KAFILAH LOMBOK BARAT, SIAP BERJUANG

Giri Menang, Kamis 22 November 2018 – Dalam rangka mengisi pembangunan di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) harus melibatkan semua pihak. Tidak saja keterlibatan masyarakat, tapi pemerintah pun harus turut memberikan andil positif. Hal tersebut diungkapkan Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid saat melepas 16 orang kafilah asal Lobar yang akan berjuang mengikuti Seleksi Tilawatil Quran (STQ) XXV tingkat Provinsi NTB. Rencananya kegiatan STQ akan digelar di Islamic Center Mataram 22-26 November 2018.

“Mari kita bersama-sama berjuang, kalian semua terpilih menjadi wakil Lombok Barat pada Seleksi Tilawatil Quran tingkat Provinsi NTB,” harap Fauzan.

Tidak hanya sekedar harapan, tapi bupati juga mengimbau seluruh kafilah untuk berdoa, agar seluruh kafilah dianugerahi kesehatan, kesempatan dan kemenangan. Bupati juga menyingung, pada gelaran STQ di Kabupaten Bima beberapa waktu lalu, Kabupaten Lombok Barat keluar sebagai juara umum.

“Terkait dengan kemenangan tersebut, kita juga berharap, kemenangan akan senantiasa berpihak pada kabupaten Lombok Barat yang sama-sama kita cintai ini,” harapnnya dihadapan Sekda Lobar, sejumlah Kepala OPD dan seluruh kafilah dan official di Masjid Patut Patuh Patju di Giri Menang-Gerung.

Harapan lain yang diimbau bupati, seluruh kafilah agar terkonsentrasi penuh. Fokus pada kegiatan STQ. Bahkan seluruh kafilah tidak diperkenankan membawa alat komunikasi seperti HP. “Agar lebih terkonsentrasi, saya mohon kepada seluruh pendamping official, mulai sekarang harus betul betul steril,” harap bupati seraya meminta HP milik kafilah supaya dikumpulkan. “Memang perjuangan itu sangatlah berat, HP kalian di off kan dulu demi konsentrasi,” lanjutnya.

Dikaitkan dengan kebijakan, soal hadiah merupakan kewenangan provinsi. Namun bagi pemeritah Lombok Barat, Fauzan menyebut akan memberikan sesuai kebijakan dan kesepakatan, semua menjadi perhatian pihak jika kafilah Lobar meraih prestasi membanggakan. “Saya minta kalian konsentrasi tidak saja saat mengikuti STQ, tapi di sekolah pun konsentrasi dan fokus sangat diperluakn,” pintanya.

Di tempat yang sama, Sekretaris LPTQ Lobar, H. Muktasimbillah melaporkan, kontingen atau kafilah STQ asal Lombok Barat sebanyak 16 orang masing-masing putra dan putri. Mereka akan mengikuti tiga cabang mata lomba yakni Tilawah, Tahfiz dan Tafsir. Untuk Tilawah untuk golongan anak-anak dan dewasa. Cabang Tahfiz golongan 5 Juz 10 dn 20 juz. Cabang Tafsir untuk golongan Bahasa Arab.

“Jumlah keseluruhan kafilah sebanyak 32 orang termasuk pendamping, pelatih dan ofisial,” kata Penjabat pada Bagian Kesra kantor Bupati Lobar ini.

Kata Muktasimbillah, sebelum melakukan lomba, para kafilah terlebih dahulu digembleng dengan beberapa kali pembinaan. Dalam pembinaan yang ketiga para kafilah dibimbing oleh tiga pengurus pondok pesantren (ponpes) di Lombok Barat. Selanjutnya dilakukan evaluasi sebelum mereka menempati Hotel Arum Jaya-Mataram.

Dari 16 kafilah, salah satu peserta Tilawah golongan anak-anak, Muhammad Faqih Muzaddid mengaku siap bertempur. Namun siswa kelas lima SDN I Montong Are-Kediri ini belum berani memasang target. Beralasan karena kegiatan STQ baru pertama kali diikutinya. “Tapi saya dan teman-teman harus berjuang membawa prestasi,” katanya optimis. (LPA/humas)

PEMBANGUNAN BENDUNGAN MENINTING TINGGAL SELANGKAH

Giri Menang, Kamis 22 November 2018 – Rencana pembangunan Bendungan Meninting yang sempat hilang kabarnya itu, kini mulai memasuki titik terang. Diam-diam ternyata tahapan proses kegiatannya sudah berjalan. Begitu pula dananya sudah tersedia. Dari 6 tahapan awal yang dilalui, kini sudah mencapai tahapan kelima.

