610_2347Giri  Menang – Hari ini Selasa (13/9/206) Kabupaten Lombok Barat kembali kedatangan tokoh nasional. Di sela-sela libur bersama keluarga, Faisal Basri, sang tokoh nasional berkenan menghadiri undangan Bupati Lombok Barat, H. Fauzan Kalid untuk menyampaikan ceramah umum atau orasi ilmiah di Aula Kantor Bupati Lombok Barat. Acara tersebut diselenggarakan dengan tajuk “Strategi Membangun Kemandirian Daerah Berbasis Produk Unggulan”. Dalam pembukaannya, Bupati menyampaikan terima kasih dan tujuan menghadirkan Faisal Basri. Dalam konteks daerah, dua tujuan utama kegiatan ini adalah peningkatan wawasan aparatur dan koordinasi. Dalam ksempatan tersebut, Bupati merilis Perbup Pusat Klinis Anggaran di mana koordinasi massive menjadi kunci utama dan ceramah umum ini menjadi salah satu langkah awal peningkatan kapasitas Pusat Klinis Perencanaan (Centre for Planning Clinic) di bawah koordinasi Bappeda.

Dalam ceramahnya; bang Faisal Basri menyajikan data-data umum nasional, regional Provinsi NTB dan lokal Kabupaten Lombok Barat. Dalam data tersebut, secara nasional pertumbuhan ekonomi sangat ditopang oleh laju pertumbuhan ekonomi di kawasan Indonesia timur. Posisi rata-rata NTB di tahun 2013 bahkan pernah sampai 20,2%, yang sayangnya saat itu ditopang oleh tambang. Saat tambang keluar di tahun 2014 – 2015, laju pertumbuhan ekonomi turun menjadi 9,3%. Laju pertumbuhan tersebut masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 10%-an.

Kabupaten Lombok Barat sendiri berada di bawah rata-rata nasional dan provinsi NTB yaitu hanya 6,39% di tahun 2015. Kondisi ketimpangan kemiskinan pun demikian, gini rasio atau gap kaya miskin berada pada posisi 0,35 masih lebih baik dari NTB yang 0,39 namun lebih buruk dari rata-rata nasional 0,27.

Dari data yang tersedia, penyumbang terbaik pendapatan perkapita yang menjadi andalan di Kabupaten Lombok Barat adalah sektor industri akomodasi/ restauran/ hotel yang di NTB mencapai 8,5% jauh dari Bali yang mencapai 22,2%. Lombok Barat sendiri mirip dengan Bali yang mencapai 20,23%. Sektor tersebut juga ditopang oleh rata-rata tinggal di hotel yang telah mencapai 2,7 hari di atas rata-rata propinsi NTB yang hanya mencapai rata-rata 1,7 hari. Sektor ini harus dikembangkan dan menjadi salah satu sektor andalan dalam membangun basis kemandirian daerah.

Faisal Basri pun membagi tips dengan coba membandingkan kondisi industri wisata di Indonesia dan Lombok Barat secara khusus dengan negara Turki yang relatif berhasil membangun industri dengan berbasis masyarakat. Tips utama adalah kreatif dalam membangun citra wisata, termasuk dengan membangun mitos yang pada akhirnya citra tersebut menambah masa tinggal wisatawan. Beliau memberikan catatan-catatan tentang gili nanggu, gili layar dan gili gede yang sesungguhnya menyimpan mitos yang telah berkembang di tengah masyarakat. Efek citra tersebut akan berdaya guna dengan pembangunan infrastruktur dan stabilitas.

Tips ke dua adalah membangun iklim usaha yang bersama dan berjejaring secara mutualistik. Koperasi menjadi salah satu role model dalam pembangunan iklim usaha, termasuk di bidang pariwisata yang akan berdampak multiplayer’s effect terhadap usaha industri kecil rumahan.

Tips berikutnya adalah memanfaatkan sempitnya lahan sehingga industri yang layak dikembangkan adalah yang mengarah dan fokus pada wisata seperti industri galangan kapal skala kecil yang menggunakan plat baja sebagai bahan baku utamanya.

Tips berikut adalah juga memanfaatkan potensi masyarakat yang memiliki kultur sosial dan spiritual sehingga mampu menjadi penopang industri wisata dan pertanian. Dalam konteks itu harus dipelihara melalui pendidikan rumahan kultural dan kecakapan yang dapat menjadi pemelihara kultur masyarakat; seperti segera mengkonservasi keterampilan tenun masyarakat.

Pada peningkatan produk perlu labeling dan menekankan pola organic untuk menjamin sustainabilitas produk.

Ceramah umum dan orasi ilmiah ini diikuti oleh seluruh pimpinan SKPD, tuan guru, tokoh masyarakat, wartawan dan tokoh pendidikan di Kabupaten Lombok Barat yang berjumlah kurang lebih 300-an orang.

Kegiatan ini mendapat tanggapan yang positif dengan terjadinya tanya jawab yang interaktif antara peserta dengan Faisal Basri selaku narasumber.

610_2347 610_2339 610_2307 610_2300 610_2261 610_2355