Mataram, Diskominfotik-Potensi dan kreatifitas para perajin di Nusa Tenggara Barat (NTB) diapresiasi melalui penganugrahan Dekranasda Award 2019. Ganjaran bagi para perajin dan designer berbakat asal NTB diserahkan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTB oleh Gubernur NTB H Zulkieflimansyah pada malam anugrah Dekranasda Award 2019 di Lombok raya Hotel, Mataram, Sabtu (14/12) malam.

Tidak kurang dari sembilan orang perancang  dan pengerajin kriya unggulan  serta  Disigner busana terbaik dari seluruh NTB dianugrahi penghargaan dimaksud dan uang pembinaan jutaan rupiah.

Penghargaan tersebut diserahkan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah didampingi istri sekaligus ketua Dekranasda NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah dan Tim Juri

Pada acara bertajuk “Lombok Sumbawa Tenun Festival 2019” Gubernur NTB H Zulkieflimansyah menilai  sebuah perubahan menuju dunia modern haruslah mempertimbangkan simbol yang dekat dengan masyarakat agar mudah mengajak kepada perubahan.

Gubernur Zul mengungkapkan, ada beberapa  aspek yang perlu jadi pertimbangan dalam design produk. Diantaranya, kepedulian terhadap pelestarian lingkungan, pemenuhan tanggung jawab sosial.

“Sehingga akan berdampak pada originalitas, inovasi, dan orientasi pada selera pasar. Ajang Dekranasda NTB Award akan membantu para pegiat kriya yang sudah ada, untuk mampu  menumbuhkan jiwa kompetisi mereka serta membuka peluang baru dalam industri tenun,” ungkap Gubernur seraya mengungkapkan keyakinannya melihat kekayaan kain tenun NTB dan kreativitas yang ada.

Gubernur meyakini, jika dalam waktu yang relative singkat  NTB akan menjadi pusat industri fashion muslim dunia. Alasannya, kain tenun sebagai ikon yang dekat dengan masyarakat NTB dapat digunakan membawa pesan perubahan menuju modern di masyarakat. Namun tetap dengan desain menarik serta berbasis budaya dan kearifan lokal, tegasnya.

Ketua Dekranasda NTB, Hj. Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah mengungkapkan, Dekranasda NTB Award 2019, menjadi ajang penting guna memamerkan serta memperkenalkan hasil karya kriya unggulan dari pelosok daerah di NTB.

Ia menambahkan, penganugerahan  tersebut merupakan pintu gerbang bagi karya-karya pemenang dalam rangka melestarikan kekayaan budaya provinsi di NTB. Serta untuk mendorong peningkatan kualitas produksi tenun dalam memasuki pasar global.

“Program mendorong peningkatan mutu dan design produk kriya, harus dimulai dengan pembinaan dan penguatan sumberdaya untuk industri ini. Sebelum malam anugerah Dekranasda NTB Award 2019 ini, telah dimulai dengan kegiatan inkubasi dan pelatihan bagi penenun, penjahit dan desainer kain tenun,” ungkap Niken.

Selain itu Dekranasda NTB juga menggelar Lomba Kriya dengan kategori Kayu, Logam, Keramik dan material alam lainnya. Dalam lomba desain fashion kain tenun ini, selain menilai konsep juga orisinalitas motif dan kain serta kerapian jahitan. Sehingga menghasilkan busana yang siap pakai (wearable) sebagai syarat produk industri agar dapat dipasarkan.

Maya Damayanti juri dalam lomba ini mengungkapkan, secara umum yang luar biasa dari festival tenun kali ini adalah hadirnya konsep desain milenial yang makin beragam dan siap pakai. Bahkan beberapa desainer seperti Bima memang berasal dari kaum milenial sendiri sehingga dapat menangkap desain dan pasar.

Maya menambahkan, jumlah peserta yang mengirimkan karyanya, mencapai  105 desain. Terdiri dari busana kerja pria 11 desain, busana kerja wanita 17 desain, busana kasual pria 9 desain, busana kasual wanita 24 desain, busana malam pria 11 desain dan busana malam muslim wanita 33 desain.

Sedangkan perancang dan pengrajin yang ikut dalam lomba ini sebanyak 45 hasil kriya. Terdiri dari kelompok serat alam 12 karya, bahan kulit 1 karya, kelompok kayu-kayuan 8 karya, kelompok tekstil 6 karya, kelompok logam 17 karya dan kelompok material asli alami lain 1 karya.

Kelompok peraih penghargaan bidang kriya unggulan keramik berhasil disabet oleh, Arya Suharno, kelompok serat alam, Yong Ying Cing, dari binaan Lapas Perempuan Mataram, kelompok batu – batuan, diraih Jaelani, kelompok kayu – kayuan diraih Lalu Surya Sanjaya, kelompok textil, Rahma Wirnasari dan kelompok logam, diraih oleh  Abdul Kahar, Serta kelompok material asli alami didapatkan oleh Mustiadi.

Sedangkan pada lomba perancang busana,  Designer asal Kota Bima berhasil meraih juara I kategori busana casual pria dan Juara I Busana Malam Pria. Kedua desainer ini bernama Indo Suryati asal Kelurahan Oi Foo dan Mustaqim dari Kelurahan Nae.

Lombok Sumbawa Tenun Festival 2019 dimeriahkan dengan peragaan busana berbahan tenun karya seniman/ desainer terkemuka di NTB oleh puluhan peragawati di atas panggung Catwalk. Para Ketua Dekranasda Kabupaten/Kota se-NTB yang juga istri Bupati/Walikota, ikut ambil bagian sebagai peragawati yang tampil anggun diatas panggung catwalk mengenakan busana berbahan tenun khas daerah masing-masing. (her, yani, ris)