PenyebaJunya tak bisa dibendung. Tiap tahun kasusnya terus menanjak naik. Anehnya lagi, kawasan wisata Senggigi, dituding sebagai penyumbang terbesar kasus yang disebarkan melalui hubungan seksual ini.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Lobar, H.M.Djunaini, SH melaporkan, secara khusus, kasus HIV/AIDS di wilayah Lobar, tiap tahun mengalami peningkatan. Sampai September 2015, kasus komuliatif HIV/AIDS mencapai 151 kasus. Dirinci, HIV 75 dan AIDS 76 kasus. Dari data ini, 20 orang diantaranya yang menjangkiti ibu rumah tangga (IRT).
3Kasus ini lanjutnya, sudah menyebar di 10 kecamatan se Lobar. Terbanyak menyebar di kecamatan Batulayar. Tapi menurut dia, ada 4 lokasi penyebaran yang dinyatakan beresiko tinggi, yakni pelabuhan Lembar, kawasan tambang Sekotong, kawasan wisata Senggigi serta kantong-kantong TKI. “Lokasi-lokasi ini yang berpotensi terhadap penyebaran HIV/AIDS ini”, jelas Djunaidi dalam laporannya pada rapat koordinasi (rakor) pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Ruang Jayengrana Lantai II kantor bupati Lobar di Gerung, Selasa (17/11) lalu.
Lebih lanjut dilaporkan mantan Kadishukominfo Lobar ini, pihaknya terus berupaya melakukan terobosan dan pendekatan. Maksudnya untuk mencegah penyebaran secara pasif. Upaya yang dilakukan melalui 1penelusuran ke lokasi yang diduga sebagai tempat penyebaran HIV/AIDS ini. Ini juga dikaitkan dengan bulan November ini sebagai bulan kunjungan (visity). Agendanya, berisikan kegiatan sosialisasi kepada karyawan SPA, hotel, karaoke, kafe, anak buah kapal (ABK), buruh, supir, serta pemilik warung. Demikian pula pelayanan kesehatan dilakukan oleh RSUD Tripat, Puskesmas Meninting, Gunungsari, Jakem serta klinik kantor kesehatan pelayanan Pelabuhan Lembar. “Kita juga pernah melakukan pertemuan dengan KUA se Lobar, isinya, setiap pembekalan pra nikah supaya diberikan sosialisasi terkait HIV/AIDS.
Pada kesempatan itu, Djunaidi juga mengajak semua pihak untuk berjihad melawan HIV/AIDS. Hal ini dirujuk dari sebuah reperensi khutbah Jumat, karena sejatinya, epidemi HIV/AIDS merupakan ancaman serius suatu bangsa dan negara. Semula kata dia, HIV/AIDS ini hanya berkembang pada wanita pekerja sex dan laki beresiko tinggi terinfeksi HIV/AIDS. Namun data yang dirujuk dari Kemenkes RI menyebutkan, angka kasus penyebaran tertinggi menurut pekerjaan, ada pada IRT. Hal ini menunjukkan, penyebaran HIV/AIDS sudah menjangkiti masyarakat umum. “Penyebaran kasus ini akan terus bertambah jika epidemik ini tidak ditanggapi dengan serius, karena penyebarannya tidak memilih siapa orangnya dan apa agamanya”, katanya dihadapan plt. bupati Lobar, Anggota DPRD, FKPD, Ketua TP PKK, Ketua DWP, Ketua MUI, SKPD, Asisten, Camat dan Pers.
Pada awalnya, Djunaidi menganggap, penyebaran HIV/HIV serbagai akibat dari para ‘pendosa’, tapi kenyataannya, sekarang sudah sampai kepada IRT dan bayi yang tak berdosa. Kondisi inilah yang harus menjadi tanggung jawab bersama. Karena HIV/AIDS merupakan wabah serius dalam persoalan kesehatan dan sosial dari berbagai aspek. (L.Pangkat Ali-Pranata Humas Pelaksana Lanjutan)