H. Prasetya Utama, M.Kes

(Widyaiswara BKD Kab. Lombok Barat)

Pendahuluan

Setiap manusia dalam menjalani kehidupan kesehariannya baik dalam kehidupan berumahtangga, pekerjaan, sekolah dan kegiatan yang bersifat rutinitas lainnya pada suatu masa pasti pernah bahkan sering merasa dan mengalami kejenuhan. Bekerja secara terus-menerus selama berjam-jam kerapkali membuat seseorang dilanda kebosanan apalagi bila aktivitas ditempatnya bekerja dirasakan monoton, sementara pegawai tersebut adalah tipe orang yang dinamis. Kejenuhan atau tepatnya merasa bosan dalam bahasa Belandanya dapat diartikan “zich vervelen” atau dalam bahasa Inggrisnya adalah “bored”. Sementara yang sedang trend dan sering diucapkan di lingkungan remaja kita saat ini adalah istilah “boring”.

Kondisi seperti itu juga dialami oleh karyawan yang selama bertahun-tahun bekerja pada suatu perusahaan, adakalanya mengalami kebosan.an dalam bekerja. Demikian halnya dengan Pegawai Negeri Sipil dengan rutinitas pekerjaannya yang kadang itu-itu saja dan tidak ada variasi dalam pekerjaannya, tentunya tidak terlepas dari rasa jenuh yang berdampak pada menurunnya semangat dalam bekerja. Padahal Pegawai Negeri Sipil selaku Aparatur Negara, abdi negara dan abdi masyarakat, wajib hukumnya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Dengan terjadinya kejenuhan (burnout) dapat menyebabkan menururunnya motivasi kerja. Menurunnya motivasi kerja akan berdampak pada menurunnya kualitas pekerjaan. Menurunnya kualitas pekerjaan dapat mengakibatkan rendahnya kualitas pelayanan kepada masyarakat.

 Penyebab Kejenuhan

Jadwal kerja yang terlampau padat dan setiap hari menghadapi jenis pekerjaan yang sama, terkadang cepat membuat pegawai merasa jenuh apalagi ditambah dengan masalah-masalah lingkungan kerja yang tidak terselesaikan. Ada banyak faktor mengapa pegawai merasa cepat jenuh bekerja dan dampaknya berpengaruh terhadap kinerja di tempat kerja.

Melihat fenomena ini seorang top leader harus tahu di mana trouble shooting permasalahan ini. Berikut ini ada beberapa factor penyebab kejenuhan di tempat kerja:

  1. Beban kerja. Pegawai yang bekerja melebihi kapasitas dan jam kerja berpotensi cepat jenuh. Beban kerja yang berat dan mereka harus menyelesaikannya dalam waktu yang ditentukan menjadi bekerja lebih keras, tentu hal ini tidak nyaman bagi mereka. Hingga mereka bekerja lembur sampai larut malam.
  2. Saluran komunikasi tidak lancar. Komunikasi yang tidak lancer menyebabkan pegawai sulit memahami pengarahan dari atasan. Demikian juga atasan yang terlalu menjaga jarak dan bersifat eksklusif, jarang berkomunikasi dengan bawahan, akibatnya bawahan jadi sungkan mendekati jajaran pimpinan. Salah satu penyebab komunikasi terhambat antara lain: perbedaan persepsi, ketidakmampuan kedua belah pihak menerima informasi karena faktor bahasa dan masih banyak lagi.
  3. Pimpinan otoriter. Pimpinan yang memerintahkan semena-mena, tanpa ingin tahu perasaan bawahan, pimpinan yang tak mendengarkan ide dari bawahan menyebabkan pegawai tidak betah berlama-lama di tempat kerja.
  4. Hak dan kewajiban tidak jelas. Yang paling sering terjadi karena hak dan kewajiban yang diberikan pimpinan tidak adil dan proporsional
  5. Tidak ada rotasi pekerjaan. Tiap hari pegawai mengerjakan tugas yang sama hingga bertahun-tahun lama-lama akan menjadi jenuh.

Ciri-ciri yang Menunjukkan Kejenuhan (Burnout)

Ketika seseorang mulai memperhatikan ciri-ciri atau gejala-gejala burnout yang dinyatakan di dalam literatur, makna konsep burnout meluas lebih jauh. Ada beberapa tanda dan gejala yang biasanya dikaitkan dengan burnout pada program layanan kemanusiaan sebagai berikut:

(1) Resistensi yang tinggi untuk pergi kerja setiap hari,

(2) Terdapat perasaan gagal di dalam diri,

(3) Cepat marah dan sering kesal,

(4) Rasa bersalah dan menyalahkan,

(5) Keengganan dan ketidakberdayaan,

(6) Negatifisme,

(7) Isolasi dan penarikan diri,

(8) Perasaan capek dan lelah setiap hari,

(9) Sering memperhatikan jam saat bekerja,

(10) Sangat pegal setelah bekerja,

(11) Hilang perasaan positif terhadap klien,

(12) Menunda kontak dengan klien, membatasi telepon dari klien dan kunjungan kantor,

