GIRI MENANG-Untuk mengentaskan pengangguran di Lombok Barat, Sanggar Keg­iatan Belajar (SKB) Tematik Gerung Lombok Barat akan melakukan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) pekan depan. Sebelum melaksanakan pelatihan life skill kepada ma­syarakat, terlebih dahulu SKB Tematik melakukan seleksi kepada pendaftar PKH.

 “Jumlah pendaftar 200 orang, sedangkan kuota yang akan mengikuti pelatihan sebanyak 92 orang,” kata Kepala SKB Tematik Lalu Maksudi pada Lombok Post, kemarin.

 Dikatakan, seleksi dilakukan untuk mengetahui kemauan ma­syarakat untuk mengikuti pela­tihan life skill selama kurang lebih tiga bulan ini. PKH ini meliputi enam jurusan. Yakni jurusan las listrik, otomotif mobil, otomotif motor, tata boga, menjahit, dan teknisi komputer.

 “Banyak masyarakat yang hanya menginginkan fasilitas saja. Setelah diberikan mereka jual. Tidak dimanfaatkan untuk usaha sesuai dengan life skill pada pelatihan,” kata pria asal Lingsar ini.

 PKH ini akan dilaksanakan se­lama tiga bulan. Untuk pelatihan life skill akan dilakukan di SKB Tematik dengan mendatangkan tutor dari pihak luar selama dua bulan. Sedangkan satu bulan dipergunakan untuk magang didunia usaha dan dunia industry (DUDI) yang sudah menjalin keija sama dengan SKB Tematik. “Kami sudah menjalin kerja sama dengan beberapa DUDI” ujamya.

 Dikatakan, sebelum terjun dalam pelatihan, ia terlebih dahulu melakukan seleksi ke­pada pendaftar. Pada seleksi ini, pendaftar diberikan soal sebanyak 25 butir. Soal tersebut berkaitan dengan kemauan pendaftar dalam mengembangkan bakat dan minat yang akan dimiliki.

 “Kemauan masyarakat yang kami prioritaskan dalam PKH ini,” jelasnya. Diungkapkan, pihaknya tidak mungkin bisa menerima semua masyarakat yang mendaftar pada tahun ini. Oleh sebab itu, ma­syarakat yang tidak lulus pada seleksi akan diakomodir pada tahap kedua yang rencananya akan dilaksanakan tahun depan.

 Kata Maksudi, masyarakat yang mendaftar pada tahun ini bukan hanya dari Lobar

 saja, melainkan ada dari KLU yang datang untuk mendaftar. Masyarakat yang mendaftar ini menggunakan ijazah yang beragam mulai dari SD hingga SMA.

 Namun bukan ijazah yang menjadi prioritas utama pendaf­tar untuk diterima, melainkan kemauan masyarakat. Pada tahun ini, masyarakat yang daftar kebanyakan dari bapak dan ibu rumah tangga. Untuk yang masih muda hanya beberapa orang.

 “Sekitar dua hari masyarakat akan ke sini untuk melihat hasil seleksi yang dilakukan SKB tematik,” pungkasnya. (jay)

Sumber: Lombok post, Rabu 6 Agustus 2014