Jika dikaitkan dengan pariwisata, potensi kelautan ini memang sungguh luas dan berarti. Karena di lautlah wisata bahari dikembangkan secara luas. Antara lain untuk rekreasi, kesehatan, petualangan laut, menyelam (diving), selancar angina tau ombak (wind of wive surfing), ski air (water skiing), lomba perahu (boat racing), operasi kapal pesiar (cruise ships business operation), memancing (fishing) dan sebagainya. Apabila semua potensi itu dikelola dengan baik dan professional, dapat mensejahterakan masyarakat kelautan dan menambah pendapatan asli daerah.
Dari gambaran mengenai potensi yang demikian besar itu, terlihat jelas bahwa, Lobar memiliki daya tarik yang luar biasa khususnya yang berkaitan dengan kelautan. Daya tarik tersebut amat penting untuk membangkitkan perhatian sebagai langkah awal untuk menarik wisatawan.
Dengan kecenderungan yang semakin meningkat, perhatian wisatawan akhir-akhir ini dan dimasa mendatang ke obyek yang berkaitan dengan laut/bahari, merupakan peluang bagi daerah Lobar untuk mengembangkan wisata bahari yang amat menjanjikan.
Dengan adanya limpahan rahmat Tuhan berupa laut yang luas. Ini patut disyukuri. Ini artinya, Lobar menempatkan potensi pariwisata sebagai primadona dalam meraih pendapatan. Hal ini harus dikembangkan, apalagi daerah ini memiliki potensi kekayaan laut yang meliputi luas laut, panjang pantai, biota laut yang terdiri dari species, flora dan fauna, species mikroba, terumbu karang yang luas serta hutan mangrove yang luas pula.
Semua potensi itu, sesungguhnya merupakan aset utama bagi pengembangan kepariwisataan. Aset tersebut akan semakin penting, karena akhir-akhir ini terlihat adanya peningkatan kunjungan wisatawan yang berorientasi ke arah lautan.
Berkaitan dengan peluang untuk mengembangkan wisata bahari ini, ada beberapa kemungkinan yang harus diperhatikan; pertama, kawasan daratan tepi pantai yang dapat digunakan untuk membangun kawasan pariwisata (tourism resort), tempat rekreasi/bersantai, olahraga dll. Kedua, kawasan air di pesisir pantai yang dapat digunakan untuk berenang, berselancar, selancar angin, bersampan, sepeda motor air, power boating, snorkeling, menyelam dll. Ketiga, kawasan laut yang relatif jauh dari pantai, dapat digunakan untuk berlayar dengan kapal tradisional (perahu), kapal kecil, kapal pesiar, memancing dll.
Di lobar sendiri, perhatian akan ketiga hal tersebut, nampaknya sudah tertata dengan rapi walaupun tidak sepenuhnya terealisasi. Kita lihat beberapa kawasan sudah berkembang sebagai kegiatan wisata bahari/kelautan. Ini dibuktikan dengan tersedianya saranya dan fasilitas pendukung seperti dermaga, toko suku cadang, peralatan diving, memancing, compressor, peralatan olahraga air, power boating, sampan dayung, layar, jangkar, tali-temali dll.
Selain itu, dukungan sarana dan fasilitas tersebut, kegiatan wisata bahari juga akan berpengaruh ganda (multiplier effect) bagi pasokan bahan bakar, air bersih, bahan makanan, minuman, restoran, bar, sarana akomodasi, salon kecantikan, tempat pertunjukan, hiburan, cendera mata, fasilitas perbankan dan lain-lain.
Pertumbuhan sarana dan fasilitas pendukung akan semakin meningkat sejalan dengan kemajuan wisata bahari setempat. Manfaatnya akan semakin berlipat ganda terutama bagi masyarakat setempat apabila dirancang secara konsisten, terutama SDM utk mengisi kesempatan kerja yang tercipta. Demikian pula produk-produk lokal disiapkan untuk meramu segala keperluan yang berkaitan dengan kegiatan wisata bahari.
Manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan wisata bahari ini, bukan saja dari segi ekonomi, melainkan juga dari aspek sosial dan budaya. Untuk itu, peluang pegembangan wisata bahari di Lombok Barat cukup menjanjikan. Selain itu, perlu digarap secara sungguh-sungguh sebagai bagian dari implementasi otonomi daerah. Hal ini harus berorientasi pada dua sasaran pokok yaitu, aspek pemanfaatan dan pelestarian.
Untuk mencapai kedua sasaran tersebut, diperlukan langkah-langkah seperti inventarisasi terhadap keadaan pantai, pesisir pantai dan lautan yang dapat dimanfaatkan, yang perlu dikonservari dan dinyatakan sebagai wilayah terlarang. Selain itu, merinci dengan jelas kawasan hijau pada setiap sektor seperti partanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan dan lain-lain. Dengan demikian, setiap investor yang akan mendirikan usaha kawasan wisata tidak mengalami hambatan, termasuk dalam memperoleh ijin dari pemerintah daerah setempat.
Pemanfaatan kawasan pantai dan pesisir, memiliki dua keuntungan sekaligus yaitu, konservasi lingkungan dan ekonomi. Sisi konservasi, diperoleh karena adanya aspek perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan terhadap keanekaragaman hayati, ekosistem serta nilai kekhasan dan keasliannya. Dari sisi ekonomi, diharapkan berdampak posotif terhadap pertumbuhan ekonomi, sehingga peluang pemanfaatan dan pengembangan wisata bahari di Lombok Barat akan menguntungkan semua pihak. Semoga!
Jurnalis Warga: (L. Suhaemi)