Tahun lalu, menjelang pelaksanaan UN beberapa siswa di Lobar nikah. Siswa yang menikah ini sudah tercatat menjadi DNT peserta UN di daerah berjargon “patuh patuh padju”. Sehingga jika tidak mengikuti UN akan berpengaruh pada persentase kelulusan.
Kini kata Ilham, siswa menikah diminta tetap melaksanakan UN. Pasalnya, akan berpengaruh pada persentase kelulusan. “Kami ingin sekolah mengakomodir siswa agar tetap ikut UN,” terang pria berkumis ini.
Sejauh ini kata mantan Kepala Perpusda Lobar, pihaknya belum menerima kabar ada siswa yang nikah menjelang UN. Kendati demikian, pihaknya akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk tetap melaksanakan UN. Mengingat UN sangat penting bagi siswa. Baik untuk melanjutkan maupun untuk mencari kerja dengan ijazah didapatkan.
Biasanya lanjut Ilham, siswa yang nikah akan malu melaksanakan UN. Mereka kebanyakan memilih untuk tidak mengikuti UN. Mereka akan memilih untuk ujian paket jika sudah menikah. Kendati demikian, ia meminta pihak sekolah untuk berupaya agar siswa nikah mau melaksanakan UN.
Ilham menambahkan, proses pelaksanaan UN tahun ini sama seperti tahun lalu. Nilai UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan. “Penentu kelulusan ada ditangan sekolah,” ujar pria asal Kediri Lobar ini.
Oleh karena itu sambungnya, ia meminta UN dilaksanakan dengan jujur. Sekolah harus mengedepankan pelaksanaan UN jujur dari pada nilai UN tinggi. “Percuma nilai UN tinggi tapi tapi tidak jujur,” singkatnya.
Guna melaksanakan UN jujur maka mulai sekarang sekolah harus mempersiapkan. Seperti melaksanakan penamahan jam belajar dan tryout. (jay)
sumber: http://www.lombokpost.net/2016/01/19/hore-siswa-nikah-boleh-ikut-un/