Kabupaten Lombok Barat

120 Pekerja Anak Kembali ke Sekolah

Giri Menang – Bila beberapa waktu terakhir ini berita mengenai anak di media banyak memuat kekerasan terhadap anak, maka ini sebaliknya, sebuah kabar gembira, Tahun 2014 ini, sebanyak 120 anak yang tergolong Pekerja Anak (PA) mendapat kesempatan untuk kembali ke sekolah di Lombok Barat (Lobar). Senin (19/5), Sekretaris Daerah (Sekda) Lobar, Drs.HM. Uzair membuka pelaksanaan Program Pengurangan Pekerja Anak dalam mendukung Program Keluarga Harapan (PPA-PKH). Kegiatan ini dilaksanakan di RPPSA Putra Utama Provinsi NTB di Desa Selat Kec. Narmada.
Dalam laporan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), H.Faturrahim, disebutkan, sebanyak 120 orang Pekerja Anak baik yang sudah tamat SD maupun SMP dipondokkan selama 1 bulan dari tanggal 15 Mei hingga 13 Juni 2014 di shelter RPPSA Putra Utama atau yang dulunya bernama Sasana Petirahan Anak (SPA) Putra Utama yang untuk kemudian dievaluasi dan dilanjutkan sekolahnya baik ke SMP maupun SMA.
“Program ini (PPA-PKH) telah dilaksanakan selama 2 tahun sejak 2014 dengan tujuan agar anak-anak usia sekolah yang bekerja kembali ke sekolah,” ujar H. Faturrahim. Dikatakannya, ke-120 anak tersebut berasal dari 8 kecamatan kecuali Gunungsari dan Batulayar yang tidak ikut karena datanya belum masuk.
Selama di shelter (pemondokan), kata H. Faturrahim, mereka akan dididik oleh 12 orang pendamping dan tutor. Fasilitas yang diberikan yaitu berupa makan 3x sehari, snack, perlengkapan belajar, dsb yang dananya berasal dari APBN (Kemenakertrans). Program PPA-PKH ini, kata mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Lobar ini, terbilang berhasil. Itu ditandai dengan 120 orang anak sebelumnya (2013) yang dipondokkan telah kembali lagi bersekolah.
Sekda HM Uzair, dalam sambutannya, memberikan nasehat dari hati ke hati kepada 120 anak yang mengikuti Program PPA-PKH.
“Anak-anak seusia kalian belum waktunya bekerja, karena secara fisik, intelektual, sosial maupun biologis belum memungkinkan untuk bekerja,” kata HM Uzair sambil menekankan agar kegiatan yang seperti ini perlu diberitakan media bukan cuma sisi-sisi negatif kekerasan anak.
“Anak-anak kita banyak yang meninggalkan bangku sekolah karena alasan ekonomi, membantu orangtua, orangtua bercerai, dan sebagainya,” kata Uzair. Untuk itu, harapnya, melalui program PPA-PKH anak-anak tersebut dicoba dikembalikan ke sekolah supaya mereka dapat tumbuh menjadi anak-anak yang sehat dan pintar demi diri sendiri, keluarga, bangsa dan negara.
“Bekerja bagi anak bisa positif untuk pengenalan saja, seperti menyapu halaman, mencuci piring, namun akan menjadi negatif apabila mengganggu pendidikan,” kata mantan Kabag Humas Setda Lobar ini.
Uzair juga mengingatkan agar anak-anak tersebut tidak cepat terpengaruh oleh ajakan-ajakan yang tidak jelas.
“Jangan sampai kalian diperlakukan semena-mena oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” pesan Uzair. Uzair juga berharap agar 12 orang pendamping bisa memotivasi mereka untuk mau kembali sekolah.
“Dekati anak-anak ini dengan cara halus, kata-kata manis, jangan ada kata-kata keras atau tindakan kekerasan fisik karena mereka punya masalah,” ucap Uzair sambil berharap agar kegiatan seperti ada tindak lanjutnya sehingga benar-benar berhasil.
Sebagai referensi, program PPA-PKH tahun 2014 secara nasional menargetkan mengembalikan 15.000 orang pekerja anak ke dunia pendidikan, melibatkan 21 provinsi dan 100 kabupaten/kota se-Indonesia. Untuk Provinsi NTB sendiri 3 kabupaten yang mendapat Program PPA-PKH yaitu Lombok Barat (120 PA), Sumbawa (120 PA) dan Bima (90 PA).
Hadir dalam acar tersebut dari Dinas Sosial NTB, dari Kemenag Lobar, jajaran Dinsosnakertrans Lobar, Kepala RPPS Putra Utama NTB dan jajarannya, beberapa kepala SKPD, Muspika Kec. Narmada, Kepala Puskesmas Narmada, undangan-undangan lainnya serta para peserta dan pendamping PPA-PKH. (Humas Lobar)