Produksi durian organik di wilayah yang dikenal sebagai kandang durian ini tak sedikitpun menggunakan zat-zat kimia dalam pemupukannya. “Kami tak ingin konsumen mengeluh dan bahkan menghindar jika ketahuan menggunakan pupuk an organik. Konsumen saat ini cukup jeli membedakan mana durian organik maupun an organik,” bilang Sakdudin, petani sekalian penjual durian di Karang Bayan, Lingsar.
Kepiwaian konsumen memilih durian organik dan an organik bisa dijadikan tolok ukur akan tingkat kecerdasan dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, segar dan bugar. “Durian organik bisa dilihat dari ciri-ciri kulitnya yang segar, bugar dan isinya yang mengeluarkan aroma khas alami yang langsung bisa dimakan ditempat. Sebaliknya durian an organik, pertumbuhan buahnya terlihat dipaksakan. Bahkan isinyapun menyembulkan aroma campuran dengan rasa yang kurang legit,” Dari warga Karang Pule, Mataram saat ditanya beda durian organik dan an organik.
Sebagaimana diketahui durian menjadi makanan paforit yang selalu diburu saat musim durian tiba dki Lombok, khususnya sentra penghasil durian yang ada di Lingsar, Narmada dan Gunjungsari, Lombok Barat. Buah pencuci mulut ini disukai, karena rasanya yang enak dan melegakan tenggorokan dengan aromanya yang harum mengundang selera. Biasanya setiap musimnya tiba selalu menjadi buruan dan biasanya laris terjual.
Karang Bayan, kecamatan Lingsar merupakan salah satu areal yang setiap tahun menjadi pasar dadakan, dimana para pedagang durian menjajakan dagangannya kepada konsumen yang datang dari Lombok Barat,Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur.
Pedagang sekaligus petani durian lainnya, Lalu Mustaan mengungkapkan, durian yang ia budidayakan merupakan durian organik dengan pemupukan ala sederhana yang diambilkan dari campuran kotoran berbagai jenis ternak yang ia pelihara sendiri maupun dari peternak lainnya. Menggunakan pupuk organik dari kotortan kandang ternakpun bagi Mamiq Mustaan begitu ia biasa dipanggil cukuplah praktis. Dari awal penanaman hingga usia pohon rambutan puluhan tahun lamanya ia tetap memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuknya. “Hasilnya cukup memuaskan. Pertumbuhan durian lebih segar, bagus, daunnyapun lebih tebal dan cepat berbunga. Daging buahnyapun lebih berisi serta aromanya yang khas. Karena itulah banyak dicari konsumen,” kata Mamiq.
Jurnalisme Warga, Wardi-Labuapi.