Giri Menang: Rabu, 15 Agustus kemarin, Bupati Lombok Barat (Lobar), Dr.H. Zaini Arony,M.Pd., menghadiri upacara Pelebon Umat Hindu di Pure Dalem Sangupati Suranadi Narmada. Dalam sambutannya, Bupati memaparkan sekaligus mengajak untuk membina toleransi. Dengan tak lupa menyampaikan fakta-fakta yang ada mengenai perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia yang seharusnya tidak menghalangi untuk saling menghormati. “Kita harus memiliki personal understanding, harus mampu menghormati orang lain sehingga tidak saling curiga,” ujar bupati yang kerap menghadiri acara-acara umat agama lain selain Islam tersebut. Kita, menurutnya, hidup antara B dan D, antara Birth (kelahiran) dan Death (kematian). Di antara B dan D itu dikatakan Zaini ada C yaitu Choice (pilihan). Dan choice kita adalah damai. Dan damai itu menurutnya akan tercipta apabila bila ada saling hormat menghormati.

“Hidup kita tidak pernah bermakna kalau tidak dimaknai orang lain,” ujarnya menambahkan. Dikatakan Zaini, di Lombok tidak hanya ada Islam tapi juga ada Hindu, Budha, Kristen dll. Juga tidak hanya Sasak tapi juga Bali, Jawa, Bugis, Samawa, Mbojo, dll. Untuk itu bupati mengajak agar merajut kebersamaan, keleluargaan. “Sudah ditakdirkan bahwa bumi ini hanya satu,” katanya. Sehingga siapapun berhak hidup dan syarat kuncinya adalah saling menghormati.

Dalam lingkup yang lebih luas, di hadapan belasan ratus Umat Hindu Suranadi, bupati yang juga Ketua DPD Partai Golkar NTB ini menyampaikan bahwa di Indonesia ada sekitar 450 Suku Bangsa, 400 bahasa, 17.000 pulau. “Indonesia adalah satu-satunya negara yang paling memenuhi syarat untuk tidak bisa bersatu karena begitu heterogen dan disparitas yang terjadi,” ujarnya mengutip kesimpulan sebuah buku yang dibacanya. Namun upaya-upaya untuk menjaga persatuan harus tetap diupayakan yaitu melalui toleransi.

Umat Hindu Puji Bupati

Masyarakat Hindu Suranadi, melalui tiga orang yang memberi pengantar, sekapur sirih dan sambutan, memuji Bupati Zaini karena mau hadir di acara mereka. Pertama dari Ir. Ide Made Jayante, M.M. Menurutnya, kehadiran bupati dan rombongan merupakan bentuk kepedulian bupati terhadap semua masyarakat Lobar meskipun berbeda keyakinan. “Tidak berlebihan kalau kita memberi applause,” ujarnya diikuti tepuk tangan hadirin. Di hadapan hadirin Made mengatakan tidak salah memilih Bupati Zaini karena kepeduliannya kepada semua masyarakat.

Sekapur sirih dari Ketua Panitia Pelebon, I Gde Mandie, SH,M.Ag juga menyampaikan ucapan terima kasih serta selamat berpuasa kepada bupati dan Muspida Lobar. “Ini adalah bukti nyata Bupati Zaini benar-benar mencintai rakyat, ini menjadi catatan sejarah baru pertama kali dihadiri bupati lengkap dengan Muspida,” ujarnya. Senada dengan Made Jayante, kondisi ini menurutnya merupakan wujud perlakuan yang sama bupati terhadap masyarakat Lobar yang berbeda-beda. “Pemimpin yang seperti ini yang didambakan rakyat,” ujarnya tegas.

Gde Mandie selanjutnya memaparkan makna dari Pelebon yaitu sebagai wujud penghormatan kepada arwah almarhum dan almarhumah. Mengembalikan jasad mereka kepada asalnya yaitu zat padat, cair, api dan angin serta ruh mereka menuju alam akhirat. Tujuan akhir dari Pelebon adalah supaya ruh bisa mencapai muksa, alam yang kekal abadi, atau minimal mencapai syurga yang dalam keyakinan Hindu merupakan kebahagiaan yang masih bersifat sementara.

Hal yang pasti dan tidak dapat diubah menurutnya adalah tri kana yaitu lahir-hidup-mati. Semua yang menagalami kelahiran, hidup, pasti mengalami kematian. Dalam kematian, satu-satunya yang mengantar mayit adalah dharma, sehingga diharapkan untuk memperbanyak berbuat kebaikan di dunia sehingga tidak nyasar ke neraka loka.

Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh Gde Mandie untuk menyampaikan aspirasi masyarakat Hindu Suranadi. Pertama dari TK Dwi Jendre Suranadi yang sedang dalam tahap pembangunan baru 60%, mengaharapkan bantuan dari pemerintah. Yang kedua, jalan menuju Pure Dalem Sangupati yang belum diaspal sepanjang kurang dari 1 km, diharapkan masyarakat Hindu bisa diaspal.

Senada dengan dua orang sebelumnya, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) NTB Drs. I Gde Renjane, MBA., menyampaikan adalah hal yang istimewa dengan kehadiran bupati lengkap dengan Muspida. “Terima kasih dengan kehadiran guru wisesa kita, Bupati Zaini Arony,” ujarnya.

Memang, selain bupati dan pejabat lingkup Pemkab Lobar, juga tampak Kapolres Lobar Sigit Ari Widodo, Kodim 1606 Lobar Letkol Inf Waris Ari Nugroho,  Kajari Mataram Ketut Suditha, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Lobar, TGH Subki As-Sasaki, TGH.M. Ilham, tokoh agama Hindu, tokoh masyarakat, pemuda dll.

Gde Renjane selanjutnya menyampaikan Yadnya atau persembahan suci baru akan terjadi bila ada keyakinan tinggi, kejujuran dan lascarye yakni ketulusan. Mengingat ada 7 orang yang sedang di-plebon-kan termasuk Jero Istri Widesari, Istri dari seorang Purne Dikse, sesepuh di Suranadi, Gde Renjane sangat mendukung penyelenggaraan pelebon sawe secara massal. Ini menurutnya penting supaya tidak ada kesan pelaksanaan upara kematian umat Hindu berbiaya mahal.

Menaggapi aspirasi masyarakat yang disampaikan Gde Mandie, Bupati Zaini Arony mengatakan baru bisa diperbaiki jalan yang ada tahun depan (2013). Begitu juga TK, masih focus dengan janjinya di Peninjoan. Namun bupati mendukung upaya-upaya yang dilakukan serta mengatakan yang terpenting muridnya dulu. Tidak perlu menunggu bangunan jadi, bisa memanfaatkan sarana-sarana yang ada seperti balai desa, posyandu, dll. Tak lupa bupati juga menyerahkan bantuan Rp 5 juta rupiah untuk upacara pelebon yang sedang dilaksanakan (Muh.Busyairi/Dedy Suhirman).