Kabupaten Lombok Barat

Lobar Masuk Lima Besar Nasional Lomba P3A

Untuk kesekian kalinya, kabupaten Lombok Barat (Lobar) kembali mengukir prestasi. Kali ini, kabupaten yang memiliki moto Patut Patuh Patju ini sukses masuk lima besar nasional dalam lomba Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Sukses Lobar ini diraih ketika berlangsung lomba P3A yang digelar di Bandung-Jawa Barat beberapa waktu lalu.
Dalam melakukan verifikasi kelembagaan P3A di Lobar, Kamis (18/9) kemarin, tim juri verifikasi pusat melakukan peninjauan. Tim yang berjumlah lima orang itu disambut Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan NTB, Husni Fahri, Kepala Dinas Pertanian Lobar, Ir. H. Chairul Bahtiar, Asisten II Setda Lobar, Ir. Robijono Prasetijanto, Kepala Desa Lembar serta ratusan petani. Kegiatan tersebut berlangsung di areal P3A Balen Seneng, Desa Lembar kecamatan Lembar.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Lobar, Ir. Chairul Bahtiar menjelaskan, sebelumnya, Lobar juga pernah berkali-kali masuk nominasi dalam lomba P3A tingkat nasional. Disebut Bahtiar, Desa Ombe Baru kecamatan Kediri juga pernah masuk juara pertama tingkat nasional. Selain itu di kecamatan Labuapi juga pernah sukses. “Kali ini dalam lomba yang sama, mudah-mudahan kita berhasil kembali mewakili NTB,” harap Bahtiar sebelum tim pusat datang.
Dijelaskan, di NTB, P3A Balen Seneng Desa Lembar ini masuk lima besar nasional bersama empat daerah lain seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Jogjakarta. P3A Balen Seneng sendiri memiliki 8 kelompok dengan luas areal pertanian sekitar 325 hektar serta memiliki anggota sebanyak 350 orang dengan sumber irigasi bersumber dari bendungan Pengge Kiri. Kelompok ini, dalam setahun mampu menanam jagung sampai 2-3 kali. Karena pada Musim Kemarau (MK) mereka pasti menanam jagung. Pada Musim Hujan (MH) nanti mereka ada yang menaman padi dan jagung serta sebagian hortikultura.
Menurut Bahtiar, berat tongkol jagung per hektar bisa mencapai 16 ton. Rata-rata berat per tongkol mencapai 393 gram. Berat pipil basah per hektar bisa mencapai 12.200 Kg. Sedangkan berat pipil kering per hektar bisa mencapai 10 ton. “Mudah-mudahan bisa lebih ditingkatkan lagi,” katanya pada saat memberikan laporan kepada tim juri.
Di tempat yang sama, Ketua Tim Penilai, Juara Lubis menyatakan, kehadirannya kali ini bukan hanya melakukan penilaian, tetapi juga ingin belajar bagaimana pengelolaan air serta keistimewaan pola pertanian di Lombok Barat ini. Dengan begitu, kata Lubis, seluruh pengalaman ini akan dijadikan sebagai laporan serta bisa ditularkan ke tempat lain.
Diharapkan, ilmu yang dimiliki oleh petani khususnya kelompok P3A balen Seneng ini bisa tularkan kepada orang lain. “Niat kami, tidak usah mencari juara, karena juara sudah ada disini,” katanya seraya menyatakan tak perlu memberika sambutan terlalu panjang. Alasannya, ingin segera melakukan wawancara dengan seluruh kelompok yang ada serta siapa saja yang dianggap perlu memberikan keterangan. Termasuk juga melihat kelengkapan administrasi, serta ingin mengetahui bagaimana cara pengelolaan air. (L. Pangkat Ali-Pranata Humas Pelaksana)