“Tinggal tahapan keenam yakni pembebasan lahan yang belum dilakukan,” ujar Asisten II Pemprov NTB, H. Chairul Machsul siang tadi, (22/11) di Mataram.

Dikatakan, untuk rencana pembangunan Bendungan Meninting ini masih belum ada kejelasan masalah tanah. Kondisi ini tentunya cukup ruwet, karena akan menyebabkan kontraktor belum berani mengambil langkah.

Dirinya berharap agar tahun 2018 ini pembebasan lahan dan pembuatan jalan masuk sudah selesai.

“Saya harap Pemkab Lobar segera menyelesaikan proses apraisial. Apalagi uangnya sudah ada dari APBN dan bukan APBD,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Asisten II Pemkab Lobar Hj. Baiq Lale Prayatni menjelaskan, pihaknya sudah menganggarkan dari APBD-P sebesar Rp 2,3 milyar.

Baiq Lale menepis anggapan pihak Pemkab Lobar lamban dalam menyelesaikan pembebasan lahan. Menurutnya, Pemkab Lobar tetap melakukan koordinasi dengan BPN Provinsi maupun Lobar. Namun yang menyebabkan keterlambatan ini adalah adanya informasi proyek pembangunan bendungan Meninting dihapus. Selain itu pada saat yang sama Lobar mengalami defisit anggaran.

“Uang kami juga defisit pada waktu itu akibat gempa,” jelas Baiq Lale.

Sementara itu kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I, Ir. Asdin Julaidy menjelaskan, fungsi Bendungan Meninting ini nantinya sangat banyak. Lahan yang bisa diairi mencapai 2.600 hektar. Airnya nanti selain dibawa ke Dam Mujur, juga akan mengganti pelayanan mata air Ranget untuk kebutuhan masyarakat.

“Mata air Ranget nanti bisa fokus untuk PDAM,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, air bendungan ini juga akan dapat membantu aliran bendungan Pandan Duri sehingga air dari kokoq Babak bisa diover ke bendungan Pandan Duri. Sementara itu air baku bendungan ini sendiri bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat Gunung Sari dan Lingsar.

Sementara itu, Camat Gunungsari H. Rusni menjelaskan, terkait persoalan di masyarakat yang ketempatan pembangunan bendungan ini, hampir tidak ada. Desa yang terdampak adalah Bukit Tinggi yang masuk Gunungsari, dan Dasan Geria yang masuk kecamatan Lingsar.

Dikatakan H. Rusni, warganya yang ada di Dusun Kembalikan, Mur Padang dengan jumlah ratusan KK itu menerima untuk direlokasi. Namun yang terasa agak berat adalah pembangunan salah satu sekolah yang juga terkena proyek bendungan. Sekolah tersebut adalah SDN 3 Bukit Tinggi.

Mengenai harga tanah, H. Rusni mengatakan, sebelum adanya rencana pembangunan bendungan ini harganya sekitar Rp 5 juta per are. Tapi sekarang sudah naik, minimal Rp 10 juta per are.

“Tapi sekarang belum dibebaskan. Karena masih diukur oleh BPN,” pungkasnya. (afgan/humas)

PULUHAN SISWA BERAKSI DALAM GEBYAR SENI PELAJAR LOMBOK BARAT

Giri Menang, Sabtu 17 November 2018 – Penampilan pluhan pelajar dari 10 sekolah se-Lombok Barat sukses menghibur para tamu dan undangan yang memadati Gedung Budaya Narmada, Jum’at  (16/11) malam tadi. Para siswa SD dan SMP tersebut menampilkan berbagai atraksi seperti seni tari, pantomim, musik kreatifitas dan ansambel gitar pada Gebyar Seni Pelajar untuk Pendidikan yang diselenggarakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lombok Barat.

Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid yang turut hadir dalam kesempatan itu berharap kegiatan seni semacam ini terus digalakkan dan ditingkatkan. Baginya seni budaya lokal merupakan cerminan perwujudan kenyaataan karakter masy masyarakat sehingga harus terus dijaga dan dilestarikan.

“Kegiatan ini tiap tahun kita selenggarakan dan dari tahun ke kita terus qt berusaha meningkatkannya. Tahun 2017 kita adakan di bencingah, tahun ini di Gedung Budaya Narmada dan Insya Allah tahun depan kita bisa mengundang kabupaten/kota di NTB untuk ikut menampilkan kebudayaan kabupaten/kotanya. Insya Allah apa yang kita lakukan ini menjadi kontribusi untuk bangsa dan negara kita,” harapnya.

Selain menampilkan kesenian dalam kegiatan ini juga dirangkai dengan pemberian penghargaan bagi siswa, guru dan sekolah yang berhasil meraih prestasi di tingkat provinsi dan nasional.

Fauzan juga menyinggung kontribusi guru dalam pembangunan bangsa.

“Peran dari guru sangat luar biasa untuk pembangunan bangsa kita. Kalau gurunya semangat kemungkinan masa depan daerah kita akan cepat tercapi. Saya harap kepada guru dapat meningkatkan kapasitas masing-masing. Lombok Barat mungkin satu-satunya kabupaten selain Kota Mataram yang mewakili NTB untuk lomba seni dan tradisional,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Dikbud NTB M. Suruji sangat mengapresiasi kegiatan ini. Baginya melalui kegiatan seni budaya semacam ini sebagai salah satu metode pendidikan karakter bangsa.

“Seni budaya yang tidak terbatas, maka tradisi adalah pendidikan karakter. Saya juga sudah berpesan kepada Kadis Dikbud Lombok Barat nanti video kegiatan ini bisa saya minta untuk disebarkuaskan. Karena kegiatan ini di NTB yang pertama oleh karena itu saya berharap kegiatan ini bisa menular dan bisa diikuti kabupten/kota lainnya bahkan provinsi,” ujarnya.

Penampilan para siswa mendapat apresiasi tinggi, khsusunya Ibu Cesilia sang pelatih. Bagi wanita yang bekerja sebaga pelaksana pada bidang kebudayaan Dinas Dikbud Lombok Barat ini ada tantangan tersendiri dalam melatih para siswa.

“Anak-anak sangat antusias. Memang sedikit susah mengarahkan karena anak-anak ini baru pertama mengikuti kegiatan ini. Tapi mereka sangat bersemangat dan hasil dari latihan selama dua minggu bisa kita saksikan malam ini,” ungkapnya bangga.

FAUZAN : IKUTI SUNNAH RASULULLAH SAW

Giri Menang, Sabtu 16 November 2018 – Tidak ada sedetikpun sepanjang sejarah hidup Rasullullah SAW yang tidak bisa dicontoh. Terlebih setiap perkataan Rasulullah SAW semuanya penuh dengan hikmah dan pelajaran.

“Itulah sebabnya Islam disebut sebagai agama yang sempurna. Insya Allah kitapun sebagai manusia kalau bisa mengikuti Rasulullah SAW, Insya Allah juga akan menjadi sempurna,” kata Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid dalam acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Halaman Paud Mutiara Hati Dusun Gegelang Bantek, Desa Gegelang Kec. Lingsar, Jum’at (16/11).

Fauzan mengatakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan adat istiadat masyarakat Lombok secara khusus, dan bangsa Indonesia pada umumnya.

“Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah mengingat dan mengenang jasa-jasa Rasulullah SAW sekaligus berusaha mengikuti sunnah-sunnah Rasulullah SAW. Kita berusaha secara maksimal meneladani beliau dan mencontoh beliau dalam semua hal. Tidak hanya dalam sholat dan mengaji tetapi dalam semua sesi kehidupan,” tambahnya.

Selain peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, dalam kesempatan itu Bupati Fauzan Khalid juga meresmikan Gedung PAUD Mutiara Hati dilanjutkan dengan dengan Khatamul Qur’an dan Ngurisan.

Di Kabupaten Lombok Barat sendiri paling sedikit sudah ada 500 PAUD/TK dibangun. Dalam kesempatan itu, Fauzan mengaku sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada masyarakat Gegelang atas partisipasi dan dukungan dalam pembangunan PAUD Mutiara Hati ini.

