Warung-warung ini menurut mantan menteri Koperasi era orde baru itu jangan sampai mati. Caranya, dengan menjadikan koperasi sebagai sentra kulakan. Tugasnya untuk memperkuat warung-warung tadi. Yang penting kata pria peraih gelar HC ini, pemerintah daerah mendorong koperasi untuk membuat sentra-sentra kulakan. Sasaran dan tujuannya memperkuat dan memberdayakan warung-warung tadi, termasuk juga menghidupkan kembali koperasi yang ada.
Lebih lanjut dikatakan Subiakto, di sini peranan koperasi sangat besar sekali. Dengan begitu Subiakto menawarkan koperasi sebagai sentra kulakan. Dan pemda berperan dalam dukungan politis, sementara Yayasan Damandiri membantu dalam hal sistem.
Di luar konteks itu, ada wacana pemerintah akan menghapus dana Kredit Usaha Rakyat (KUR). Menurut catatan Subiakto, soal itu, ada 40 persen lebih dana ini tidak tersentuh oleh perbankan. “Yang menyentuh apa, rentenir” katanya seraya menambahkan, yayasan damandiri akan membantu dalam hal koperasi taanggung renteng
Di tempat yang sama, Bupati Lobar H.Zaini Arony mengungkapkan, pelaku usaha juga dituntut memiliki target parameter dalam dalam pengembangan produksinya. Apalagi saat sekarang ini persaingan dinilai demikian pesat dasn ketat. “Kompetisi dimulai tahun 2015” katanya seraya menyebut ada lima hal yang mengawali kompetisi tersebut. Hal tersebut kata Zaini adalah berkaitan dengan barang, jasa, investasi,, modal dan tenaga kerja.
Sementara Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Lobar, H.Joko Wiratno dalam laporanya berharap, melalui kegiatan ini seluruh pelsku koperasi bisa menyiapkan dunia usaha dan koperasi yang berdaya saing. (L.Pangkat Ali-Pranata Humas Pelaksana Pemkab.Lobar)