Sambutan PLT Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, M.Si

Dikes Lobar Gelar Kegiatan Dukung Upaya Peningkatan Kemandirian Masyarakat dalam Hidup Bersih dan Sehat

Sejak 51 tahun yang lalu setiap tanggal 12 November diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang merupakan sebuah peringatan berharga bagi bangsa untuk tetap fokus dan semangat membangun bangsa, khususnya di bidang kesehatan.

51 tahun HKN adalah awal dari setengah abad baru memperjuangkan pembangunan kesehatan. Usia yang mewakili sebuah kematangan dan kemapanan pembangunan kesehatan Indonesia.

Akselerasi pencapaian derajat kesehatan yang optimal dilakukan dengan kerjasama berbagai elemen penting seperti Pemerintah, Kepala Daerah, Dunia Usaha dan Organisasi Kemasyarakatan.

Peringatan HKN ke 51 ini tentu merupakan momen untuk berbagi tantangan dan mengambil komitmen dalam pencapaian derajat kesehatan.

Selain untuk mensosialisasikan program Nawacita atau 9 Agenda Perubahan kabinet kerja khususnya Indonesia Sehat kepada masyarakat, Peringatan HKN kali ini juga bertujuan untuk menggalang komitmen pemangku kepentingan pemerintah, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan untuk pencapaian pembangunan kesehatan.

Selain itu juga untuk mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat dan bersih didukung dengan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi masyarakat Indonesia serta meluncurkan Gerakan Indonesia Cinta Sehat guna mempercepat pencapaian sasaran pembangunan kesehatan.

Dengan mengusung tema “Indonesia Cinta Sehat : Generasi Cinta Sehat Siap Membangun Negeri”, Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menyepakati beberapa kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung upaya peningkatan kemandirian masyarakat dalam hidup bersih dan sehat sebagai rangkaian peringatan HKN ke 51 ini.

Jenis kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dikes Lobar antara lain Workshop ASHAR (Aksi Seribu Hari Kehidupan), Pemasangan Spanduk dan Umbul-umbul serta Senam Massal dan Gerak Jalan Sehat.

Sebelumnya Dikes juga telah melaksanakan Workshop Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanggulangan dampak pencemaran merkuri terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan pada Kamis (26/11) di Aula Bupati Lobar.

Perdagangan Merkuri di Kawasan Sekotong Lombok Barat Mencapai 30 ton Per Minggu

Di Indonesia, lima tahun terakhir ini jumlah lokasi Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK) meningkat hampir dua kali lipat. Lokasi-lokasi tambang emas ini berada di lahan-lahan publik atau swasta yang dikelola secara kolektif oleh sekelompok petambang atau masyarakat. Dari observasi dan interview di lapangan, ditemukan bahwa perdagangan merkuri di kawasan Sekotong Lombok Barat saja mencapai 30 ton per minggu.

Bali Fokus sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang fokus mendalami permasalahan ini juga sudah melakukan pemantauan konsentrasi merkuri di udara, ikan dan rambut dari beberapa responden. Hasilnya menunjukkan tingginya konsentrasi merkuri di udara dan rambut serta didapati gejala-gejala keracunan merkuri di beberapa kelompok masyarakat bahkan yang berada jauh dari lokasi gelondong atau tromol pemrosesan emas.

Sekitar 1-3 gram merkuri hilang ke lingkungan untuk setiap gram emas yang dihasilkan dari proses amalgamasi konsentrat. Praktek yang paling banyak di temui adalah peluruh seluruh biji atau Whole Ore Amalgamation yang melepaskan lebih banyak merkuri, hingga 20-50 gram merkuri per gram emas.

 

Dikes Lobar telah mengumpulkan data 10 penyakit terbanyak di wilayah sekotong dan pelangan yang kemungkinan bisa terkait dengan paparan merkuri

Pada bulan April 2014 dan Februari 2015, ditemukan beberapa warga yang menunjukkan gejala-gejala keracunan merkuri parah yang mirip Minamata Disease; seperti tremor lebih dari 3 tahun, Bayi lahir Cacat, dan pekerja anak dengan tremor.

Dinas kesehatan juga telah mengumpulkan data 10 penyakit terbanyak di wilayah sekotong dan pelangan yang kemungkinan bisa terkait dengan paparan merkuri.

Hasil pemantauan permasalahan kesehatan ibu dan anak di daerah lingkar tambang yaitu Sekotong, Pelangan, Lembar dan Gerung, memberikan gambaran yang secara hipotetik dapat dihubungkan dengan pencemaran merkuri.

Jumlah kasus keguguran (abortus) di wilayah tersebut pada tahun 2014 mencapai 259 kasus (32,7% dari total kasus abortus di Lombok Barat). Sedangkan kasus lahir mati mencapai 55 kasus (46,2% dari total kasus lahir mati di Lombok Barat).

Disisi lain regulasi dan kebijakan pemerintah daerah untuk mencegah dan menanggulangi dampak pencemaran merkuri terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan belum tampak.

Demikian juga tingkat pengetahuan masyarakat tentang dampak resiko pencemaran merkuri terhadap kesehatan masyarakat masih rendah dan sangat terbatas serta pemahaman tenaga kesehatan dalam mengenal gejala gejala keracunan merkuri masih kurang.

Untuk itu dibutuhkan dukungan lebih luas dari semua steakholder terkait untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dampak pencemaran merkuri tersebut.

PLT Bupati Buka Workshop Rencana Aksi Daerah Pencegahan dan Penanggulangan dampak pencemaran merkuri terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan

Berkaitan dengan pentingnya permasalahan yang ditimbulkan oleh pencemaran merkuri ini, maka Dikes Lobar menyelenggarakan Workshop / Lokakarya penyusunan RAD ( Rencana Aksi Daerah ) pencegahan dan penanggulangan dampak resiko pencemaran merkuri terhadap Kesehatan Masyarkat dan Lingkungan di Aula Bupati Lobar pada Kamis (26/11).

Sebanyak 160 orang yang terdiri dari unsur DPRD, Kementerian, SKPD Provinsi NTB dan Lombok Barat, NGO/LSM, Perwakilan Pengusaha, Camat dan Kepala Desa serta Perwakilan Penambang mengikuti acara tersebut. Kegiatan yang juga merupakan rangkaian dari peringatan HKN ke 51 itu dibuka secara langsung oleh PLT Bupati Lobar H. Fauzan Khalid, M.Si.

Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini menghadirkan narasumber diantaranya Bapak Rosidi Rosian, S.IP, S.KM, M.PH, MAP dari Kementerian Kesehatan RI, dr. Adriana Ekawati, M.Kes dari Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram) dan Drh. Surya Anaya, M.Kes dari Bali Fokus. Unsur SKPD Lobar yang turut memberi paparan adalah Badan Lingkungan Hidup Lobar, Dinas Pertambangan dan Energi Lobar serta Dinas Kesehatan Lobar.

Laporan Ketua Panitia oleh Kepala Dikes Lobar H Rahman Sahnan Putra, M.Kes Penyerahan Cinderamata oleh PLT Bupati Lobar kepada Narasumber Peserta Workshop (1) Peserta Workshop (3) Foto Bersama PLT Bupati Lobar, Kepala Dikes Lobar dan Narasumber