“Mudah-mudahan PAUD kita ini berkah dan bisa memberikan dasar-dasar karakter yang kuat, agama yang kuat bagi adek didik kita yang sekolah di PAUD ini sehingga nanti bisa menjadi harapan bagi agama, nusa dan bangsa,” harapnya.

Sementara itu Ketua Lembaga PAUD Mutiara Hati Tohri menyampaikan PAUD mutiara Hati ini mulai dirintis pada tanggal 1 juli 2007 dan mendapatkan izin operasional pada tanggal 11 juli 2008. PAUD Mutiara Hati dengan luas tanah lima are ini sudah mendapatkan akreditasi pada tahun 2017 dengan mendapatkan nilai C dengan niat bisa mendapatkan akreditasi.

“Terkait dengan keadaan PAUD kita ini yang belum memadai terutama pada bidang fisiknya, namun Alhamdulillah sekarang pembangunan PAUD Mutiara Hati ini sudah terselesaikan oleh Dana Desa (DD) Tahun Anggaran 2018 dengan Total Anggaran Biaya 176.731.350 rupiah,” paparnya.

Anak didik di PAUD Mutiara Hati sendiri saat ini berjumlah 32 orang dengan tenaga pendidik 5 orang ditambah tenaga administrasi sebanyak 3 orang. (andy/humas)

LOMBOK BARAT JADI PILOT PROJECT YES I DO

Giri Menang, Jum’at 16 November 2018 – Perhatian terhadap pembangunan di desa tidak saja menjadi kewajiban pemerintah secara internal, bahkan negara luar pun turut berkiprah memberikan dukungan.

Salah satu lembaga non pemerintah yang menamakan diri Yes I Do Indonesia turut berkiprah memberikan bantuan berupa advokasi untuk perlindungan anak dan perempuan itu.

Untuk Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Yes I Do secara khusus akan menjadikan empat desa sebagai sasaran utama. Desa tersebut adalah Jagaraga Indah Kecamatan Kediri, Desa Lembar Selatan di Kecamatan Lembar, Desa Sekotong Timur Kecamatan Lembar dan Desa Kediri Kecamatan Kediri.

Mereka menanggap empat desa tersebut cukup berpotensi untuk menjadi sasaran program mereka untuk mengentaskan persoalan eksploitasi anak dan perempuan.

Direktur Program Plan International Indonesia yang merupakan salah satu aliansi Yes I Do, Magdalena menjelaskan, pihaknya tidak sendiri, melainkan juga membawa dua anggota aliansi lainnya, yaitu Chelsea Aufaerhajde dari Belanda dan Samira Al-Zwairi dengan posisi sebagai Monitoring dan Evaluation Officer untuk Plan International. Mereka menemui Bupati Lombok Barat (Lobar) H. Fauzan Khalid di kantornya, Jum’at (16/11).

Sebagai bukti kiprah mereka di Lobar, Magdalena juga menghadirkan sejumlah pengusaha home industry asal Lobar.

Mereka turut berkiprah dalam membantu usaha industri kaum hawa, khususnya di Dusun Bun Bleng Desa Sekotong Timur Lembar.

Di dusun itu, perempuan penganggur dan anak-anak terlantar akan diberdayakan menjadi orang yang memiliki skill sehingga mampu mandiri secara ekonomi.

“Ini saya bawa contoh sirup jambu mete, merupakan hasil home industri di Dusun Bun Bleng,” kata seorang ibu.

Secara formal, Yes I Do Indonesia akan fokus pada 4 desa bersangkutan. Di empat desa ini mereka akan berkiprah menangani kasus perkawinan usia dini, konseling dan perlindungan terhadap perempuan dan anak yang mengalami kekerasan serta trafficking atau perdagangan anak.

Di tempat yang sama Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid sangat mengapresiasi program mereka.

Pemerintah Daerah sendiri dalam rangka menangani kasus perlindungan perempuan, sudah memiliki program Gerakan Anti Merariq Kodeq (Gamaq), kata Bupati.

Program itu diinisiasi oleh Dinas Pengendalian Penduduk, KB, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Lobar.

