Giri Menang, Jum’at 17 Agustus 2018 – Kerusakan akibat gempa yang melanda tanggal 5 dan 9 Agustus 2018 lalu menyisakan banyaknya bangunan yang rusak.

Tercatat menurut data terbaru Pos Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kabupaten Lombok Barat (Lobar) per hari ini (17/8), sebanyak 54.497 rumah rusak dengan kategori rusak berat 21.237 unit, rusak sedang sebanyak 14.547 unit, dan rusak ringan 18.713 unit.

Besarnya tingkat kerusakan terutama untuk rusak berat dan sedang, akhir-akhir ini menjadi materi pokok perencanaan oleh Pos Utama untuk segera dibersihkan.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPU-PR) Lobar ditugaskan membantu Badan Nasional Penanggulangan bencana (BNPB) untuk menyediakan alat berat yang akan dipergunakan untuk membersihkan puing-puing bangunan tersebut.

Untuk itu, dalam Rapat Evaluasi (15/8) kemarin, Sekretaris Daerah Lobar selaku Kepala BPBD Lobar, H. Moh. Taufiq mengarahkan untuk segera mendapatkan lahan yang bisa dimanfaatkan untuk menjadi area pembuangan material afkiran rumah-rumah yang hancur itu.

“Segera buat perencanaan lokasi sehingga alat berat bila sudah siap bisa langsung dikerahkan. Sesudah itu kita langsung pada tahap penyiapan Hunian Sementara (Huntara),” ujar Taufiq kepada seluruh Koordinator Wilayah di 4 kecamatan terdampak gempa.

Sehari setelah rapat tersebut, Pos Utama mencatat satu kecamatan yang kesulitan menemukan lahan tersebut.

“Kecamatan Narmada kesulitan mendapatkan tempat pembuangan puing-puing,” ujar Koordinator Tanggap Darurat wilayah Kecamatan Narmada, H. Isnanto Karyawan.

Pria yang sehari-hari menjabat sebagai Sekretaris DPRD Lobar mengaku sudah menghubungi seluruh Kepala Desa se Kecamatan itu untuk mencari area yang dimaksud.

Mendengar hal itu, Taufiq tetap ingin mempercepat pembersihan puing-puing dengan mendahulukan kecamatan yang telah siap lahan.

Untuk diketahui, jumlah rumah rusak berat di Kecamatan Narmada sebanyak 1.793 dan rusak sedang sebanyak 3.026.

Kerusakan rumah terbanyak justru terjadi di Kecamatan Gunung Sari, yaitu sebanyak 10.893 rumah rusak berat, 2.366 rusak sedang, dan 2.437 rumah rusak ringan.

Sampai dengan hari ini (17/08) Pos Utama Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Kab. Lobar mencatat 44 orang meninggal dunia, 258 orang luka berat, dan 701 orang mengalami luka ringan.

Sejak rilis terakhirnya (15/8), Pos Utama memperbaharui data dengan adanya tambahan korban jiwa. Mereka rata-rata terdata setelah diverifikasi oleh pos wilayah yang memastikan mereka meninggal akibat gempa.

Empat nama terakhir yang terlaporkan adalah Qadariyah dari Desa Jati Sela Gunung Sari, Made Raditya dari Desa Golong Narmada, Muhammad Juni dari Desa Suka Makmur Gerung, dan Rinaseh dari Desa Sigerongan Lingsar. Mereka menambah jumlah korban jiwa dari 40 menjadi 44 orang hanya dalam kurun waktu 2 hari.

Banyak pihak mulai khawatir dengan kondisi pengungsian yang semakin mengkhawatirkan. Terutama dengan mulainya turun hujan dan suhu yang semakin dingin di malam hari.

Hal ini harus menjadi perhatian Pemkab Lobar, terutama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada 220.904 orang pengungsi yang terpencar di seluruh kantong pengungsian. Jangan sampai ada jatuh korban jiwa lagi justru karena minimnya pelayanan kesehatan bagi para pengungsi.