Penegasan tersebut disampaikan Bupati saat digelarnya jumpa pers Festival Senggigi, senin (22/9) di Ruang Rapat Umar Maye, kantor Bupati Giri Menang, Gerung. Lebih dari 15 media cetak/elektronik hadir saat itu. Dipandu Kadis. Pariwisata Lombok Barat, Drs. Gde renjana, MBA dan budayawan Lombok Barat, Drs. HL. Anggawa Nuraksi.
Thema Festival senggigi tahun ini yakni, “Harmoni Budayaku, Lestari Alamku Untukmu Lombok Baratku”. Bupati menegaskan, dengan berbagai bentuk kesenian dan tampilan budaya yang dimiliki Lombok Barat merupakan satu bentuk reformasi atau perubahan dalam pengembangan budaya, tanpa harus mengurangi keaslian dan kemurnian budaya itu sendiri. Disamping itu hajat lainnya masyarakat pelestari budaya diajak untuk lebih peduli dan mencintai lingkungannya. Bupati memberi contoh, bagaimana keterpanggilan masyarakat yang berbudaya untuk melestarikan lingkungan, tata karma, disiplin dan lain sebagainya. “Inilah yang kita ingin gali dalam diskusi-diskusi/seminar dalam Festival Senggigi nanti,” tandas Bupati.
Pada Festival Senggigi tersebut juga ditampilkan pameran kerajinan rakyat, kuliner rakyat, panggung gembira dan lainnya. Selain hal-hal yang bersifat atraktif juga dihajatkan agar ada nuansa edukatif bagaimana suatu budaya atau seni itu lahir dan kita jaga, pertahankan keluhuran dan kelestariannya. Pada festival kali ini juga Pemkab. Lobar memberikan apreasiasi khusus atas kepesertaan kabupaten/kota lainnya se-NTB, termasuk peserta dari Bali, Yogjakarta dan Kalimantan.
Bupati mengaku bangga, jika Festival Senggigi ini tahun depannya akan dijadikan sebagai even nasional, setelah melalui berbagai kajian dan penilaian dari Kementerian Pariwisata. Kementerian memberi penilaian khusus, jika setiap penyelenggaraan Festival Senggigi selalau terjadi peningkatan minat dari wisawatan untuk lebih banyak menyaksikan pagelaran Festival Senggigi ini baik wisatawan domestik maupun mancanegara.