Kabupaten Lombok Barat

Mengunjungi Wisata Religi Makam Keramat Lembar, Kondisi Fasilitasi Umum Butuh Perhatian Pemerintah

Kawasan wisata Pantai Cemara, Desa Lembar Selatan hampir tidak pernah sepi pengunjung setiap hari libur akhir pekan. Setiap akhir pekan, kawasan ini dikunjungi hampir ratusan pengunjung dari daerah Lobar dan sekitarnya.

Keindahan alam pantainya dan tanaman bakau di lokasi wisata ini mejadi “magnet” tersendiri bagi pengunjung. Dilokasi wisata cemara ini juga pengunjung akan disuguhkan wisata religi, Makam Keramat yang setiap hari dikunjungi.

Pantai cemara yang terletak di Dusun Cemara, Desa Lembar Selatan ini berjarak sekitar dua kilometer dari jalur utama Lembar-Gerung. Tidak sulit menjangkau kawasan wisata ini, karena jalannya telah diaspal dan jembatan penghubung telah dibangun. Meski jembatan ini kini diselidiki aparat berwajib karena diduga beramasalah, akan tetapi jembatan ini banyak dirasakan keberadaannya oleh warga setempat dan pengunjung.

Memasuki kawasan wisata Cemara, pengunjung akan melewati jembatan Cemara yang dibangun dua tahun lalu. Jembatan kayu ini, menghubungkan dusun Puyahan dengan dusun Cemara. Jembatan dua jalur (bagi pejalan kaki dan kendaraan) ini juga bisa jadi lokasi penyeberangan pengunjung yang ingin menuju makam Keramat.

Melewati jembatan itu, pengunjung akan disuguhkan pemandangan tanaman bakau yang hijau. Tanaman bakau ini ditanami pada bagian kiri dan kanan di sepanjang jalan paping blok menuju pantai cemare. Di jalur ini, penduduk Cemara memasang fortal untuk meminta iuran seikhlas pengunjung sebelum masuk ke kawasan pantai.

Sekitar 50 meter dari lokasi itu, pengunjung akan masuk ke dusun Cemara. Dusun berpenduduk sekitar 1000 lebih jiwa ini hampir sebagian besar warganya bermata pencaharian menjadi nelayan. Namun berkat dibukanya lokasi wisata ini menjadi salah satu alternatif bagi penduduk untuk mencari nafkah. “karena warga bisa menyewakan ban dan kano untuk renang, juga membuka jasa perahu menyeberang ke gili di Sekotong,”kata Kadus Cemara, Solikin yang saya temui kemarin.

Dikatakan, kawasan cemara ini telah lama tersohor sebagai lokasi wisata bagi warga lokal. Konon, kawasan ini mulai dikenal sebelum zaman Bupati Lobar, HL. Mujitahid. Awalnya lokasi ini dikenal karena makam keramat yang ramai dikunjungi. Lambat laun, kawasan ini pun dikenal sebagai daerah wisata  sehingga ramai dikunjungi selesai Lebaran.

Kawasan ini selalu menjadi pilihan lokasi wisata bagi pengunjung setiap akhir pekan. Hampir tiap akhir pekan jumlah pengunjung mencapai ratusan, “tapi ramainya pengunjung ini tidak diberangi dengan peningkatan sarana prasarana di lokasi wisata ini,’tukasnya.

Sarana prasawana seperti WC umum dan air bersih masih sangat minim di lokasi ini, karena itu warga pun memanfaatkannya dengan menyediakan jasa sewa WC. Begitu pula, air bersih pengunjung kerap kesulitan karena air bersih juga minim tersedia.

Di kawasan Cemara ini sendiri, ada tiga titik lokasi wisata yang selalu ramai dikunjungi yakni Cemara Indah, pantai dan makam Keramat. Lokasi cemara indah ini mulai beberapa waktu lalu dibangun pengembang sedangkan kawasan pantai sendiri kondisinya belum terurus. Sedangkan lokasi wisata makam keramat juga tidak kalah parah kondisinya.

