Gunungsari, Diskominfotik- Kunju
Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau Posyandu Desa Midang yang terintegrasi dengan Bank Sampah dan peresmian Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
Dalam kunjungan tersebut Wakil Gubernur didampingi oleh Asisten 1 Prov, NTB. Dan para Kepala Biro Lingkup Pemda Provinsi NTB. Disambut baik oleh Sekretaris Daerah Lombok Barat H. Baihaqi, Ketua DPRD Kabupaten Lombok Barat Hj. Nurulhidayah Ketua Penggerak PKK Kabupaten Lombok Barat Hj. Khairatun Fauzan Khalid, para Kepala OPD, Kepala Desa, Desa Midang Drs. Syamsudin Tokoh Agama, dan Tokoh Masyarakat Desa Midang.
Sekretaris Daerah Kabupaten Lombok Barat mewakili Bupati menyampaikan sambutan dengan
Posyandu yang pada awalnya melayani perkembangan kesehatan bayi dan manula berfungsi pula untuk melakukan sosialisasi penyadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan.
“ Jangan jadikan mendatangi Posyandu hanya untuk memenuhi kewajiban tetapi jadikan sebagai kebutuhan agar kesehatan keluarga terlayani sejak bayi.” ungkapnya.
“ Dengan mendorong Desa Midang ini menjadi Desa Wisata itu triger untuk membenahi lingkungan, itu otomatis lingkungan harus dibenahi karena menarik orang untuk datang berkunjung, untuk jadi Desa Wisata Masyarakatnya harus sehat, bagaimana menggerakkan Ekonomi kemudian Posyandu terintegrasi dengan Bank Sampah ini luar biasa kepala Desa sudah paham betul.” Pujinya.
Sedangkan Kepala Desa Midang Drs. Samsudin memaparkan bahwa Pembangunan Desa Midang dimulai dari keberlangsungan Posyandu Keluarga untuk mendorong masyarakat berpola hidup bersih dan mensukseskan Desa Midang menjadi Desa Wisata.
Samsudin menjelaskan strategi yang dikembangkan dalam membangun Desa Midang ini dengan sistem Pilot Project.
“ Ada 4 Pilot Project yang dikembangkan saat ini, yang pertama adalah pengolahan sampah keluarga, kedua meningkatkan perekonomian masyarakat dengan merevitalisasi sungai dan selokan ketiga peningkatan kapasitas perempuan dan yang keempat, adalah partisipasi kelompok melenial.” Jelasnya.
sampah-sampah keluarga dibedakan antara sampah kering dan sampah basah
“ Sampah kering dijadikan ecobrick yang banyak menghiasi sepanjang jalan desa, sementara sampah basah diselesaikan dengan metode takakura dan komposter bag. Ini merupakan sebuah metode pengolahan sampah organik di rumah tanpa perlu khawatir bau berlebih dan dapat dilakukan dengan waktu yang fleksibel.” Tuturnya.
Program ecobrick diintegrasikan dengan program posyandu keluarga. Setiap jadwal posyandu masyarakat diminta membawa sampah kering dan dimasukkan ke dalam tabung ekobrik.
“ Untuk produksi kompos sendiri, Bank Sampah Desa Midang telah mampu memasarkan produknya ke berbagai kecamatan di Lombok Barat.” Jelasnya. (Diskominfotik/Yani/Juan/Azmil/Ajie)