“Saya berterima kasih kalau ada lembaga in formal maupun non formal yang turut berkiprah, membantu saudara saudara perempuan dan anak anak kita di desa,” ucap bupati yang didampingi Kepala DP2KBP3A Ramdan Hariyanto dan jajarannya.

“Tahun depan, kita akan perkuat program Yes I Do ini dengan mendorong adanya Rancangan Peraturan Daerah tentang Pencegahan Pernikahan Usia Dini dan Perlindungan kepada Anak,” tambah Fauzan.

Dengan Raperda itu harap Fauzan, akan semakin menekan pernikahan dini sehingga Gamaq akan menjadi semakin implementatif dan kuat secara hukum.

Di Lombok Barat, tercatat di tahun 2015 memiliki angka perkawinan di bawah usia 20 tahun mencapai 56,7 persen. Setelah adanya Gamaq, angka tersebut telah mampu diturunkan menjadi 22 persen.

“Artinya, kita mampu menekan perkawinan bawah umur lebih dari 30 persen,” pungkas Fauzan. (LPA/humas)

DORONG KESIAPSIAGAAN, KEMENSOS RI BENTUK RATUSAN KAMPUNG SIAGA BENCANA

Giri Menang, Kamis 15 November 2018 – Indonesia merupakan salah satu negara dengan resiko rawan bencana. Namun tinggal di lokasi rawan bencana bukan berarti kita harus hidup dalam kekhawatiran atau menunggu bencana datang baru bergerak. Tapi kita harus selalu siaga. Untuk mendorong kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) RI membentuk suatu wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dinamakan Kampung Siaga Bencana (KSB).

Tahun ini, Kemensos RI menargetkan membentuk 100 KSB. Tercatat sudah lebih dari 600 KSB terbentuk di 68 lokasi yang tersebar di 34 provinsi se-Indonesia. Di NTB baru terbentuk 18 KSB. Sedangkan di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) sendiri baru terbentuk empat KSB. Di wilayah utara Lobar, yakni Desa Gelangsar di Kecamatan Gunung Sari, wilayah tengah di Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung, di wilayah selatan di Desa Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong dan di wilayah timur di Desa Gegerung Kecamatan Lingsar.

KSB Desa Gegerung sendiri baru dikukuhkan pagi tadi, Kamis (15/11). Pengukuhan dilakukan di Lapangan Duman Kecamatan Lingsar dan disaksikan oleh Staff Ahli Bupati Bidang Adm Umum dan Kesejahteraan H. Mahyudin, Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Dirjen Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Tetrie Darwis, Anggota Komisi VIII DPR RI Nanang Samodra, Kepala Dinas Sosial NTB, dan Kepala Dinas Sosial Lobar Hj. Ambaryati.

Dipilihnya Desa Gegerung sebagai KSB lantaran wilayah ini dapat dikatakan sebagai wilayah rawan bencana. Cakupan KSB ini tidak terbatas untuk Desa Gegerung saja, melainkan hingga ke kecamatan. Harapannya, KSB Desa Gegerung dapat membantu desa lain yang berada di kecamatan sekitar jika terjadi bencana.

“Supaya pada saat terjadi bencana masyarakat bisa melakukan pencegahan terlebih dahulu. Tidak perlu menunggu dari kabupaten ataupun provinsi. Jadi di kampung siaga bencana itu sudah ada yang dilatih evakuasi, pembangunan selters, dan juga ada yang dilatih untuk menyiapkan dapur umum,” terang Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Lobar, Baiq Aprina Rohmawiyanti.

Di Kampung Siaga Bencana sendiri ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, warga Kampung Siaga Bencana harus memiliki mental yang tangguh menghadapi bencana. Yang kedua adalah solidaritas atau kekompakan. Sebab bencana tidak akan pernah bisa dihadapi secara perorangan, melainkan semua komponen masyarakat mulai dari remaja, hingga manula harus siaga bahu membahu.

Selanjutnya, warga Kampung Siaga Bencana harus memiliki kepekaan dan kemampuan mendeteksi awal dalam membaca gejala-gejala alam sehingga lebih bisa mengantisipasi. Warga kampung siaga bencana juga harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang bisa meminimalisir dampak bencana.