(13) Menyamaratakan klien,

(14) Tidak mampu menyimak apa yang klien ceritakan,

(15) Merasa tidak aktif,

(16) Sinisme terhadap klien dan sikap menyalahkan,

(17) Gangguan tidur/sulit tidur,

(18) Menghindari diskusi mengenai pekerjaan dengan teman kerja,

(19) Asyik dengan diri sendiri,

(20) Mendukung tindakan untuk mengontrol perilaku, misalnya menggunakan obat penenang,

(21) Sering demam dan flu,

(22) Sering sakit kepala dan gangguan pencernaan,

(23) Kaku dalam berpikir dan resisten terhadap perubahan,

(24) Rasa curiga yang berlebihan dan paranoid,

(25) Pengunaan obat-obatan yang berlebihan,

(26) Konflik perkawinan dan keluarga, dan

(27) Sangat sering membolos.

 

Solusi Efektif Mengatasi Kejenuhan (Burnout)

Salah satu cara efektif untuk mengatasi kejenuhan pada para pegawai di suatu lingkungan kerja adalah dengan adanya kesadaran pada diri para pucuk pimpinan bahwa dalam melaksanakan pekerjaannya, seorang pegawai  banyak menghadapi berbagai problem yang bisa berdampak pada timbulnya sindrom burnout pada mereka.

Berbagai solusi efetif untuk mengatasi kejenuhan (Burnout) hendaknya para pimpinan di  lapangan melakukan hal-hal sebagai berikut:

  1. Ciptakan birokrasi yang tidak menimbulkan anggapan di mata pegawai bahwa para pembina yang bekerja di kantor, di manapun ia berkantor, tidak peduli dengan kesulitan mereka, atau bekerja untuk menghambat niat baik mereka. Tidak juga membuat pegawai merasa seolah-olah dipimpin dan atau dibina oleh mereka yang memiliki citra tidak kompeten, tidak efisien, kurang komitmen, kurang berminat terhadap hobi dan kegiatan kantor pada umumnya,
  2. Lakukan pembinaan pegawai  secara profesional, artinya lakukan serangkaian usaha bantuan kepada pegawai, terutama bantuan yang berwujud layanan profesional guna meningkatkan proses dan hasil pembinaan  yang menggairahkan,
  3. Lakukan hubungan profesional yang tidak kaku, yang akrab, yang tidak bersikap otoriter pimpinan, sehingga pegawai tidak takut bersikap terbuka kepada pimpinan. Dengan demikian, akan terjadi interaksi antara pegawai dengan pimpinan yang harmonis, sehingga pada gilirannya tersedia kesempatan untuk mengembangkan ke arah yang dapat menurunkan kemungkinan terjadinya burnout,
  4. Lakukan dukungan sosial yang cukup bermakna kepada pegawai. Sebab dukungan sosial yang tidak kuat dari pimpinan dapat menjadi sumber stres emosional yang berpotensi terhadap timbulnya burnout.

Jenis dukungan yang diharapkan pegawai ialah:

a. Saran dari pimpinan dalam mengatasi masalah pekerjaan yang dihadapi pegawai,

b. Kesediaan pimpinan untuk berempati terhadap perasaan-perasaan pegawai saat mengahadapi klien (masyarakat),

c. Peran pimpinan dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan promosi, dan

d. Memberi contoh tingkah laku yang dapat dijadikan panutan ditempat kerja pegawai, serta

e. Memberi umpan balik yang konstruktif terhadap kinerja pegawai, dan

f. Lakukan kebijakan pembinaan yang dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai.

Dalam mencegah terjadinya burnout tidak hanya harus diupayakan oleh pimpinan saja, namun yang lebih penting dalam mencegah terjadinya burnout adalah adanya upaya yang dilakukan pegawai itu sendiri. Pegawai sebaiknya juga waspada akan munculnya burnout. Sebab, selain merugikan diri sendiri, burnout juga berdampak pada kualitas pekerjaan dan citra pegawai yang sampai hari ini perlu diperjuangkan. Adapun upaya alternatif yang dapat dilakukan adalah;

1) Jaga kesehatan fisik dengan olah raga rutin, makan makanan yang halal dan baik;

2) Refreshing, rekreasi, hiburan untuk menghilangkan kepenatan;

3) Meningkatkan hubungan yang harmonis dengan orang lain;

4) Meningkatkan wawasan dengan membaca, menulis, ikut kegiatan yang bermanfaat; dan

5) Sebagai orang yang beriman jangan lupa untuk tetap berdoa, takwa, dan tawakal kepada Allah SWT.

 

Referensi:

http://www.anneahira.com/jenuh-bekerja.htm

http://www.thecrowdvoice.com/post/jenuh-di-tempat-kerja-1875168.html%E2%80%8E

artikel1.coffemix.com/2878/-Kebosanan -di-tempat-kerja/