GIRI MENANG – Pengerajin gerabah di Banyumulek, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat saat ini tengah bergembira. Sejumlah negara di Eropa mulai memesan gerabah dalam jumlah yang besar.

“Memang saat ini sedang musimnya. Mulai Juli sampai Agustus pemesanan tinggi,” kata Fatoni pemilik UD. Banyu Wisata, kemarin.

Disebutkan, ekspor gerabah ke Eropa yang terjadi di Juli, Agustus, dan November. Dalam setahun dua kali buyers (pembeli) dari Eropa yang meminta pengiriman gerabah. Buyers sendiri yang mengirim desain gerabah yang harus dikirim.

“Beberapa bulan lalu mereka kirimkan desainnya saja. Lalu ditanya kesanggupan, setelah sanggup mereka memesan gerabah”, sambungnya.

Toni mengungkapkan, jenis gerabah yang akan ia kirim masuk dalam katagori gerabah kecil. Negara yang menjadi tujuan adalah Spanyol. Total pemesanan sekitar Rp. 80 Juta.

“ Saat ini memang musim-musim ramai mas”, sambungnya.

Dikatakan, diluar Juli, Agustus dan November tingkat penjualan gerabah cukup kecil. Mengandalkan kunjungan domestik tidak mencukupi. Ekspor gerabah yang perannya cukup vital mengatur roda usaha.” Keuntungan dari ekspor ini yang selanjutnya menjadi modal saya”, tukasnya.

Ditambahkan, bukan hanya art shop milik yang mendapat order dari luar negeri. Hampir semua art shop yang ada di kawasan Bayumulek juga mendapatkan order. Beberapa art shop yang lebih besar malah mendapat pesanan dalam jumlah lebih besar.

H. Rahmatul pemilik Art Shop Rasmunika Astuti membenarkan, saat ini order gerabah dari luar negeri tengah berjalan. Ia mendapat order gerabah dari buyers di Jerman.

“Sekarang sedang pengepakan supaya tidak pecah saat dikirim”, katanya singkat.

Ekspor NTB dari gerabah memang belum terlalu signifikan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik  (BPS) NTB sepanjang Mei memang ada kenaikan nilai ekspor sebesar 64,78 persen, sekitar 54.734.688 US Dollar dari sebelumnya di April 33.216 US Dollar.

Jumlah tersebut didominasi oleh ekspor konsentrat mencapai 96,80 persen, perhiasan permata 2,72 persen, dan produk kelautan seperti ikan maupun udang 0,27 persen. Untuk kerajinan gerabah hanya 0,01 persen.(feb)

Sumber : Lombok Post, Hari Jumat, 13 Juli 2012