Agar terbiasa, warga kampung siaga bencana juga harus rajin melakukan latihan kesiagaannya. Kemauan dan kesungguhan dalam memogram latihan penting menjadi agenda warga. Di samping kesiapan warga, peran aktif pemda sangat penting. Pimpinan daerah seperti bupati/walikota didorong untuk menjadi Pembina Taruna Siaga Bencana (Tagana) agar dapat menjadi pelopor dan mengajak masyarakat peduli bencana.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Sosial no. 128 tahun 2011, KSB merupakan salah satu upaya penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Melalui KSB ini masyarakat diberikan pemahaman dan kesadaran tentang bahaya dan risiko bencana. Selain itu juga akan dibentuk jejaring siaga bencana berbasis masyarakat dan memperkuat interaksi sosial anggota masyarakat. Kemudian mengorganisasikan masyarakat terlatih untuk siaga bencana, serta mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang ada untuk penanggulangan bencana.

“Pembentukan kampung siaga bencana ini semata- mata untuk mengakomodasi aspirasi kebutuhan masyarakat. Jadi ini memang datang dari masyarakat, di tempat kami ingin ada kampung siaga bencana,” kata Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Dirjen Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI Tetrie Darwis usai acara pengukuhan.

Dalam pelaksanaannya, pihak Kemensos selalu mengacu kepada BNPB selaku koordinator penanggulangan bencana dimana issu pengurangan resiko bencana dan kesiapsiagaan mitigasi harus semakin diperkuat.

“Saya pikir kesiapan masyarakat dalam pembentukan desa siaga bencana di Desa Gegerung ini luar bisa. Jadi, respon dan antusiasme masyarakat sangat tinggi. Sangat membanggakan bagi kami dan mudah-mudahan ini bisa dibuktikan oleh desa-desa yang lain serta kecamatan yang ada di wilayah Lombok Barat ini untuk semakin siaga. Dan tidak mustahil pada suatu waktu nanti Kabupaten Lombok Barat bisa menjadi Kabupaten Siaga Bencana dan tidak hanya kampung siaga saja,” ungkapnya. (Humas Lobar)

LOMBOK BARAT SIMULASIKAN PENANGGULANGAN BENCANA

Giri Menang, Kamis 15 November 2018 – Bertempat di Lapangan Duman Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat (Lobar), Kementerian Sosial RI selenggarakan simulasi pengurangan resiko bencana, Kamis (15/11).

Melibatkan lebih dari 75 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lobar, simulasi tersebut berlangsung ramai, meriah, dan rapi. Tidak hanya Tagana, nampak ratusan anak-anak sekolah sangat antusias menjalankan peran sebagai korban. Demikian halnya dengan lebih dari 200-an masyarakat desa pun terlibat langsung sebagai para pengungsi dalam skenario yang disimulasikan tersebut.

Kepala Subdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Kemensos RI, Tetrie Darwis mengatakan bahwa simulasi itu bertujuan untuk menguatkan masyarakat dalam menghadapi bencana.

“Paradigma hari ini adalah community disaster based management dan pengurangan resiko bencana. Untuk itu simulasi ini menjadi bagian dari kesiapsiagaan dan mitigasi terhadap bencana yang datang,” ujar Tetrie sesaat sebelum simulasi itu diselenggarakan.

Dalam simulasi tersebut, para Tagana mempraktikkan kesiagaan dan bagaimana memobilisasi masyarakat saat bencana. Di samping mempraktikkan upaya penyelamatan, pengungsian, dapur umum, namun juga diikuti dengan simulasi layanan psiko sosial.

Para Tagana dan masyarakat yang membagi peran dalam simulasi tersebut semakin antusias menjalankan peran masing-masing karena disaksikan langsung oleh penonton. Nampak hadir anggota Komisi 8 DPR RI Nanang Samudera, Kepala Dinas Sosial Provinsi NTB Ahsanul Khalik, Staff Ahli Bupati Lobar Mahyudin, Kepala Dinas Sosial Lobar Hj. Ambaryati, dan beberapa pejabat Kemensos RI lainnya.

Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Lobar, Baiq Aprina Rohmawiyanti menegaskan tujuan utama dari simulasi ini.

