Mataram, Diskominfotik- Sektor Pariwisata merupakan andalan dan potensi utama yang dimiliki oleh Kabupaten Lombok Barat selain Sektor Pertanian dan Peternakan. Sektor Pariwisata menjadi primadona dalam hal Pendapatan Asli Daerah. Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Daerah II Setda Lombok Barat, Rusditah, S.Sos dalam kegiatan konsultasi Publik Studi Amdal Kegiatan Instalasi Pengoprasian Kabel Bawah Laut Melalui Perairan Kepulauan Indoensia yang diselenggarakan di Mataram, Jumat 12/11/2021. Menurut Rusditah Pariwisata merupakan potensi terbesar yang dimiliki oleh Lombok Barat. Karenanya ia meminta dan menekankan agar kegiatan Instalasi Kabel Bawah Laut yang akan melalui wilayah Lombok Barat jangan sampai mengganggu kegiatan Pariwisata. “Kami tekanan agar kegiatan pemasangan instalasi kebel bawah laut jangan sampai mengganggu aktivitas pariwisata Lombok Barat” ujarnya.

Asisten Daerah II Lombok Barat menambahkan bahwa aktivitas instalasi kabel bawah laut ini tentu memiliki standart yang baku. Karenanya ia meminta agar standart baku tersebut benar benar dijalankan agar aktivitas pariwisata yang ada di Lombok Barat tidak terganggu dengan instalasi kebel bawah laut ini. Ia juga mengatakan kebutuhan listrik terus meningkat sehingga instalasi bawah laut ini diperlukan untuk melakukan suplai listrik ke singapura dari Australia. Namun ia menekanan agar kegiatan ini tidak mengganggu aktivitas pariwsata yang menjadi sumber PAD terbesar Lombok Barat dan meminimalisir dampak lingkungan atas aktivitas pemasangan kebel bawah laut ini. “Kami tentu berharap agar jalur jalur bawah laut yang dilalui tidak mengganggu aktivitas pariwisata di Lombok Barat, karena pariwisata ini menjadi kekuatan utama Lombok Barat” ujarnya.

Sementara itu Evi Pujiastuti dari perwakilan dari PT. Sangkrebel dalam paparan nya menyampaikan, bahwa Pihaknya bergerak di pada sektor Energi terbarukan seperti energi surya atau matahari yang menghasilkan listrik. Energi ini memiliki sumber utama dari Australia dan akan disalurkan atau didistribusikan melalui kabel bawah laut ke singapura. Aktivitas ini nantinya akan melalui perairan laut indonesia dimulai dari Nusa Tenggara Timur (NTT) kemudian perairan NTB, perairan Bangka Belitung, sampai dengan kepulauan Riau, hingga ke perbatasan perairan Singapura.  Evi juga menyampaikan nantinya jika peletakan kabel bawah laut ini mungkin akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif dan negatif. Karenanya ia berharap agar kegiatan pemasangan kabel bawah laut ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan sop. “Tentu pemasangan ini memiliki dampak positif dan negative pada lingkungan sehingga kita harus benar benar menganalisa dampak lingkungannya dan cara antisipasi dan recovery atas dampak tersebut” ujarnya.

Kegiatan ini menghadirkan sejumlah tokoh terkait, diantaranya seperti Asisten IDaerah II Setda Lombok Barat, Kepala Dinas Lingkungan Hidup  Budi Darmajaya, Kepala Dinas Kelautan dan perikanan Lalu Sukawadi, dan sejumlah pihak lainnya.  (Diskominfotik/ Fyan/Juan/Windi)