Kepala BPS Lombok Barat Agus Alwi mengatakan, IPM Lobar di 2015 berada di angka 64,62. Jumlah tersebut menempatkan Lombok Barat di peringkat empat IPM terbaik se-NTB.
”Naik satu tingkat, di 2014 Lobar di peringkat lima,” kata Agus.
Agus menjelaskan, angka tersebut merupakan salah satu indikator gabungan yang mencerminkan pembangunan manusia. Terdiri dari faktor kesehatan, pendidikan, serta kesejahteraan.
Untuk faktor kesehatan, dilihat dari angka harapan hidup di Lombok Barat. Tahun lalu, harapan hidup Lobar berada di angka 65,10 tahun. Meningkat 0,6 tahun dibandingkan 2014 lalu.
Sedangkan untuk faktor pendidikan, rupanya masih belum menggembirakan. Angka untuk rata-rata tahun lama sekolah masih berkisar di 12,66 tahun. Sedangkan untuk harapan lama sekolah, bagi usia 25 tahun ke atas, masih di angka 5,69 tahun.
Menurut Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Lobar Baehaqi, masih belum idealnya faktor pendidikan dalam IPM, dipengaruhi rasio ruang kelas belajar (RKB) dengan usia sekolah. Di mana, jumlah RKB masih belum mampu mendukung jumlah anak-anak yang bersekolah.
”Karena itu kita akan lebih fokus pada infrastruktur, terutama yang ada di pendidikan,” kata Baehaqi.
Naiknya IPM Lobar di 2015, lanjut dia, berkat perencanaan matang yang dilakukan Pemkab Lobar. Hal serupa tentu akan terus dilakukan pemkab. Bukan saja untuk memperbaiki IPM berdasarkan angka di statistik, tetapi juga memberikan dampak nyata pada masyarakat terhadap perbaikan peringkat Lobar dalam statistik IPM.
Sementara itu, Kabag Humas Setda Lobar Saepul Ahkam mengatakan, IPM yang diperoleh berkat capaian dan proses pembangunan selama satu tahun belakangan. Bukan saja peran pemkab, melainkan seluruh unsur yang ada di Lombok Barat, termasuk masyarakat.
”Ini bukan saja usaha pemkab, tapi semua pihak,” kata Ahkam.
Menurut Ahkam, dengan kemampuan anggaran yang cukup terbatas, serta tahun sulit bagi Lobar, maka peringkat IPM yang naik satu tingkat merupakan prestasi membanggakan. Terlebih lagi angka percepatan IPM Lobar yang berada di atas provinsi NTB
”1,73 persen percepatan IPM kita, di atas provinsi yang 1,36 persen,” ujarnya.
Hanya saja, lanjut dia, data IPM ini bersifat kuantitatif. Sehingga apa yang dirasakan di masyarakat bawah, bisa saja berbeda dengan angka yang dikeluarkan BPS.
”Kualitatif yang dirasakan masyarakat di bawah bisa saja berbeda,” tandasnya.(dit/fer/r4)
Sumber:http://www.lombokpost.net/2016/06/25/ipm-lobar-naik-peringkat/