Giri Menang, Jum’at 17 Agustus 2018 – Usai melaksanakan shalat Jum’at di kamp pengungsi Desa Kekait, Bupati H. Fauzan Khalid langsung meluncur ke Desa Sesela. Desa ini termasuk yang terkena dampak bencana gempa. Sejumlah titik kamp pengungsi berdiri di tempat ini.

Salah satu kamp yang dikunjungi adalah kamp pengungsi yang berdekatan dengan kuburan umum Sesela. Di kamp ini puluhan tenda besar kecil berdiri yang dihuni ratusan warga.

Begitu turun dari kendaraan, tanpa komando anak-anak kecil pada berhamburan menyalami Bupati Fauzan. Perjalanan menuju kamp agak tersendat karena anak-anak yang antusias bersalaman ini. Saat berjalan menuju kamp, anak-anak inipun seakan mengawal Bupati.

Di areal kamp sendiri, begitu mengetahui kedatangan Bupati, seisi kamp pada keluar berhamburan. Inaq-inaq amaq-amaq tua muda remaja dewasa langsung mengerubungi tempat Bupati duduk. Bupati sendiri duduk sebentar, lalu lebih memilih berdiri menyapa warga.

“Maraq idap te jari penganten lamun te tokol (rasanya kayak jadi pengantin kalau duduk),” ujarnya sembari langsung berdiri.

Warga maupun Bupati bercengkrama dengan santainya. Inaq-inaq tanpa merasa canggung bercakap-cakap dengan Fauzan. Mereka menyampaikan berbagai hal terkait kondisinya di pengungsian.

“Saya mohon maaf baru bisa datang sekarang karena banyaknya yang dikunjungi. Di Lombok Barat ada 4.000-an tempat pengungsian yang harus saya kunjungi,” ujarnya.

Fauzan berjanji sore ini atau paling telat besok pagi akan membawakan terpal, selimut, tikar dan kebutuhan bayi. Ia berpesan kalau nanti barang-barang yang dibawa itu kurang, agar diprioritaskan untuk diberikan kepada orang-orang tua dan anak kecil.

“Utamakan mereka, karena mereka lebih membutuhkan dari pada kita,” pesan Bupati.

Bupati juga berharap agar rasa trauma bisa hilang. Apalagi saat ini sudah tidak berbahaya lagi seperti hari-hari sebelumnya. Kalaupun terjadi gempa, biasanya kecil. Untuk itu Bupati menghimbau agar kembali ke rumah, kecuali yang rumahnya rusak berat.

“Saya juga 12 hari ngungsi. Tapi sekarang sudah normal sehingga saya berani kembali masuk rumah. Jadi yang rumahnya masih bagus, silahkan pulang tapi harus waspada dan hati-hati,” pintanya.

Ditambahkan, saat ini Pemkab Lobar sedang mendata jumlah kerusakan. Nantinya yang rusak berat akan dapat Rp 50 juta, rusak sedang Rp 25 juta, dan ringan Rp 10 juta.
Uang ini akan masuk ke rekening warga tapi belum bisa dicairkan sebelum ada tanda tangan Bupati.

“Kenapa demikian? Karena tujuannya untuk kembali bangun rumah. Pemerintah khawatir ntar dikasih uang justru dipakai beli hp,” seloroh Fauzan.

Saat akan pulang, Fauzan kembali diminta oleh sejumlah inaq-inaq agar mau melihat kamp mereka yang letaknya masih di lapangan yang sama. Bupati Fauzan akhirnya menuruti kemauan inaq-inaq ini. Dan sesampainya di kamp tersebut, inaq-inaq ini menjelaskan kepada Bupati Fauzan bahwa meski kamp mereka berada satu lapangan, namun berasal dari dusun berbeda.

“Yang di sana tadi itu pengungsi dari Sesela Desa, yang ini dari kebon lauq. Nanti bantuannya kasih ke kami juga supaya kami juga dapat,” ujarnya.

Bupati Fauzan kemudian langsung memanggil Camat Gunungsari H. Rusni dan berpesan agar nantinya membagikan bantuan tersebut secara merata. (afgan/humas)