Giri Menang, Jum’at 7 Desember 2018 – Usai mengikuti workshop di hotel jayakarta, rombongan tim World Bank bersama Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dan rombongan kemudian menuju Desa Jagaraga, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat untuk observasi kegiatan penanganan masalah stunting. Desa Jagaraga termasuk dalam 10 desa intervensi penurunan stunting terintegrasi.

Kedatangan rombongan diterima langsung oleh Kepala Desa Jagaraga Mukkaram dan jajaran di Aula Kantor Desa Jagaraga, Kamis (6/12). Dalam sambutannya, Mukkaram menjelaskan program masalah stunting di desanya. Program kegiatan seperti rehab Poskesdes, Posyandu, pembangunan MCK umum, rehab PAUD, penyediaan askes polindes dan posyandu, intensif kader dan guru PAUD, penyuluhan dan penelitian kesehatan kader, serta sosialisasi BPJS seluruhnya bersumber dari Anggaran Dana Desa (ADD) dan Dana Desa (DD).

“Infastruktur kesehatan ibu hamil dan anak, kita telah membangun dari tahun 2017 sampai 2018 dianggarkan dari ADD dan DD. Di tahun 2017 sebesar Rp. 220.368.600 dan di tahun 2018 sebesar Rp. 508.463.554. Hasilnya angka stunting di Desa Jagaraga ini dapat diturunkan. Dari 279 di bulan Februari turun menjadi 179 di bulan Agustus tahun 2018,” jelasnya.

Mukkaram menambahkan, upaya yang dilakukan untuk menurunkan stunting juga dengan melakukan pendataan mengukur dengan tingkat stunting yang diberikan world bank dan membuat arisan jamban dengan anggota-anggota posyandu.

“Kami punya da’i kesehatan bagaimana mereka bisa menyampaikan kemasyarakat bagaimana prilaku hidup bersih dan sehat dan turun sosialisasi bagaimana pola asuh anak dan remaja,” katanya.

Sementara itu Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI dr. Kirana Primatasari dalam kesempatan itu mengaku bangga atas keberhasilan Desa Jagaraga.

“Bagaimana interaksi antara desa dengan pukesmas, bagaimana interaksi desa dengan masyarakat dusun karena kepala desa berhasil menggerakan semua kader dan kepala dusun untuk bersama-sama bergotong royong melakukan upaya penurunan masalah stunting di desa ini. Ini kami yang ingin belajar mendapat informasi dari bapak kepala desa, bagaimana proses itu bisa terjadi, diputuskan, disepakati dan dilaksanakan,” katanya.

Sementara itu, tim pakar gizi GSC World Bank Prof. Fasli Jalal mengatakan untuk mengatasi kondisi ini, ibu hamil dan anak di bawah dua tahun perlu mengakses layanan-layanan penting secara bersamaan untuk mencegah stunting.

Layanan-layanan tersebut adalah imunisasi dasar, pemberian air susu ibu eksklusif, makanan yang beragam, air minum dan sanitasi, pendidikan anak usia dini, indeks kerawanan pangan, dan akta kelahiran agar anak yang baru lahir terdaftar dalam sistem bantuan sosial.

“Stunting merupakan masalah bersama, perlu kerjasama lebih baik antara lembaga pemerintah di tingkat nasional dan daerah. Juga dengan sektor swasta, organisasi masyarakat, dan akademisi,” katanya. (andy/humas)