Kabupaten Lombok Barat

Keikutsertaan Masyarakat, Kunci Penerapan CoST di Lombok Barat

Giri Menang, 15 Juli 2020– Di hari pertama Forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (FLLAJ) Kabupaten Lombok Barat menggelar Pelatihan Peningkatan Kapasitas CoST (Construction Sector Transparancy) tahun 2020 dengan Multi Stakeholder Grup (MSG) dengan Pemerintahan yang sebelumnya dilakukan melibatkan masyarakat bertempat di Ruang Rinjani Hotel Jayakarta, Senin (15/7).
CoST (Construction Sector Transparancy) adalah inisiatif global terkemuka yang berusaha meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam infrastruktur publik.
“Dari penjelasan sebelumnya CoST bekerja dengan pemerintah, industri, dan masyarakat sipil untuk mempromosikan keterbukaan, validasi, dan interpretasi data dari proyek infrastruktur,” jelas Sekretaris Daerah (Sekda) Lombok Barat Dr H. Baehaqi saat membuka acara belum lama ini.
Selain itu, CoST bekerja secara global dengan anggota yang mencakup empat benua. Selain bekerja dengan anggota CoST di tingkat nasional, CoST bekerja secara internasional dengan organisasi anti-korupsi utama untuk memfasilitasi pertukaran pengalaman dan pengetahuan global tentang transparansi dan akuntabilitas dalam infrastruktur publik.
Adapun tujuan utama dari kegiatan pelatihan adalah memperkenalkan transparansi pembangunan infrastruktur kepada semua anggota FLLAJ Kabupaten Lombok Barat, meningkatkan kapasitas atau kemampuan anggota FLLAJ Kabupaten Lombok Barat dan mendukung keterbukaan dan transparansi informasi data.
Di hari pertama pelatihan bersama stakeholder pemerintah pelatihan membahas terkait Multi Stakeholder Grup (MSG) dalam meningkatkan kemampuan FLLAJ ke depannya dalam melibatkan stekholder lainnya.
Mrs. Clara, Manajer Cost untuk Asia melalui daring (Video Conference ) dari Singapura mengatakan MSG sangat penting dilibatkan untuk perencanaan awal. Menyatukan pemikiran reformasi dan membangun kepercayaan satu dengan lainnya. “Jadi keuntungan MSG sebagai wadah koordinasi. Jika ada kepentingan dapat diwakili melalui MSG.Termasuk disabilitas bisa mendapatkan haknya melalui itu, “jelas Clara.
Ia pun memberikan contoh di beberapa negara yang sudah sukses dalam melibatkan masyarakat. Thailand, misalnya, yang besar membuat forum kecil untuk menangani keluhan. Yang paling penting itu, sebut Clara, ikut sertakan masyarakat dari awal perencanaan. “Lebih baik libatkan masyarakat di forum dan jika ada keluhan masyarakat cepat tertangani,”ujarnya.
Begitu juga disarankan kepada FLLAJ Lombok Barat bersama pemerintah untuk membuat sistem yang makin melibatkan masyarakat seperti organisasi dan lainnya.
Karena menjadi bagian MSG tidak harus masuk menjadi anggotanya namun bagaimana mengajak masyarakat menjadi bagian dari MSG itu sendiri.
Begitu pun dalam menyajikan data analis oleh CoST itu sendiri dapat menyampaikann program pekerjaan kontraktor termasuk pemenang tender.
Lewat data tersebut dapat melihat melalui portal yang sudah ada baik jumlah kontrak maupun penawarannya.
Setiap penyajian data harus transparansi, ujar Clara. Karena, menurut Manajer CoST Asia itu, dengan data yang mudah disajikan dapat memudahkan orang lain untuk lebih efisien biaya dan jumlah.
Dari penjelasan Clara sebelumnya juga menyebutkan CoST ini supaya meningkatkan indeks keterbukaan data di Lombok Barat secara keseluruhan. CoST sendiri terkait infrastruktur secara umum. “Jadi semua project yang bersifat tender bisa dipresentasikan dengan menemukan standar CoST sendiri yaitu IDS (Infrastructure Data Standard),”pungkasnya.
Satia Sari Dewi, ketua Sekretariat FLLAJ Lombok Barat juga menyebutkan pada dasarnya FLLAJ Lombok Barat sudah memenuhi MSG dibanding dengan negara lain seperti Timur Leste yang baru masuk CoST belum memiliki MSG. “Kita lebih maju dan semua CoST sudah diaplikasikan dengan MSG. Termasuk data sudah disampaikan di Web FLLAJ Lobar mulai PPK sampai jumlah anggarananya termasuk 40 mata data program Prim. Dan data itu bisa diakses oleh siapapun,” ujar Dewi.
Selain itu, dalam pengisian di FLLAJ sudah berkomitment diisi 50 persen pemerintahn dan 50 persen masyarakat dan ke depan akan terus melakukan perbaikan termasuk melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dalam menangani sampah yang menjadi masalah pada saluran irigasi.
Kasubag Progran Dishub Lobar itu juga menyebutkan untuk sementara jumlah anggota FLLAJ Lobar sebanyak 40 orang.