abGiri Menang, 9 November 2016 – Perubahan zaman juga berpengaruh pada perubahan paradigma terhadap penanggulangan bencana internasional dari fatalistic responsive menuju proactive preparedness. Yaitu perubahan pada skala yang berorientasi pada penanggulangan bencana kedaruratan sebagai respon akibat terjadinya bencana, menuju penanggulangan bencana yang dilakukan sejak dini melalui kesiap siagaan sampai dengan tahap pemulihan sosial. Oleh karena itu diperlukan partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam penanggulangan bencana. Wujud dari kesiap siagaan masyarakat terhadap penanggulangan bencana dapat dilaksanakan salah satu kegiatannya melalui Kampung Siaga Bencana (KSB).

Sekda Lombok Barat, H. Moh.Taufik, mewakili Bupati pagi tadi (9/11) menghadiri penutupan pembentukan KSB sekaligus mengukuhkan pembina KSB dan simulasi siaga bencana di Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung yang dilaksanakan di Ponpes Al muslimun NW Suka Makmur. Kegiatan tersebut juga dihadari oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial RI, Adhy Karyono, Kepala Dinas Sosial Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Sosial Nakertrans Lombok Barat beserta sejumlah Kepala SKPD Lobar, TGH. Ahmad Zubaidi Abdul Nafiz, Tokoh Agama,Tokoh Masyarakat, para anggota Tim Kampung Siaga Bencana dan Relawan Tagana Lombok Barat.

Dalam Sambutanya Sekda menyambut gembira sekaligus mengapresiasi terlaksananya kegiatan pembentukan Kampung Siaga Bencana (KSB) di Desa Suka Makmur. Sekda berharap kegiatan ini menjadi agenda yang membawa banyak nilai manfaat khususnya untuk warga masyarakat Desa Suka Makmur dan Kabupaten Lombok Barat pada umumnya. “Dengan dibentuknya KSB diharapkan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah rawan bencana dapat melakukan penanggulangan bencana secara mandiri,” harap Sekda.

Penyelenggaraan Kampung Siaga Bencana ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar lebih siap siaga untuk menghadapi kerawanan, kerentanan dan resiko bencana. Selain itu juga untuk melembagakan proses kegiatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat, mengurangi dampak bencana, mengorganisir potensi masyarakat terlatih siaga bencana, membentuk unit khusus siaga bencana berbasis masyarakat di setiap kecamatan sebagai front liner, menjamin kesinambungan (sustainable) proses kesiap siagaan penanggulangan bencana berbasis masyarakat, memperkuat integrasi sosial melalui peningkatan intensitas dan kualitas interaksi sosial masyarakat. Nantinya juga diharapkan masyarakat mampu mengelola sumber daya manusia, wilayah dan potensi dalam penanggulangan bencana. (andy/emi/humas)

abc abc1 abc2 abc3