Bupati Lombok Barat DR. H. Zaini Arony mengaku gembira dengan kesuksesan kegiatan ini. Bahkan menurutnya, MTQ yang dilaksanakan di Labuapi ini merupakan yang teramai pengunjungnya setiap malam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di tempat lain.
Namun Bupati Zaini berharap, kesuksesan penyelenggaraan MTQ tidak semata dilihat dari sisi teknis penyelenggaraan, namun juga harus dilihat dari sisi proses internalisasi atau penanaman nilai-nilai kandungan Al-qur’an yang merupakan pedoman hidup guna tercapainya kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
“MTQ ini sesungguhnya merupakan wahana untuk berkompetisi dalam kebaikan (fastabiqul khoirot) untuk memacu diri agar lebih mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan Al-qur’an dalam kehidupan sehari- hari,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, kegiatan MTQ ini mempunyai makna khusus dalam kehidupan sosial kemasyarakatan dan keagamaan, di mana dengan MTQ dapat memperdalam pengamalan ajaran agama dan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-qur’an. Melalui MTQ ini diharapkan adanya perubahan dan peningkatan pengamalan ajaran Al-qur’an bagi masyarakat Kabupaten Lombok Barat, dan dapat diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari.
“Sehingga diharapkan menjadi wahana yang ideal dalam upaya meningkatkan ukhuwah Islamiyah dan silahturahmi antar sesama,” tukasnya.
Bupati Zaini mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Lombok Barat untuk semakin menetapkan jalinan semangat keislaman sebagai pondasi guna terciptanya ukhuwah bashariyah (persaudaraan antar bangsa) dan ukhuwah wathoniyah (persaudaraan atas dasar kesamaan tanah air) dalam rangka mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa khususnya bagi kemajuan pembangunan masyarakat kita di Kabupaten Lombok Barat.
Diingatkannya, MTQ xxv ini yang dilaksanakan ini memiliki misi dan makna yang cukup penting, tidak hanya karena dapat meningkatkan minat baca umat Islam terhadap kitab suci Al-qur’an, namun juga mengajak umat Islam mampu menghayati serta mengamalkan isi kandungan dalam Al-qur’an dalam rangka meningkatkan syiar Islam dan sekaligus mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk itu pelaksanaan MTQ jangan dijadikan kegiatan seremonial tahunan saja, tetapi hendaknya dijadikan tolak ukur dan evaluasi bagi masyarakat dalam memahami dan mendalami isi kandungan Al-qur’an. Selain itu, MTQ hendaknya dijadikan sebagai media dakwah dalam mengembangkan isi Al-qur’an, sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Saya berharap pelaksanaan MTQ jangan hanya dimaknai sebagai kegiatan lomba semata, akan tetapi yang terpenting adalah bagaimana ajaran yang terkandung di dalam Al-qur’an bisa dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” tandasnya. (afg)