Kabupaten Lombok Barat

Biarkan Hujan Mengguyur, Kafilah Tetap Berlalu

Kendati hujan terus mengguyur, namun seluruh peserta Pawai Ta’aruf Seleksi Tilawatil Qur’an (STQ) terus berjalan. Gelaran STQ XXII tingkat Provinsi NTB yang digelar di Kabupaten Lombok Barat (Lobar) itu,diikuti oleh 10 kabupaten/kota se NTB.

Pelepasan peserta dimulai dari lapangan Mareje Gerung dan finish di depan Pendopo Kantor Bupati Lobar di Giri Menang-Gerung. Rencananya, kegiatan STQ akan berlangsung sejak tanggal 3 – 8 Desember 2012. “Masing-masing kabupaten/kota mengirim 30 orang peserta”, papar Kemenag Lobar Drs.H.Muslim di sela-sela acara pawai Senin (3/12/2012) siang tadi. Dirinci Muslim, dari 30 orang peserta tersebut terdiri dari peserta sebanyak 16 orang, dan 14 orang selaku official.

Dikatakan Muslim, walaupun hujan rintik-rintik terus mengguyur tanah Gerung, namun seluruh peserta pawai tampak antusias mengikuti jalannya pawai. Diawali dari Marching Band Korem Wirabhakti, AU dan AD dengan aksi sejumlah mayoret mereka yang memukau penonton. Tepuk tangan terus bergemuruh, menandakan ini suatu tontonan yang cukup meriah bagi seluruh masyarakat Gerung dan Lobat umumnya. Pawai pertama, pasukan pembawa bendera seluruh peserta. Bendera peserta STQ dibawa oleh anggota Paskibraka Lobar tahun 2012.

Hujan masih mengguyur namun para kafilan dan peserta pawai ta’aruf terus berjalan. Mereka tak menghiraukan suasana tak mengenakkan itu. Karena masing-masing peserta dari 10 kabupaten/kota, tampil dengan busana adat masing-masing. Terlebih, setiap kabupaten pesertra diiringi oleh sejumlah kesenian dan marching band asal Lobar. Dari 10 kecamatan se Lobar, seluruhnya mendampingi peserta diawali dari Kabupoaten Bima. Menyusul Kota Bima, Dompu, Sumbawa, KSB, Lotim, Kodya Mataram, KLU, Lobar dan terakhir peserta dari Loteng.

Dari seluruh peserta pawai, hanya kabupaten Loteng yang dinilai paling mewah. Karena Bupati dan wakil bupati Loteng tampak turut serta menyemarakkan kontingen. Bahkan mereka menggunakaan kendaraan sepeda motor ATV, serta sebagian pula menunggang kuda dengan busana khas Sasak serta rombongan kesenian berupa sejumlah penari gandrung. (L.Pangkat Ali)