Berdasarkan data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) setempat, saat ini jumlah penyandang buta aksara tinggal 1,4 persen atau sekitar 300 orang. “Jumlah yang tersisa jauh di bawah standar nasional 5 persen. Bahkan dari tahun 2011, sudah tuntas buta aksara dan mendapat pengakuan dari Gubernur”, kata Kepala Dikbud Lobar H Fathurrahim di sela-sela pembukaan program SKB dan penyerahan bantuan PAUDNI Dikbud Lobar di SKB Gunungsari, kemarin.
Dinas melalui program Keaksaraan Fungsional (KF) dan Keaksaraan Usaha Mandiri (KUM) akan terus berupaya menuntaskan angka buta aksara tersebut. Bantuan yang disalurkan pihaknya ke PKBM dan lembaga kursus berupa barang maupun keterampilan berupa pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan di SKB.” Ada sekitar 5 hingga 6 jenis bantuan. Untuk bantuan berupa barang langsung diberikan kepada PKBM, sedangkan bantuan pelatihan-pelatihan di kembangkan di SKB”, jelasnya.
Bupati H Zaini Arony yang hadir di acara meminta kepada kepala-kepala SKB agar mampu berkreasi menggelar kursus-kursus sesuai kebutuhan pasar maupun kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, pendidikan akan menjadi lebih kokoh jika dasar dari pendidikan itu sudah kuat. Dasar yang dimaksud tersebut berada di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) .” Pendidikan yang pertama dan utama adalah pendidikan keluarga yang menjadi bagian dari pendidikan nilai. Kesemuanya menjadi basic fundamental dari pendidikan”,terang Bupati.(ida)
Sumber : Koran Lombok Post 12 Oktober 2012
Foto : Humas Kabupaten Lombok Barat