Perpres: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum Maksimal 583 Hari

Dalam perpres itu disebutkan, setiap instansi yang memerlukan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum diharuskan untuk menyusun dokumen perencanaan pengadaan tanah. Dokumen tersebut antara lain memuat tujuan rencana pembangunan, kesesuaian dengan Rancangan Tata Ruang Wilayah (RTRW), gambaran umum status tanah, dan perkiraan nilai tanah. Dokumen tersebut lalu diserahkn kepada gubernur di wilayah tanah tersebut berlokasi. (lebih…)

Khasiat dan Gizi Buah Kurma

Kurang afdhal rasanya bila buka puasa Ramadhan tanpa dilengkapi dengan kurma. Buah merah kehitaman dengan bentuknya sederhana tapi rasanya manis khas ini sangat populer di bulan suci Ramadhan. Tak heran sebab Rasulullah memang menganjurkannya. (lebih…)

PRESIDEN AKAN BUKA PERTEMUAN AIPA-PAP DI LOMBOK

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dijadwalkan akan membuka pertemuan lanjutan ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) dengan Pan African Parliament (PAP), guna membahas kerja sama parlemen lintas benua, di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, 16-17 September 2012. (lebih…)

Tes CPNS, Nilai Karakter Diprioritaskan

“Jadi meski intelegensia dan integritas tinggi, tapi karakter pribadi rendah tidak bisa lulus. Dalam testing kompetensi dasar, CPNS bisa lulus kalau hasil karakter pribadinya di atas 60 persen. Kalau kebangsaan dan intelegensia maksimal 20 persen,” terang Ramli di Jakarta, Senin (30/7). (lebih…)

Tempat Terbatas, Kuota Haji Tambahan Belum Jelas

JAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) hingga saat ini masih terus menunggu kabar dari pemerintah Arab Saudi mengenai kuota haji tambahan untuk Indonesia. Diduga, lamanya penetapan kuota tambahan ini disebabkan tempat pemondokan di Arab Saudi sangat terbatas. (lebih…)

Rancangan Undang–Undang Ormas-Ormas Wajib Publikasikan Dana

Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi menyatakan, sejumlah pengetatan sudah disiapkan melalui RUU Ormas yang masih dibahas di DPR. Salah satu pengetatan itu adalah publikasi sumber pendanaan ormas. Gamawan mengatakan, UU Ormas Tahun 1985 memang sudah mengatur mengenai keberadaan ormas. Namun,UU tersebut dinilai sudah tidak sesuai dengan dinamika yang terjadi saat ini. (lebih…)

Pemerintah Tetapkan Puasa Mulai 21 Juli

Muhammadiyah dan FPI Tetap Jumat

JAKARTA- Penetapan awal Ramadhan selalu diwarnai perbedaan, setiap tahunnya. Tidak terkecuali tahun ini. Namun, berdasarkan pengamatan Rukyah dimana mayoritas menyatakan tidak melihat hilal, pemerintah akhirnya menetapkan awal puasa jatuh pada hari Sabtu, 21 Juli nanti. Hal itu diputuskan dalam Sidang Isbat Awal Ramadhan 1433 Hijriyah di gedung Kemenag, kemarin (19/7). ” (lebih…)

Pimpinan Ponpes di NTB jadi Pahlawan Lingkungan

JAKARTA – Peraih Ramon Magsaysay Award 2011, TGH Hasanain Juaini kembali mengukir prestasi di bidang lingkungan.  Kali ini Pimpinan Pondok Pesantren, Nurul Haramain, Narmada, Lombok Barat, NTB itu meraih penghargaan bidang lingkungan Green Local Hero.

Anugerah ini diberikan dalam acara Indonesia Green Award (IGA) 2012 yang digelar oleh The La Tofi School of CSR bersama Majalah BISNIS & CSR. IGA sudah ketiga kalinya diberikan sejak 2010 lalu. Kali ini penerimanya adalah para individu, korporasi, lembaga pemerintah atau komunitas yang konsen terhadap isu-isu lingkungan.

Maksudnya, mereka yang melakukan upaya nyata untuk memperbaiki kondisi alam di Indonesia. Tujuannya tak lain untuk terus menghargai dan memotivasi tumbuhnya kesadaran bersama untuk terus menjaga dan melestarikan alam yang akan diwariskan untuk generasi mendatang.

Ada 21 katagori yang diberi award dalam malam penganugerahan yang berlangsung Selasa (10/7)  malam di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta. Kategorinya antara lain Green Manufacture, Green Mining, Green Energy, Green Automotive, Green Pharmacy, Green Consumer Product, Green Agro Industry, Green Forestry, Green Banking, Green Insurance, Green Telecommunication, Green Transportation, Green Real Estate, Green Hotel, Green Hospital, Green Province, Green City, Green School, Green Campus, Green Media dan Green Local Hero.

Untuk katagori terakhir merupakan satu tambahan katagori baru yang diberikan untuk tokoh penggerak lingkungan di pelosok nusantara yakni Green Local Hero. Katagori ini pula yang diraih Hasanain.

Seperti diketahui sebelumnya, Hasananin Juaini sejak lama merintis program rehabilitasi lingkungan melalui upaya reboisasi. Melalui Ponpes yang dipimpinnya, pria kelahiran  17 Agustus 1964 itu menggerakkan masyarakat sekitar agar mau turun tangan menghijaukan kembali areal hutan di kawasan Narmada Lombok Barat.

Adanya keterlibatan masyarakat melalui siklus yang terus menerus setidaknya telah mampu merubah kegiatan pelestarian alam ini menjadi budaya sehari-hari. Sementara untuk bibit pohon Ponpes tersebut memproduksi sendiri dengan melibatkan para santri dan menjadi bagian dari mata pelajaran.

