Giri Menang, Selasa 24 September 2019 – Dalam rangka mewujudkan percepatan penurunan stunting, TP-PKK Kabupaten Lombok Barat (Lobar) menggelar Sosialisasi Asi Eksklusif dan Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA). Kegiatan yang diikuti seluruh anggota PKK se-Lobar ini digelar di Aula Kantor Bupati Lobar, Selasa (24/9).

“Asi Eksklusif dan Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak (PMBA) tentunya sangat penting. Karena ini mencakup bagaimana generasi kedepan kita, generasi millenial kita dimana kesehatan itu adalah sangat penting mencetak generasi yang sehat, generasi yang kuat, generasi yang berprestasi, dan generasi yang berdaya saing,” kata Ketua TP-PKK Lobar Hj. Khairatun Fauzan Khalid saat membuka acara.

Dijelaskan Khairatun, kehidupan kedepan akan semakin kompleks sehingga segala persiapan perlu dilakukan sejak dini untuk mencetak generasi kedepan yang lebih baik. Melalui program-program TP-PKK diharapkan dapat membantu pemerintah desa maupun kabupaten dan negara untuk meningkatkan kualitas hidup kesehatan bagi masyarakat. Khusus bagi ibu-ibu hamil dan yang menyusui bayi berusia di bawah 2 tahun akan dituntaskan untuk mendapatkan intervensi yang tepat guna dari sisi kesehatan dengan mengerahkan semua kekuatan di bidang kesehatan yang dimiliki.

“Salah satu yang kita lakukan adalah Pemberian Makanan untuk Bayi dan Anak (PMBA) bagaimana nanti kita berikan pemahaman kepada masyarakat tentunya sasaran kita untuk berprilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Kita ingin bahwa stunting di Kabupaten Lombok Barat ini akan terjadi penurunan dalam wujud percepatan dan pada akhirnya kita akan bebas stunting,” harapnya.

Sementara itu Konselor PMBA Dikes Provinsi NTB Luh Suwandini menerangkan, bahwa masalah stunting merupakan ancaman bagi Indonesia. Menurtnya anak stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik tapi juga pertumbuhan otak. Efeknya, SDM menjadi tidak produktif yang berdampak pada terganggunya kemajuan negara.

“Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah hadir untuk masyarakat dalam menurunkan stunting. Upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI telah melakukan intervensi gizi spesifik meliputi suplementasi gizi makro dan mikro seperti pemberian tablet tambah darah, Vitamin A, taburia, kemudian pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI, kampanye gizi seimbang, pelaksanaan kelas ibu hamil, pemberian obat cacing, penanganan kekurangan gizi, dan JKN,” katanya.

Menurut Luh, stunting merupakan manifestasi dari kegagalan pertumbuhan yang dimulai sejak dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun (1000 Hari Pertama Kelahiran). Pencegahan dan penanggulangan stunting harus dimulai secara tepat sebelum kelahiran dan berlanjut sampai anak berusia dua tahun.

Masalah gizi anak yang menyebabkan stunting dan kekurangan gizi pada ibu hamil seringkali tidak disadari baik itu oleh individu, keluarga, maupun masyarakat. Sedangkan peran petugas kesehatan termasuk masyarakat menjadi penting dalam mensosialisasikan gizi baik di Posyandu atau Puskesmas. Hal penting lainnya adalah memperhatikan gizi pada remaja putri, terutama oleh orang tuanya. Remaja putri tersebut harus memiliki gizi yang cukup agar kelak ketika hamil mampu memberi asupan gizi pada janinnya.