan dari DPRD untuk KPBU dan saat ini sedang membahas Raperda untuk persetujuan pembayarannya karena menggunakan APBD. Bahkan hari ini kami akan membahasnya,” aku Kepala Bagian Hukum Pemkot Surakarta, Enny R.

KPBU PJU di Surakarta menurut Pelaksana Teknis PJU di Dinas PUPR Surakarta, Agung, dari perencanaannya, KPBU itu akan meliputi pembangunan di 32.000 titik yang non abonemen dengan PLN.

“Kajian internal kami saat ini ada 21.222 titik yang masih abonemen dengan PLN. keuntungannya dengan KPBU bisa menjadi 32.000 non abonemen, 100% termeterisasi, tiang bisa dimiliki secara mandiri, dan seluruhnya LED dengan SNI,” papar Agung.

KPBU PJU di Surakarta dilakukan atas prakarsa Pemerintah Daerah (solicited). Hal tersebut telah dinisiasi sejak Desember 2017.

“Kita membayar tagihan ke PLN sampai 3,9 milyar per bulan, namun dengan kondisi pemeliharaan dan penambahan PJU yang tidak bisa optimal” aku Wakil Walikota Rachmad Purnomo.

Pihaknya merencanakan bisa menjalin KPBU dan mulai dibangunkan tahapan konstruksinya di tahun 2020 nanti dengan lama kerjasama antara 10-20 tahun di seluruh titik jalan.

Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Moh. Taufiq menuturkan bahwa KPBU PJU di Lombok Barat adalah justru inisiatif atau prakarsanya datang dari pihak ketiga (unsolicited).

“Kita menyambut gembira prakarsa itu, namun kami harus berhati-hati menerapkan pola KPBU ini agar menguntungkan namun tetap aman dari aspek hukum,” terang Taufiq.

Dari informasi pihak Dinas Perumahan dan Permukiman yang menangani PJU, Lombok Barat sudah melakukan kajian Pra FS untuk KPBU. Hal tersebut dilakukan karena selama ini membayar PJU antara Rp. 19 sampai Rp. 21 milyar per tahun. Pembayaran rekening yang besar dan membebani APBD setiap tahun anggaran karena banyak kekeliruan penetapan tagihan dari PLN. Pihak Dinas Perumahan dan Pemukiman mendapatkan masalah itu karena masihnya double pembayaran, kwh meter terbatas, dan Lombok Barat masih terbebani pembayaran PJU daerah lain yang sudah bukan lagi kewajiban Pemkab Lombok Barat. Di satu sisi lainnya jumlah dan kondisi PJU justru tidak semakin baik.

“Sehingga semua beban itu harus turun jika KPBU ini kita lakukan,” pungkas Taufiq.

Sampai saat ini, kondisi PJU di Lombok Barat adalah 2024 titik lampu LED dan 4000-an Non LED. jika KPBU bisa direalisasikan, sampai lima tahun ke depan diharapkan antara 7.500 sampai 15.000 titik lampu bisa terpasang dan terpelihara dengan baik. Demikian pula dengan pembiayaannya yang akan semakin efisien karena terhindar dari kesalahan penghitungan. https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2107428556046147/2107428182712851/?type=3&theater

PENGGIAT LINGKUNGAN DAN PARIWISATA LOMBOK BARAT GELAR AKSI BERSIH PANTAI

Giri Menang, Selasa 25 Juni 2019 – Dalam rangka menggugah kesadaran masyarakat tentang bahaya sampah plastik di laut, para penggiat lingkungan dan pariwisata seperti Lombok Care Community (LCC), Sekotong Clean Community, Himpunan Pariwisata Indonesia Kabupaten Lombok Barat, dan para Boatman melakukan aksi bersih pantai di Pantai Elak-Elak, Kecamatan Sekotong, Minggu (23/6).

Tidak ketinggalan para pedagang, tukang parkir, dan masyarakat sekitar juga terlibat dalam aksi ini.

Dalam aksi bersih pantai ini, setiap orang menyusuri pantai untuk mengambil sampah yang berserakan. Sampah yang sudah terkumpul kemudian akan disalurkan ke Bank Sampah untuk dikelola.

“Aksi ini tujuannya untuk mengedukasi masyarakat, pelaku wisata dan wisatawan, bahwa menjaga laut itu harus bersama,” kata Kordinator Umum LCC, Pasak Arianta usai melakukan akasi bersih pantai.

Menurut Pasak, Kerusakan ekowisata laut banyak disebabkan oleh limbah sampah plastik, baik dari rumah tangga atau wisatawan. Untuk itu perlu kesadaran dan keterlibatan semua pihak untuk menjaga kebersihan laut.

“Selain merusak habitat laut, limbah plastik di laut ini akan membuat keindahan pantai akan berkurang sehingga berpengaruh terhadap sektor pariwisata,” ungkap Pasak.

Pasak berencana akan melakukan kegiatan serupa di kawasan Sekotong lainnya dengan melibatkan banyak pihak, dengan maksud memberikan edukasi kepada masyarakat luas.  https://www.facebook.com/humaslobar/photos/pcb.2105701869552149/2105701462885523/?type=3&theater

1 194 195 196 197 198 394