Tanaman-tanaman inilah yang kemudian didistribusikan ke sejumlah wilayah yang membutuhkan secara cuma-cuma. Kelak kegiatan inilah yang membuat Ramon Magsaysay Award Foundation (RAMF) memberi nilai lebih untuk Hasanain sehingga layak mendapatkan Ramon Magsaysay Award tahun 2011

Sementara terkait award dari La Tofi, Hasanain menyebutnya sebagai dorongan untuk berupaya lebih banyak lagi bagi lingkungan. “Besok saya akan ke Bogor, kita mau belajar mengenai pembangunan dan pengelolaan Kebun Raya, kita akan membangun  Kebun Raya di Lombok,” ujarnya usai penganugerahan tersebut di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta.

Selain Hasanain ada tiga tokoh penggerak pelestarian lingkungan yang juga mendapatkan anugerah dalam katagori ini yaitu. Erni Suhaina, penggerak komunitas kreatif di Cilacap yang mampu memanfaatkan  sampah dan limbah tak berguna lainnya untuk perekonomian masyarakat.

Kemudian ada Haji Chairudin atau yang akrab disapa Bang Idin. Ia merupakan sosok yang tak kenal lelah merawat Kali Pesanggerahan, Jakarta agar mampu bermanfaat lebih besar bagi warga sekitar. Selain itu ada juga Nur Alam, aktivis penggerak lingkungan asal Sulawesi Tenggara.

Sementara La Tofi selaku Chairman La Tofi School of CSR menyebut Hasanain memiliki kesungguhan dan keberhasilan dalam menggerakkan pelestarian alam melalui ponpes yang dimilikinya. Menurutnya, hal ini sangat menarik dan mampu membudayakan kesadaran lingkungan di masyarakat sekitar.

“Tuan Guru (Hasanain) itu mampu mengaplikasikan ajaran agama ke dalam kegiatan pelestarian lingkungan, lebih dari itu dia, memulai dengan mencontohkan kemudian mengajarkan dan menyebarluaskannya di masyarakat,” ujar pria kelahiran Bima ini.

Acara ini sendiri dihadiri Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan. Hadir juga Guru Besar Manajemen Lingkungan ITB Prof. Ir. Surna Tjahja Djajadiningrat selaku ketua dewan juri beserta undangan lainnya.(zul/jpnn)

http://www.jpnn.com/index.php?mib=berita.detail&id=133433

BPM Upayakan Mutiara Lombok “MENJAMUR” di Hawai

Mataram, 11/7 (ANTARA) – Badan Penanaman Modal (BPM) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengupayakan mutiara khas Lombok “menjamur” di pasar internasional Hawai, yang diperdagangkan lintas negara.

“Sudah ada pengusaha Hawai yang banyak membeli mutiara khas Lombok dan akan menjualnya di pasar internasional Hawai, sehingga kami terus mendorong transaksinya,” kata Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) NTB Lalu Bayu Windia, di Mataram, Rabu.
Ia mengatakan, sejumlah investor Hawai juga hadir dalam lelang mutiara yang digelar di Pulau Lombok, NTB, pada 2011 dan 2012, dan cukup mendominasi pembelian mutiara Lombok.

Bahkan, seorang pengusaha asal Hawai yakni Ricard Smith, diberi apresiasi oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu, karena telah banyak berperan dalam menggerakkan pembeli mutiara dari negaranya.

“Kami terus mendorong perdagangan mutiara lintas negara itu, antara lain melalui pengusaha asal Hawai yang banyak membeli mutiara Lombok untuk dijual di negaranya,” ujarnya.

Bayu meyakini perdagangan mutiara Lombok di Hawai dapat berjalan lancar, mengingat mutiara yang menjadi primadona dunia yakni Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) diyakini berasal dari NTB.

Sejumlah negara pernah mengklaim Mutiara Laut Selatan itu merupakan produk negara itu, padahal populasi Mutiara Laut Selatan didominasi dari perairan Pulau Lombok, NTB dengan 27 jenis warna yang dihasilkan. Tiga warna yang paling diminati yakni emas, perak dan perunggu.

Dengan demikian, “South Sea Pearl” yang ada Australia, Tahiti, dan Hawai, diyakini berasal dari Indonesia karena banyak ditemukan jenis mutiara itu di perairan Pulau Lombok.
“Dalam berbagai kesempatan, kami selalu promosikan bahwa ‘South Sea Pearl’ berasal dari Lombok, agar pengusaha dari berbagai negara dapat membuktikannya,” ujarnya.

Hasil penelitian Kementerian Kelautan dan Perikanan, mutiara produk NTB diklasifikasikan dalam golongan A (kualitas tinggi), B (sedang) dan C (rendah). Klasifikasi A memiliki nilai jual Rp1 juta/gram, B Rp150 ribu/gram dan klasifikasi C sebesar Rp100 ribu/gram.

Sedangkan versi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB, jumlah perajin mutiara di wilayah NTB telah mencapai 2.000 orang lebih, terbanyak di Pulau Lombok.

NTB merupakan daerah potensial pengembangan mutiara dengan daya dukungan lahan 19.056 hektare yang dapat memproduksi rata-rata sebanyak 600 kilogram/tahun.

Sekitar 10-30 persen dari total produksi mutiara NTB setiap tahun diantarpulaukan ke Surabaya dan Jakarta untuk selanjutnya diekspor ke berbagai negara oleh 38 orang pengusaha mutiara.
Lokasi budidaya mutiara di Lombok seperti di Pantai Sekotong, Pemenang, Senggigi, Lombok Timur, Sumbawa, dan Bima. (*)

http://www.antaramataram.com/berita/?rubrik=3&id=22497

1 48 49 50 51 52 53