“Dari TPST itu lah akan diolah sampah-sampah organik dan anorganik warga sehingga menghasilkan nilai tambah,” kata Sekretrias DKPTK Lobar Agus Gunawan didampingi Kabid Kebersihan drh Gde Sudiana, kemarin.
Untuk lokasi awal pelaksanaan program TPST, Gerung direncanakan akan menjadi lokasi pertama dengan harapan kecamatan ini akan menjadi pilot project untuk wilayah lain. Terlebih Pemkab juga berkeinginan meraih piala Adipura di tahun mendatang dengan fokus utama menjaga kebersihan di sekitar wilayah ibu kota pemerintahan.
Agus meyakini jika memang TPST sudah terdapat di 10 kecamatan, masyarakat melalui pembinaan di masing-masing lingkungan akan diberi keleluasaan menjual sampah. Termasuk ke dinas. Sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan mereka.
“Jadi ibaratnya dari sampah menjadi berkah,” ujar Agus menyontohkan. DKPTK juga tengah merancang gerakan besar untuk me- ningkatkan kesadaran masyarakat di Lobar untuk menjaga kebersihan. Pemkab akan mempeloporinya dengan melakukan sosialisasi melalui kegiatan, pengumuman melalui baliho maupun informasi lewat media. “’Strategi yang kami rancang ini haras dijalankan secara pararel agar efektif,” lanjutnya.
Mantan Camat Kuripan itu menuturkan, volume sampah yang dihasilkan masyarakat se-Lobar di tahun 2013 dalam sehari mencapai 981 kubik. Jumlah ini diyakini telah meningkat den¬gan pertimbangan pertambahan jumlah penduduk. Sementara dengan kemampuan armada kebersihan yang dimiliki pemkab saat ini, baru 13 persen sampah yang berhasil diangkut.
Karena itu, di 2015 mendatang, DKPTK juga mengusulkan untuk pengadaan 7 truk amrol sebagai penambahan prasarana kendaraan kebersihan. Saat ini Lobar hanya memiliki 13 truk yang 3 unit diantaranya dalam kondisi rusak. Sementara sisanya telah bermesin tua. (ida)
Sumber: Lombok Post, Selasa 16 September 2014