Letaknya yang stategis menyebabkan kawasan wisata Cemara kerap kali menjadi alternative bagi wisatawan lokal dan wistawan mancanegara untuk menuju gili-gili yang ada di Sekotong, seperti Gili Nanggu, Gili sudak, gili Tangkong dan sejumlah gili di kawasan wisata Sekotong.

Makam keramat satu dari sejumlah lokasi wisata di Pantai Cemara yang ramai dikunujungi. Namun patut disayangkan, kondisi lokasi wisata religi ini sangat memperihatinkan, kondisi bangunan tempat `peziarah berzikir, talut disekitar lokasi tersebut rusak tergerus air laut. Parahnya lagi, pengunjung kerap mengeluhkan air bersih yang minim.

Demikian diungkapkan juru kunci Makam Keramat, L. Hadi ditemui di sekitar lokasi makam. “Begini sudah Kondisi lokasi wisata religi makam keramat, bangunan tempat zikir dan talut rusak parah. Parahnya lagi, air bersih tidak ada,”aku L Hadi.

L Hadi merupakan anak bungsu dari L Darsah (juru kunci pertama makam keramat). L Hadi mewarisi juru kunci kedua makam Keramat, menggantikan almarhum bapaknya. Menurut sepengetahuannya, makam Keramat diketahui sejak satu abad lalu. Awalnya makam ini temukan seperti makam umumnya.

Makam ini sendiri ditemukan oleh tokoh agama setempat. Makam ini konon menjadi makam seorang wali bernama Syeh Sayit Alwi Al-Bagdadi, ulama dari Irak. Konon, almarhum masuk menyebarkan islam ke kawasan pulau Lombok.  Awalnya makam ini berada di daratan, namun karena hempasan air laut menyebabkan makam ini sedikit demi sedikit tergerus dan tenggelam.

Seiring waktu, makam ini tergerus air laut. Sehingga wargapun membangunkan petanda menggunakan kayu. Karena kayu itu juga tergerus air laut, akhirnya sekitar tahun 1983 silam warga membangun petanda menggunakan bangunan beton bercat putih. “Saat air surut pengunjung bisa jalan ke makam, tapi saat air pasang (seperti saat dikunjungi) harus menggunakan perahu,’tuturnya.

Makam ini sendiri dipercayai keramat oleh sebagian besar pengunjung yang kesana. “Makanya dinamakan makam keramat, karena dikeramatkan.,”ujarnya. Kekeramatan makam ini jelasnya telah banyak terbukti sehingga pengunjung selalu datang ke sana. Sejumlah bukti, pengunjung yang tak bisa punya anak lalu berdoa kepada Allah melalui makam itu, lalu doanya dikabulkan. Selain itu, banyak pengunjung yang berdoa ingin sukses juga tercapai cita-citanya. Ia menekankan, pengunjung bukan meminta kepada makam ini namun kepada Allah.

Pemertintah sendiri pernah mengunjungi lokasi itu, menjanjikan akan membangunkan fasilitas seperti Berugak, tempat duduk pengunjung dan talut. Namun hingga kini, janji itu tak pernah direalisasikan. Sehingga secara swadaya hasil amal para pengunjung yang datang, pengurus makam bisa membangun musalla.

Hal senada disampaikan Kepala Satuan Petugas Linmas Lembar Selatan, L Sahlan, di makam ini kondisi tmepat duduk pengunjung, tempat tahlilan rusak parah. Bangunan yang ada mulai rsak karena telah lama tidan diganti. Yang lebih memperihatinkan, air bersih dilokasi ini tidak ada. “Air bersih minim, sering dikeluhkan pengunjung,’ujarnya.

Untuk menuju makm ini dapat ditmepuh melalui beberapa jalur, bisa melalui Sekotong ke Makam keramat menggunakan perahu. Jakur lainnya, dari Lembar menyeberang menggunakan sampan, jalur dari Dusun Cemara ke Makam menggunakan kendaraan atau jalan kaki dan jalur dari Jembatan Cemara menggunakan perahu ke makam