Giri Menang, Selasa 12 Desember 2017 – Memasuki akhir tahun 2017, Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) Kabupaten Lombok Barat (Lobar) telah menerima lebih dari 100 aduan masyarakat. Tercatat, aduan didominasi persoalan akses jalan rusak dan sampah yang belum tertangani secara maksimal. Dari seluruh aduan, 65 persen sudah ditindaklanjuti dan sisanya masih dalam proses tindak lanjut. Sedangkan keluhan yang sifatnya perlu penanganan jangka panjang dikoordinasikan dengan SKPD terkait.

Hal tersebut disampaikan Ketua FLLAJ Ahmad Saikhu di hadapan bupati, pihak perwakilan Prim (Kemitraan Indonesia Australia untuk Infrastruktur), anggota FLLAJ dan tamu undangan lainnya pada rapat tahunan FLLAJ Lobar di Hotel Puri Saron, Selasa (12/12).

Dijelaskannya, FFLAJ sendiri bertugas melakukan koordinasi antar instansi (media bersinergi) untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat tersebut.

Keberadaan forum ini sesuai dengan UU nomor 22 tahun 2009 tentang angkutan jalan. Saikhu mengakui, sejak dibentuk tahun 2012, keberadaan forum ini dianggap belum efektif. Hingga akhirnya, di tahun 2017 melalui Peraturan Bupati Nomor 18 tahun 2017, dibentuk kembali forum dengan komposisi baru yang keanggotaannya 50 persen dari Pemerintah Daerah dan sisanya dari masyarakat.

“Bahkan persyaratan keanggotaan 30 persen gender (wanita) sudah terpenuhi. Program tahun depan jelasnya, dilakukan pembinaan dan sosialisasi banyak ke sekolah dan desa untuk menekan angka lakalantas sebab angka lakalantas didominasi usia produktif.

Sementara itu, Bupati H. Fauzan Khalid mengakui pentingnya keberadaan FFLAJ sebagai garda tedepan membangun kesadaran berlalu lintas. Konteks ini diakui perlu diperhatikan kualitas jalan, infrastruktur jalan dan rambu-rambu.

Bupati juga berterima kasih atas bantuan Prim dari Australia selaku mitra Indonesia untuk infrastruktur. “Alhamdulilah jalan kabupaten beberapa ruas sudah dibuka. Ini berkat bantuan Prim dari Australia. Bahkan baru Lombok Barat yang dipercaya jadi pilot project,” jelas Fauzan.

Selain bantuan dari Prim, Pemkab Lobar juga membangun jalan sesuai standar melalui dana APBD, yakni ruas jalan Lingsar (dari rumah sakit jiwa – batu kumbung). Kemudian di APBD Perubahan dilakukan pembangunan jalan di sepanjang jalur SMA Narmada-Suranadi.

Kedepan Pemkab Lobar akan kembali menganggarkan untuk membangun jalan. Diakui dengan kondisi jalan di mana lalu lalang kendaraan bermuatan di atas 8 ton membawa tanah uruk sehingga memicu kerusakan jalan.

Menurut Fauzan, kalau memakai kualitas jalan baik, otomatis biaya pemeliharaan berkurang. “Memang, biaya di awal besar, namun untuk jangka panjang sehingga diuntungkan secara ekonomis,” katanya. (budi/humas)