“Pada saat terjadi bencana, masyarakat bisa melakukan pencegahan terlebih dahulu, tidak perlu menunggu dari Kabupaten atau Provinsi,” ujar Baiq Apriani Rohmawiyanti.
Selain simulasi, Yanti, panggilan akrabnya juga memastikan tujuan lain kegiatan simulasi ini.

“Kita juga membentuk Kampung Desa Siaga Bencana (KSB). Kita menunjuk Desa Gegerung Kecamatan Lingsar karena rawan terhadap bencana,” ujar Yanti.

Di Lobar, tambah Yanti, sudah ada empat Kampung Siaga Bencana, yaitu Desa Gelangsar, Desa Sekotong, Desa Suka Makmur, dan Desa Gegerung. Desa-desa ini diharapkan mampu mandiri dalam pencegahan dan pengurangan resiko bencana di wilayahnya masing-masing serta mampu membantu wilayah lainnya.

BARU EMPAT DESA SIAGA BENCANA DI LOMBOK BARAT

Giri Menang, Kamis 15 November 2018 – Dalam rangka penanganan para korban serta mengurangi resiko bencana di wilayah Kabupaten Lombok Barat (Lobar), perlu memperluas partisipasi masyarakat untuk terlibat secara langsung.

Hal tersebut disampaikan Staf Ahli Bupati Lobar Bidang Adm dan Kesejahteraan, H. Mahyudin saat mengukuhkan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) Desa Gegerung Kecamatan Lingsar di Lapangan Duman Lingsar, Kamis (15/11).

“Saya merasa bangga karena Desa Gegerung telah ditetapkan sebagai Kampung Siaga Bencana (KSB) yang ke-4, setelah Desa Sekotong di Kecamatan Sekotong, Desa Suka Makmur di Kecamatan Gerung dan Desa Gelangsar di Kecamatan Gunung Sari,” katanya.

Mahyudin menambahkan KSB ini merupakan wadah formal penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang berada di tingkat Desa dan Kecamatan yang tujuan utamanya adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana melalui potensi sumber yang ada di lingkungan setempat.

“Hal ini untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat kita tentang kerawanan dan ancaman bencana sehingga perlu dibentuk jejaring kerja yang berkaitan dengan kesiap siagaan dengan mengorganisir potensi masyarakat agar terlatih dalam menanggulangi bencana,” terangnya.

Sementara itu Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Bencana Kemensos RI, Tetrie Darwis menyampaikan ditetapkannya Desa Gegerung sebagai KSB karena wilayah tersebut masuk dalam Indeks Resiko Bencana (IRB) yang tinggi.

“Sebanyak 60 orang dari unsur masyarakat harus terampil dalam melaksanakan perlindungan sosial untuk korban bencana alam,” harapnya.

Bagi Tetrie, KSB juga berperan dalam memperkuat hubungan sosial antara anggota masyarakat.

Di tempat yang sama, Anggota Komisi VIII DPR RI Nanang Samodra mengatakan dengan adanya KSB ini diharapkan bisa cepat dan sigap dalam upaya perlindungan bagi korban bencana.

Kegiatan seperti ini, menurut Nanang, semestinya tidak hanya dilakukan di Desa Gegerung saja, tetapi bisa dikembangkan di wilayah-wilayah lain yang rentan terdampak bencana.

“Dalam upaya proses penanggulangan bencana pada tahap pra-bencana menjadi sangat penting yakni melalui kegiatan kesiapsiagaan dan mitigasi bencana,” pungkasnya.

Di Lobar sendiri, dari 119 Desa dan 3 Kelurahan, baru empat desa yang telah ditetapkan sebagai KSB. jumlah itu tidak sebanding dengan potensi bencana yang ada. Lobar diketahui memiliki tingkat kerawanan bencana yang tidak kecil. Banjir, longsor, dan kemarau adalah jenis bencana alam yang selalu datang setiap tahun di beberapa wilayah yang ada di Lobar.

TINJAU LOKASI LONGSOR, FAUZAN INSTRUKSIKAN KADIS PU TURUNKAN ALAT BERAT

Giri Menang, Kamis 15 November 2018 – Dalam dua pekan terakhir wilayah Lombok Barat terus diguyur hujan dengan intensitas yang sangat tinggi. Curah hujan yang deras dan cukup lama pada hari Selasa lalu (13/11) menyebabkan longsor di Dusun Tato Timur, Desa Sandik, Kecamatan Batulayar, Lombok Barat. Akibatnya tiga rumah warga rusak diterjang longsor.

