Gerung, Kominfo – Ribuan jamaah yang terdiri dari ASN Pemkab Lombok barat, pelajar SLTA sederajat yang berada di lingkungan pusat pemerintahan kantor Bupati Lombok Barat bersama Bupati Lombok Barat, unsur Muspida dan warga yang berada yang berdekatan dengan Kantor Bupati Lobar menggelar Sholat Istisqa berjamaah di Lapangan Kantor Bupati Lombok Barat, Jumat (25/10/2019).

Sholat Istisqa dimami TGH Fathurrahman Gerung, Khutbah Istisqoq dipercayakan ke TGH M Taisir, Kebon Orong, Dasan Baru, Kecamatan Kediri dan tata cara sholat Istisqa dipandu Ketua Majelis Ulama (MUI) Lombok Barat TGH Mustafa Ibrahim.

Sebelumnya Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid M.Si mengungkapkan, sholat Istisqoq atau sholat memohon hujan kepada Alloh SWT dilatarbelakani oleh musim kemarau yang berkepanjangan disertai udara yang semakin panas yang berdampak pada kering dan panasnya bumi terutama dirasakan oleh para petani khususnya di Kabupaten Lombok Barat.

“Sholat istisqa dilakukan sebagai bahan evaluasi, muhasabah dan kontempelasi serta koreksi diri terhadap apa-apa yang selama ini pernah kita lakukan dan tidak sesuai dengan ajaran yang diberikan Alloh SWT. Di masa lalu mungkin banyak dosa dan salah bahkan maksiat yang pernah kita lakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja sehingga membuat dosa seseorang semakin bertambah. Karena itu kami mengajak semua warga masyarakat Lombok barat untuk memperbanyak istigfar dan minta ampun serta bertaubat dengan taubat yang sesungguhnya, sehingga Alloh menurunkan kesejukan dan kemakmuran bagi bumi kita yang tengah dilanda kekeringan,” ungkap Bupati dalam pidato pengantarnya.

Kecuali itu Bupati juga menyinggung maraknya gibah, fitnah dan berita-berita hoax tidak benar yang tentu saja awal dari munculnya kebencian antar sesame agar segera disudahi. Berita-berita hoax tanpa dasar tentu saja bias menyulut ukuwah basariah dan wathoniah sesame ummat yang justru akan menjauhkan semangat silaturrahmi manusia itu sendiri dengan manusia lainnya.

Ketua MUI Lombok Barat TGH Mustafa Ibrahim mengungkapkan senada dengan Bupati Lobar, bahwa Sholat Istisqoq dilakukan sebagai upaya lahiriah dan spritual ummat di muka bumi ini sebagaimana telah banyak dicontohkan para Nabi Alloh yang menemukan hal yang sama sepanjang tahun.

“Sholat Istisqa merupakan sholat sunnat yang dianjurkan sebagaimana sholat sunnat lainnya. Kita di wilayah Gerung dan sekitarnya masih mending tidak terlalu panas jika dibandingkan dengan warga kita lainnya di bagian selatan Lombok Barat seperti di Kecamatan Sekotong, atau Kuripan Selatan yang selalu mengandalkan air untuk pertanian ataupun aktivitas lainnya dari air hujan yang turun,” kata TGH Mustafa Ibrahim.

Dia menambahkan, Sholat Istisqoq sama dengan sholat ld Fitri ataupun Id Adha dua rakaat, rakaat pertama 7 kali takbir dan rakaat kedua 5 kali takbir. Setiap sela takbir ke takbir berikutnya membaca Subhannalloh walhamdulillah Walailahaillallohuwallo Hu Akbar, Walillahilham.

TGM M Taisir selaku Khatif menyatakan, sudah begitu lama kemarau panjang melanda bumi Indonesia termasuk Lombok Barat. Tidak ada tanda-tanda bakal turun hujan. Karena itu kepada Alloh hendaknya memohon karena yang Maha Besarlah yang mampu menurunkan hujan dari langit.

“Keinginan untuk diturunkan hujan kita implementasikan dalam kegiatan seperti ini (Sholat Istisqa, red) disertai perbanuyak istigfar. Karena sebagaimana dianjurkan Rasululloh jangan sampai entengkan Istigfar, Karena Istigfar akan mampu merubah keadaan seperti musim kemarau menjadi musim penghujan yang kita harapkan turun sederas-derasnya dari langit,” tukasnya.

Meski demikian TGH M Taisir mengajak para jamaah agar harus melakukan kontemplasi dan evaluasi terhadap perbuatan-perbuatan manusia yang tidak sejalan dan jauh menyimpang dari ketentuan Alloh SWT.

Ia mencontohkan kisah Nabi Musa Alaihissalam yang selama tuju tahun tidak pernah turun hujan. Lalu ummat Nabi Musa oleh Alloh diminta melakukan Sholat Istisqa dan perbanyak doa dan zikir, namun tidak pernah turun hujan. Penyebabnya karena ada salah satu kaum Nabi Musa yang selama 40 tahun melakukan maksiat, namun tak pernah bertaubat. Namun secara diam-diam kaum itu bertaubat dan meminta ampunan atas dosa-dosa maksiat yang pernah ia lakukan secara diam-diam. Dan seketika itu baru Alloh menurunkan hujan dengan derasnya. (her)