Kabupaten Lombok Barat

SMAN 1 Narmada Mandiri Kelola Sampah

GIRI MENANG-SMAN 1 Narmada Lombok Barat sudah mampu mengelola secara mandiri sampah di sekitar lingkungan sekolah. Bahkan para siswa dan guru mampu mendaur ulang sampah. Pihak sekolah pun menjadikan pengeloaan sampah ini sebagai program unggulan.

Untuk memaksimalkan gerakan pen­gelolaan sampah ini, pihak sekolah mengundang para praktisi dari kelompok Gerakan Paman Sam (Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah).

Kegiatan yang dilaksanakan Paman Sam bertahap dari kelas ke kelas. Beberapa kerajinan yang bahannya dari sampah dipamerkan. Seperti tas, dompet, pas bunga, ingke dan lainnya.

“Dengan pengelolaan yang bagus sampah ini bisa mendatangkan uang,” Koordinator Paman Sam Ummi Ningsih, kemarin.

Ummi menjelaskan berbagai cara untuk mengolah sampah yang nantinya memiliki nilai komersil. Dengan kegiatan ini, diharapkan kesadaran siswa tidak membuang sampah sembarangan.

“Saya berharap siswa bisa memanfaatkan sampah untuk membuat kerajinan yang saat ini banyak diminati wisatawan asing,” katanya.

Untuk mengelola sampah menjadi kerajinan, ia siap memberi pelatihan. Untuk itu, dia meminta agar sekolah bisa memanfaatkan secara maksimal sampah di sekolah. Sementara sampah organik bisa dijadikan sebagai pupuk kompos yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk merawat tumbuhan di sekolah.

“Sampah organik ini tinggal menyiapkan tempat pengolahannya saja,” ujar istri Kepala Desa Narmada ini.

Sementara itu Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Narmada Mustaannullah mengatakan, pihaknya menyambut baik program ini. Pelatih datang dengan ikhlas, memberikan sosialisasi kepada siswa terkait manfaat sampah yang bisa menjadi kerajinan dan pupuk kompos.

Setelah pelatihan ini, para siswa di­harapkan langsung praktek sehari-hari. Sampah organik dijadikan kompos, sampah anorganik diolah menjadi kera­jinan tangan.

“Kami akan bentuk pemberdayaan kader dan pengolahan sampah di seko­lah,” ujarnya.

Walaupun program ini sudah berjalan, pihak sekolah masih terkenadala fasilitas. Sekolah tidak memiliki mesin pencacah untuk menjadikan sampah organik menjadi pupuk kompos.

“Mudah-mudahan tahun ini ada yang mau menyumbang mesin pencacah,” harapnya.

Sumber: Lombok Post, Kamis 6 Februari 2014