Gerung, Diskominfotik- Santri Indonesia memiliki hari perayaan khusus yang ditetapkan secara sah oleh negara setiap tanggal 22 Oktober yang dinamai sebagai Hari Santri Nasional.

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat bersama Forkopimda peringati hari santri nasional dengan menggelar upacara di Lapangan Mapolres Lombok Barat, Kamis 22/10/2020.

Upacara diikuti oleh perwakilan santri dari beberapa Pondok Pesantren di Lombok Barat yang dihadiri oleh Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Ketua DPRD Lombok Barat Hj. Nurhidayah, Sekretaris Daerah H. Baihaqi, Kapolres Lombok Barat AKBP Bagus Satriyo Wibowo, S.I.K,  dan Ketua MUI Lombok Barat TGH. Abdullah Mustapa serta Tokoh Agama dan para Pimpinan  Pondok Pesantren sewilayah Lombok Barat.

Bertindak sebagai Pembina Upacara Dandim 1606 Lombok Barat Kolonel Arm Gunawan, S.Sos., M.T.

Upacara Hari Santri Nasional di lapangan Mapolres Lombok Barat ini menunjukkan kekompakan Forkopimda Lombok Barat dalam pembinaan masyarakat bersama para tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat di Lombok Barat.

Dalam Amanatnya pembina Upacara Kolonel Arm Gunawan membacakan pidato Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid menyebutkan peringatan Hari Santri Nasional ini menjadi hal yang penting karena tujuannya adalah untuk mengingatkan masyarakat tentang resolusi jihad Hadratussyaikh KH Hasyim Asyari yang kala itu menjabat sebagai Rais Akbar PBNU memutuskan untuk melakukan resolusi jihad melawan pasukan kolonial Belanda di Surabaya, Jawa Timur. Keputusan itu ditetapkan setelah mendengar tentara Belanda yang berupaya kembali menguasai Indonesia dengan membonceng sekutu.

“Sejak menyerukan resolusi jihad tersebut, para santri dan rakyat pun melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran di Surabaya. Pimpinan Sekutu Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby pun tewas dalam pertempuran itu,” terangnya.

Hari Santri Nasional, lanjutnya, dituangkan ke dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 yang ditandatangani di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dengan begitu, masyarakat bisa kembali mengingat perjuangan dan meneladankan semangat jihad para santri yang digelorakan para ulama.

“Peringatan Hari Santri adalah ditujukan kepada semua santri yang ada di Indonesia, tanpa melihat di mana dan apa afiliasi dari pondok pesantren di mana para santri belajar,” ujarnya.

Dalam konteks Lombok, lebih-lebih di Lombok Barat, terangnya, kita pun tidak kekurangan pondok pesantren yang telah melahirkan alumni-alumni yang mampu menunjukkan kiprahnya di berbagai bidang.

“Bila Lombok terkenal dengan Pulau Seribu Masjid, maka tidak berlebihan juga bila kita menyebut Lombok juga merupakan pulau seribu Pondok pesantren dengan ribuan alumninya,” ucapnya.

Peringatan Hari Santri Nasional, memiliki dua makna. Yang pertama, untuk mengingatkan kita akan peran penting santri dalam proses berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahwa semangat jihad para kyai dan santri saat itu, turut menjadi cikal bakal berdirinya NKRI, dan yang kedua, untuk mengingatkan kita pasca kemerdekaan Indonesia, para santri tetap memainkan kiprahnya dalam mengisi pembangunan.

Tema Hari Santri Nasional tahun 2020 adalah “Santri Sehat, Indonesia Kuat”. Tema ini tentu sangat tepat, mengingat masih pada masa dibayang bayangi oleh pandemi Covid-19.

Harapan dari tema ini adalah agar para santri di seluruh Indonesia termasuk yang ada di Kabupaten Lombok Barat, untuk tidak hanya menjaga kesehatan, tetapi juga mampu menjadi yang terdepan  memberikan contoh dalam penerapan Protokol Kesehatan dan turut serta berupaya untuk pencegahan Covid-19. (Diskominfotik Lobar/Angge)