Kabupaten Lombok Barat

Ada Masalah, Lapor ke Menteri, Biaya Ditanggung

Kehadiran Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman dimanfaatkan petani dan penyuluh di Lombok Barat (Lobar) untuk mengadu. Mereka menyampaikan kekurangan yang dihadapinya pada musim tanam, seperti benih, pupuk, hingga kebutuhan penyuluh.

Puluhan warga telah berkumpul di tenda yang dibuat cukup sederhana di Desa Gapuk, Kecamatan Gerung. Mereka siang itu menanti kedatangan Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman.

Warga yang berpakaian sederhana itu menunggu kedatangan pak menteri bersama orang nomor satu di Lombok Barat H Zaini Arony. Hampir setengah jam mereka menghabiskan waktu berada di lahan kosong areal persawahan.

Kabar kedatangan menteri era Presiden Joko Widodo itu akhirnya tiba. Pejabat pun memberikan aba-aba pada petani maupun undangan untuk bersiap.

Ketika mobil menteri memasuki arena pertemuan, semua menyingkir, memberikan ruang bagi Andi Arman Sulaiman untuk duduk di tenda nan sederhana.

Pria yang berpakaian sederhana dengan sepatu itu membuka pintu mobil, lalu bersalaman dengan bupati sambil menyapa para petani. Sapaan disusul senyum khas menteri disambut hangat para petani. Mereka pun berusaha menyalami pria yang mengenakan pakaian kemeja putih dipadu celana kain warna hitam.

Pertemuan itu memang dibuat sederhana. Menteri tidak ingin berlebihan disambut, begitu juga dengan jamuannya. Ia yang mengaku berasal dari petani ingin merasakan suka duka dengan petani.

”Saya ini anak petani. Jadi, saya sudah terbiasa dengan aroma sawah,” kata Andi Arman Sulaiman membukan percakapan dengan puluhan petani Desa Gapuk.

Dalam pertemuan itu, dia banyak menceritakan tentang prospek pertanian ke depannya. Mulai dari agenda swasembada pangan hingga peran penyuluh.

Rupanya penjelasan pak menteri itu disimak baik-baik para petani dan penyuluh, apalagi menteri bertekad untuk memperbaiki sistem pertanian. Mulai dari kebutuhan petani seperti benih, pupuk, hingga keberadaan penyuluh yang dianggap memiliki posisi penting dalam meningkatkan produksi pertanian.

”Kami sudah siapkan anggaran untuk petani. Jadi tidak ada lagi masalah kekurangan dan keterlambatan pupuk dan benih,” ujar dia.

Di penghujung pertemuan itu, menteri memberikan kesempatan pada petani dan penyuluh untuk memberikan pertanyaan. Kesempatan itu diawali dengan keluhan petani mengenai benih dan pupuk yang sering langka dan kurang.

Mendengar keluhan itu, dia pun menegaskan tahun ini tidak ada lagi persoalan seperti itu. Pupuk dan benih akan disalurkan pada petani sesuai  dengan waktu dan kebutuhannya. ”Tidak ada‎ lagi benih yang ‎ terlambat, begitu juga pupuk,” kata dia.
Jika ada yang terlambat, ia meminta kepada petani untuk melaporkan langsung. Bahkan, dia berjanji akan membiayai petani untuk melaporkan langsung pada menteri.

”Kalau terlambat, satu petani ke kementerian untuk lapor. Kami yang biayai,” terang dia.

Tidak hanya itu, Andi Arman Sulaiman meminta juga pada petani untuk melaporkan ke aparat penegak hukum jika ada permainan di tingkat distributor. Petani tidak perlu ragu melaporkannya, karena ketersedian pupuk dan benih sudah dijamin.
”Ada yang timbun, lapor polisi,” tegasnya.

Selain persoalan benih dan pupuk, penyuluh juga ikut mengeluh. Mereka menyampaikan kekurangan penyuluh di tiap desa. Saat ini, satu desa ditempati satu penyuluh.
Tapi, berhubung penyuluh ada yang pensiun maka jumlahnya berkurang. Sementara, di satu sisi, presiden telah mengeluarkan moratorium pengangkatan pegawai negeri sipil.
Menteri pun hanya tersenyum mendengar. Ia tidak bisa memberikan janji, apalagi mau tambah penyuluh. ”Akan tiba saatnya penambahan penyuluh,” katanya. (islamudin)

Sumber: http://www.lombokpost.net/2015/ada-masalah-lapor-ke-menteri-biaya-ditanggung.html