Kabupaten Lombok Barat

Pemindahan Pelabuhan Lembar Butuh Kajian

GIRI MENANG-Rencana pemindahan pelabuhan penyeberangan penumpang dari Kecamatan Lembar ke Labuan Poh, Kecamatan Sekotong ternyata mendapat berbagai tanggapan. Pernyataan pro maupun kontra pun mengalir baik dari pemkab, pemprov, masyarakat dan pihak terkait lainnya.

“Rencana pemindahan Pelabuhan Lembar ke Sokotong ini butuh kajian terlebih dahulu, kita harus melihat segala kemungkinan,” ujar Wakil Gubernur NTB H M Amin ditemui usai acara HUT Golkar di DPD Golkar NTB, kemarin.

Amin memandang, rencana tersebut perlu diliat dari segi teknis dan ekonomis. Jika hasil kajian dari pemerintah provinsi menyatakan tidak akan ada masalah maka hanya perlu langkah sinergi dengan pemerintah kabupaten untuk membahasnya. “Sekali lagi ini butuh kajian jangan terlalu cepat menyimpulkan. Jika menguntungkan kenapa tidak,” tandasnya.

Menurut Amin, pelabuhan ini merupakan salah satu infrastruktur yang sangat vital sebagai gerbang pintu masuk ke daerah Lombok. Selain bisa memajukan wilayah selatan, pindahnya pelabuhan juga akan diimbangi dengan dibangunnya fasilitas dermaga khusus kapal pesiar yang saat ini belum ada di Lembar. Jika hal itu terwujud maka kunjungan wisatawan asing akan semakin meningkat.

Sementara itu, Bupati Lobar H Zaini Arony mengatakan, rencana pemindahan ini sudah diajukan sejak tahun 2012 dan mendapat respons dari Kementrian Perhubungan (Kemenhub). Salah satu alasan pemindahan Pelabuhan Lembar adalah karena kondisinya yang sudah sangat padat. Selain ada pelabuhan penyeberangan juga ada pelabuhan barang.

“Kita meminta dukungan pemerintah provinsi untuk menjadikan Lembar pelabuhan yang representatif,” ujar Zaini.

Ditambahkan, dengan dipindahkannya Lembar ke wilayah Sekotong dipastikan jarak tempuh penyeberangan menuju Bali semakin pendek yakni dua jam. Sehingga jarak darat akan sedikit lebih panjang dan itu akan memberi dampak positif yakni terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Di sepanjang jalan nanti akan banyak muncul tempat makan ataupun penginapan sehingga pertumbuhan ekonomi daerah bertambah.

Sumber: Lombok Post, Senin 28 Oktober 2013