Lombok Barat memiliki hutan yang sangat menakjubkan. Namun sebagian besar telah terbabat habis oleh aksi illegal logging. Hutan Madani lantas diadakan, sebagai bentuk reboisasi sekaligus wisata alam.

F-BOKS-3-1TERLETAK 25 kilometer dari Kota Mataram, Hutan Madani ini terletak di Desa Sedau kawasan Gunung Jae Kecamatan Narmada.

Akses jalan menuju ke sana memang belum memadai. Namun hal ini justru menjadi tantangan yang menyenangkan.

Hutan Madani sebelumnya merupakan sebuah hutan hijau yang sangat indah. Namun perlahan keindahan ini memudar. Satu persatu pohon  hutan ini habis dibabat pembalak liar.

Kondisi hutan yang gundul sangat memprihatinkan. Pohon dibabat tanpa ditanami kembali. Hal ini menimbulkan pemanasan global yang cukup parah.

TGH Hasanain Juaini, aktivis lingkungan yang juga pimpinan Ponpes Nurul Haramain Narmada, merupakan salah satu orang yang prihatin terhadap kondisi. Ia berfikir bagaimana mengatasi hal ini. Akhirnya ia menemukan ide untuk mengembangkan hutan buatan. Sebab jika mengandalkan penanaman kembali, membutuhkan waktu yang cukup lama.

Pada 2013 lalu, ia akhirnya melakukan pengembangan hutan buatan ini. Ia menanam ribuan pohon baru pengganti pohon yang telah dibabat.

Tak hanya pohon, di hutan ini juga dibangun sebuah pondok pesantren. Ponpes ini merupakan cabang dari Ponpes Nurul Haramain.

Ponpes ini dijadikan sebagai tempat bagi santri yang memiliki kelemahan dalam penyerapan ilmu pengetahuan. Suasana hutan alam yang menyejukkan sangat mendukung proses konsentrasi.

“Sangat cocok bagi siapapun yang ingin mencari inspirasi,” ujarnya.

Hutan ini belakangan banyak dikunjungi wisatawan asing. Wisatawan dari Jerman, Australia, hingga Rusia pernah datang ke tempat ini. Mereka tertarik dengan konsep alam yang ditawarkan hutan Madani. Mereka bahkan ikut berpartisipasi dalam pengembangan hutan Madani.

“Beberapa berugak juga merupakan sumbangan para turis tersebut,” lanjutnya.

Hutan seluas 54 hektare tersebut kini ditanami ribuan pohon tinggi. Hutan ini sangat cocok dijadikan arena adventure bagi pengunjung yang suka berpetualang.

Hasanain mengungkapkan jika hutan Madani ini menggunakan konsep kampung Inggris di Pare. Ia bahkan akan menerapkan infrastruktur berbentuk bunker atau ruang bawah tanah.

“Sekarang dalam proses penggalian,” pungkasnya.

Meski mengadopsi konsep yang ada di Pare, namun output di Hutan Madani tak kalah berkualitas. Banyak santri yang digembleng di hutan tersebut menorehkan prestasi yang cemerlang

Hasanain melanjutkan, kedepannya ia akan membangun ponpes dengan konsep lebih modern. Selain itu, hutan Madani juga akan dijadikan sebagai pusat pelatihan.

“Jadi fungsinya nanti tak hanya jadi tempat wisata hutan,” tandasnya.(FERIAL AYU, Giri Menang*/r4)

Sumber:http://www.lombokpost.net/2016/08/08/turis-sumbang-berugak-bangun-bunker/