Giri Menang, Jum’at 17 Agustus 2018 – Bencana gempa bumi yang menghantam Pulau Lombok sejak akhir Juli lalu terjadi berbarengan dengan puncak musim kemarau.

Akibatnya, sumur dan mata air milik warga menjadi kekeringan sehingga warga sulit mendapatkan air bersih untuk aneka keperluannya.

Dinas Pemadam Kebakaran (DKP) Lombok Barat (Lobar) menyambut kondisi itu dengan cepat melakukan pendistribusian air bersih ke kantong-kantong kekeringan dan pusat-pusat pengungsian di Lobar.

Seperti yang mereka lakukan di Desa Tempos Kecamatan Gerung, Kamis (16/8) kemarin. DPK mendrop 1 tangki dengan kapasitas 5.000 liter.

Kepala Bidang Pengendalian Operasi dan Penyelamatan yang sekaligus menjadi Pelaksana Harian Kepala DPK, Lalu Adiwijaya menyatakan, “penyaluran air bersih kami lakukan berdasarkan permintaan mereka. Kita sudah melakukan droping air bersih 3 kali selama bulan Agustus ini,” ujar Adiwijaya yang memastikan minimal droping ke satu titiknya sebanyak 5.000 liter, kadang bisa 10.000 liter atau dua tangki mobil.

DPK tambah Adi, semakin sibuk pasca bencana gempa bumi. Akibat gempa 7,0 Skala Richter itu, jaringan PDAM rusak yang membuat airnya keruh dan tidak layak konsumsi. Air sumur warga pun terimbas hal yang sama.

DPK menurut Adi pun menyuplai air bersih di wilayah lain yang terkena dampak gempa tersebut.

“Di Kecamatan Lingsar, ada tiga desa juga mengalami krisis air bersih. Jaringan PDAM di Kecamatan Lingsar putus akibat gempa sehingga berdampak buat tiga desa yaitu Desa Langko, Desa Duman, dan Desa Giri Madia sehingga mengalami krisis air bersih,” tuturnya.

Kepala Seksi Operasi Penyelamatan dan Investigasi, Lalu Satriawan menambahkan, “Di sela-sela kesibukan menghadapi kekeringan, kami pun diminta mendukung penyediaan air bersih di posko-posko pengungsi,” tuturnya.

Dalam masa tanggap darurat bencana gempa ini, DPK menjadi unit kerja yang sangat strategis untuk membantu warga di pengungsian. Tidak hanya karena memiliki kendaraan operasional, namun karena memiliki instalasi sumur bor.

Mereka tidak hanya mendukung unit lain seperti Palang Merah Indonesia, PDAM Giri Menang, dan Dinas Sosial, DPK pun ikut menyediakan air bersih buat water canon milik Polres Lobar dalam penyediaan air bersih.

Tidak hanya itu, mereka juga mengevakuasi warga dari area tempat tinggalnya ke Posko Pengungsian.

Seperti diceritakan oleh Lalu Satriawan, mereka terpaksa mengevakuasi warga yang ada di Dusun Penangggak Desa Batulayar.

“Tempatnya sangat sulit dijangkau sehingga mereka kita arahkan untuk sementara tinggal di posko pengungsian,” kata Satriawan.

Para pengungsi yang dievakuasi ini berjumlah belasan Kepala Keluarga. Pihak DPK mengarahkan mereka untuk turun ke pos pengungsian agar mudah mendapat bantuan.

“Medan menuju dusun ini berat. Sulit buat relawan dan Pemerintah untuk menyalurkan bantuan,” pungkas Satriawan.

Walau DPK diperbantukan untuk menyuplai air bersih, Adiwijaya memastikan unit kerjanya tetap menyiagakan kendaraan operasi pemadaman bila ada kebakaran.

“Kita harus tetap standby. Jangan sampai saat terjadi kebakaran, kita tidak merespon dengan cepat,” pungkas Adi menuturkan kebakaran yang terjadi di Desa Bengkel saat tanggap darurat bencana gempa bumi baru berjalan dua hari (7/8).(HUMAS LOBAR)