Silaturahmi yang dilakukan di ruang Bupati dihadiri Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Asisten II Setda Rusditah, Kepala Balai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt., Koordinator Substansi Pemeriksaan Siti Nurkolina, S.Si., Apt., PFM Madya Substasi Informasi dan Komunikasi Baiq Suriati., M.Si. serta anggota Forkopinda Lingkup Pemda Lombok Barat.
Kepala BPOM Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, Apt. mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Lombok Barat karena telah menindaklanjuti Intruksi Presiden (INPRES) No. 3 Tahun 2017 mengenai peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan.
“Sejak tahun 2020 lalu BPOM telah mengeluarkan DAK Non Fisik atau Dana Alokasi Khusus Non Fisik pengawasan obat dan makanan. Mulai tahun 2021 ini di Lombok Barat akan ada pengawasan untuk UMOT atau Usaha Mikro Obat Tradisional.” Jelasnya.
“Tahun lalu NTB mendapatkan tiga besar realisasi DAK Non Fisik dan saya yakin tahun ini peringkat tersebut akan meningkat, jika bisa peringkat pertama.” Tegasnya.
Kepala BPOM meminta masukkan dari Pemda Lombok Barat terkait produk-produk lokal yang dapat dikembangkan agar dapat disertifikasi yang nantinya dapat meningkatnya daya saing dan kualitas dari produk tersebut.
“Tahun ini terdapat 23 UMKM yang kami dampingi dan 14 di antaranya sudah dapat izin edar di Lombok Barat. UMKM tersebut meliputi makanan, kosmetik, obat tradisional dan saat ini yang sedang dalam proses ialah gula aren.” Lanjutnya.
Kepala BPOM berharap agar Pemda Lombok Barat untuk melibatkan BPOM dalam menyiapkan makanan yang nantinya akan diberikan kepada para tamu dalam rangka Moto GP yang akan datang agar kegiatan tersebut dapat berjalan lancar.
Kepala Dinas Kesehatan Drg. Hj. Ni Made Ambaryati meminta agar dibangunkan tempat penampungan obat tradisional dari Kementrian Kesehatan dan juga berlokasi di pinggir jalan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Barat H. Sabidin menyampaikan bahwa laporan hasil temuan dari BPOM yang diberikan kepada Disperindag Lombok Barat telah diterima.
Kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lombok Barat meminta agar BPOM memperkuat koordinasi pada pengawasan dan pembinaan serta kerjasama dalam pengawasan agar tim yang dibentuk tersebut dapat jelas dan cepat dalam bertindak.
“Saat ini Disperindag Lombok Barat telah mengadakan MoU dengan Universitas Mataram dengan tujuan agar produk-produk UMKM dilakukan penelitian agar dapat mengetahui hambatan yang ada pada produk tersebut. Contohnya ialah gula aren yang saat ini belum dapat mendapatkan sertifikasi hingga saat ini akan tetapi gula aren tersebut sangat diminati oleh exporter.” Tambahnya.
Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid berharap agar produk-produk Lombok Barat dapat tercantumkan namanya di produk-produk yang akan ada pada Moto GP nanti.
“Kami merasa sedih karena hingga saat ini belum ada produk UMKM Lombok Barat yang masuk ke dalam list produk-produk yang akan ada pada saat Moto GP nanti.” Tegasnya.
Bupati Lombok Barat juga berharap produk gula aren dapat cepat mendapatkan sertifikasi sehingga dapat diexport keluar karena gula aren tersebut tidak dapat diexport jika belum memiliki sertifikasi.(Diskominfotik/Dhea/Ria).