Esok paginya, Rabu (14/11) Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid didampingi Kepala Dinas PUPR I Made Artadana dan Plt Camat Batulayar H. Mahyudin langsung meninjau lokasi longsor. Dari diskusi di lokasi bupati langsung mengintruksikan Kadis PUPR Made Artadana segera menurunkan alat berat untuk membersihkan tanah akibat longsor. Dinas PU juga akan menurunkan tim untuk membuat parit-parit sementara.

Di Lombok Barat sendiri ada enam kecamatan yang rentan terjadi longsor dan banjir, yakni Kecamatan Gunung Sari, Batulayar, Lingsar, Narmada, Sekotong dan Lembar. Bupati meminta warga tetap waspada, terutama warga yang berada di sekitar lereng karena ancaman longsor sewaktu-waktu bisa terjadi.

Sejauh ini Pemkab Lombok Barat melalui BPBD Lombok Barat juga telah memberikan bantuan sementara seperti sembako, pakaian, selimut dan terpal untuk membangun tenda sementara.

“Untuk antisipasi agar warga sementara secara bergotong royong membuat saluran-saluran air sementara sebelum pemerintah melakukan penanganan tuntas secara bertahap,” kata bupati.

Salah seorang warga menuturkan longsor tersebut terjadi sekitar pukul empat sore. “Hujan lebat dan air hujan tersebut mengalir deras dari atas, sehingga tanah lereng sekitar pemukiman warga mengalami retak dan mengakibatkan longsor. Saat saya lihat air dari atas, saya merasa ketakutan,” terangnya. (nang/humas)

LOMBOK BARAT KEMBALI GELAR SENGGIGI SUNSET JAZZ

Giri Menang, Rabu 14 November 2018 – Setelah akhir Oktober lalu sukses menggelar Mekaki Marathon, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) akan kembali menggelar event yang berskala nasional.

Mengikuti suksesnya di tahun lalu, Lobar akan kembali menghadirkan Senggigi Sunset Jazz 2018.

“Kita ingin terus membangun semangat dan komitmen untuk bangkit kembali,” ujar Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid beberapa waktu lalu di Senggigi sambil menjanjikan akan menggelar lagi festival musik bergenre jazz.

Dengan menggandeng sebuah event organizer ibu kota, Archipelogoes Strategic Solutions (Archiss), Pemkab Lobar akan mendapat dukungan penuh dari Bank Mandiri sehingga diberi tajuk “Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018”.

“Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018 menjadi undangan terbuka buat semua pihak. Di samping sebagai ungkapan suka cita dan terima kasih atas perhatian, bantuan, dan kebersamaan saat bencana, pagelaran ini juga menjadi kabar bahwa Lombok Barat sudah bangkit. Kami mengajak semua pihak untuk kembali menghidupkan kegembiraan dan keindahan berwisata di Lombok Barat, khususnya Senggigi,” ujar Fauzan panjang lebar.

Fauzan menjanjikan konser tersebut akan lebih bermakna dari tahun sebelumnya.

“Ini akan menjadi trauma healing buat warga Lombok Barat sekaligus mengabarkan bahwa Senggigi tidak apa-apa. Senggigi tetap siap dikunjungi,” pungkas Fauzan.

Menurut informasi yang dirilis pihak organizer, Mandiri Senggigi Sunset Jazz 2018 akan diselenggarakan di area pantai Senggigi.

Seperti tahun sebelumnya, gelaran musik ini tetap menawarkan perpaduan harmoni keindahan alam dan musik berkualitas yang dipersembahkan kepada pelancong dan warga setempat.

Ditemani debur ombak, pasir pantai serta beratapkan indahnya cakrawala senja saat matahari terbenam sampai tengah malam tanggal 9 Desember nanti, gelaran tahun ini akan semakin mempesona dengan deretan artis papan atas negeri ini.

Brigitta, RAN, Indra Lesmana dan Eva Celia, Vina Panduwinata, Andien, dan Pusakata dikabarkan akan mengisi panggung untuk menghibur para penonton. (Humas Lobar)

1 219 220 221 222 223 394