Giri Menang, 28 Februari 2019 – Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid menanda tangani Kerja Sama dengan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia untuk mengembangkan pariwisata berkelanjutan.

Setelah ditetapkan menjadi area observasi dalam Sustainable Tourism Observatory (STO), saat ini Kabupaten dengan motto Patut Patuh Patju ini telah meningkat ke jenjang Sustainable Tourism Certificate (STC).

Hal itu ditandai dengan penanda tanganan kerja sama bersama 2 Kabupaten lainnya, yaitu Kabupaten Sleman DIY dan Kabupaten Pangandaran Jawa Barat dan 3 Perguruan Tinggi Negeri. Untuk Kabupaten Lombok Barat, dibarengkan dengan Universitas Mataram. Selain tiga kabupaten tersebut, ada 7 Kabupaten/Kota lainnya yang menyusul menjadi daerah STO.

Menurut Bupati, hal tersebut menjadi angin segar di saat lesunya kepariwisataan di Lombok Barat akhir-akhir ini.

“Pasca gempa dan isyu lainnya saat ini seperti perhelatan Pemilu dan rabies, kita sambil jalan akan melakukan pembenahan lagi untuk membangkitkan kepariwisataan kita,” ujar Fauzan.

Dengan menuju sertifikasi pariwisata berkelanjutan, tambah Fauzan, Lombok Barat akan terus mendapat pendampingan, monitoring, dan dukungan dari Kementerian Pariwisata, Universitas Mataram, bahkan dunia.

Bagi Fauzan, ciri utama pariwisata berkelanjutan pasca nantinya diseritifikasi, tidak hanya terletak pada kemampuan menjual destinasi alam, namun juga kemampuan manusia dan harmoninya dengan alam tersebut, serta pemanfaatan teknologi digital dalam informasi.

“Ini seiring dengan pembangunan kepariwisataan yang digaungkan kementerian, yaitu Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0,” terang Fauzan.

Kabupaten Lombok Barat sendiri memang sangat bergantung dengan pariwisata dalam memperoleh Pendapatan Asli Daerah. Lebih dari 60% PAD-nya bersumber dari pariwisata.

Untuk membangkitkan gairah kepariwisataan di Lombok Barat di tahun 2019 ini, Fauzan telah merencanakan recovery dengan merevitalisasi kawasan Senggigi dan Gili Gede di Sekotong, mengembangkan kawasan Sesaot yang menjadi lokasi proyek STO, mengembangkan desa-desa wisata, menggelar banyak event untuk promosi, serta pelatihan-pelatihan untuk para pelaku pariwisata.

Penandatangan kerja sama itu sendiri diselenggarakan berbarengan dengan Rapat Koordinasi Nasional yang pertama di tahun 2019. Rakornas itu rencananya diselenggarakan selama 2 hari, yang dibuka langsung oleh Menteri Pariwisata Arif Yahya, Kamis (28/2) di Golden Ballroom Hotel Sultan Jakarta.