Dibawah tenda, hamparan terpal diletakkan mereka sebagai alas duduk para tamu. Hidangan hasil bumi seperti ubi kayu, belinjo rebus, dan pisang sudah disiapkan para ibu dibeberapa piring rajutan. Seakan paham jika para tamu yang datang dengan bermandi peluh, mereka pun menyiapkan air kelapa muda langsung dengan tempurungnya. Ada juga tuak manis sebagai salah satu hasil kebun warga. Keunikan yang dimiliki desa ini, meski harus hidup dengan keterbatasan prasarana, mereka tetap bisa berdampingan.
Perbedaan kepercayaan yang dianut warga, Muslim-Hindu ternyata tidak membatasi ruang gerak mereka untuk bekerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Warga hingga saat ini harus berpuas diri menikmati kegelapan ketika malam hari karena jaringan listrik yang belum masuk.
Dusun Melake, Desa Mekarsari, berada di dataran tinggi karena lokasinya di perbukitan. Selain belum tersentuh listrik, jalan sekitar masih terjal dan belum tidak diaspal. Bupati dan rombongan pejabat yang lain harus rela menumpang sepeda motor karena mobil mereka tertahan di bawah bukit akibat jalan yang sempit dan curam.
Tepat pukul 11.00 Wita, Bupati H. Zaini Arony baru tiba di lokasi dan langsung membaur dengan masyarakat. Sadar terlambat datang, bupati pun meminta maaf dengan alasan baru menghadiri acara lain.
Mewakili warga sekitar, I Nyoman Suasa menyatakan rasa terimakasih sekaligus bangga bupati bisa datang ke kampung mereka.
Kondisi desa yang memprihatinkan diharapkannya bisa menjadi pertimbangan bupati untuk membantu warga dari sisi pembangunan infrastruktur.
“Di sini kalau ada ibu yang akan melahirkan bukan dia yang kami bawa ke poskesdes tapi kami yang jemput bu bidan karena pertimbangan jalan yang terjal”,ujarnya.
Mendengar hal itu, bupati pun berjanji akan mengalokasikan anggaran untuk memperbaiki jalan sekitar. Minimal dilakukan upaya pengerasan jalan. Pemkab di tahun 2013 juga akan mendirikan SPDT (Sekolah Pendidikan Dasar Terpadu) di dusun sekitar untuk meminimalisasi angka putus sekolah.
Sumber: Lombok Post, Senin 5 Nopember 2012