Giri Menang: Tabuh gamelan dan Gendang Beleq membahana di Jalan Raya Senggigi sore Kamis sekitar pukul 15 Wita (5/7) kemarin. Mengiringi Tari Kolosal dan Prosesi Bisoq (memandikan,red) Keris Pusaka yang menandai dimulainya salah satu event tahunan (calendar of event) pariwisata Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) yaitu Festival Senggigi (FS). Suara tabuh bercampur indah dengan syair lagu popular Sasak Lombok Tegining Teganang dan Subahnale serta suara cerdas kaya seni Ki Dalang yang memainkan Wayang. Indah memang, sehingga tidak memicingkan mata para undangan dan masyarakat maupun wisatawan dalam dan luar negeri. Puluhan bahkan ratusan kamera pribadi dan wartawan mengarah ke pertunjukkan seolah-olah tidak mau kehilangan momen yang hanya terjadi sekali setahun di Gumi Patut Patuh Patju.
FS kali ini akan berlangsung dari tanggal 5 sampai 8 Juli 2012. Dalam empat hari tersebut, aneka pagelaran dan pertunjukan akan dipertontonkan di antaranya parade seni budaya, peresean, tari kreasi tradisional, tata rias pengantin Sasak, bartender show, dll. Bupati Lobar, Dr. H. Zaini Arony yang membuka acara dalam sambutannya menyampaikan bahwa FS merupakan ruang dan media interaksi budaya yaitu dengan menampilkan kesenian khas dari 10 kecamatan yang ada di Lobar.
“Dari perspektif dan kontekstualitas seni, FS merupakan wahana apresiasi dan promosi,” ucapnya. Bupati menekankan agar kita memiliki kerangka pikir (mind set) berkesenian yang mendapat apresiasi dari penikmat seni. Lebih lanjut, Alumnus Doktor Manajemen Pendidikan UNJ ini menyampaikan kesenian dan budaya lokal harus mampu membuat kreasi yang bisa dinikmati wisatawan.
“Mari menjaga persatuan dalam perbedaan (unity in diversity), meski berbeda namun tetap dapat hidup dalam toleransi dan kebersamaan,” ujar bupati yang juga Ketua DPD Partai Golkar NTB ini. Ada satu hal yang menarik lagi dalam FS kali ini yaitu dengan juga ditampilkannya berbagai kesenian dari Tionghoa selain Sasak dan Bali. Hal itu menurut bupati merupakan refleksi dari akulturasi budaya yaitu antara dua budaya atau lebih tanpa menghilangkan inti dari budaya masing-masing.
“Dengan demikian moto rona budaya (a culture of colours) di Lobar akan terwujud,” ujar Bupati. Dijelaskan Bupati, acara yang dipanitiai Dinas Pariwisata Lobar ini tidak hanya sebuah atraksi tapi juga ajang promosi wisata yang efektif bagi Lobar. Terlebih lagi telah dicanangkan tahun 2012 ini menjadi tahun Visit Lombok Sumbawa. Tentunya dampak ikutan yang diharapkan yaitu makin meningkatnya perekonomian masyarakat Lobar khususnya.
Lebih lanjut dikatakan suami Hj. Nanik Suryaningsih ini, bila antar satu daerah bisa bahu membahu dalam mempromosikan wisatanya yakni wisata NTB secara bersamaan, maka akan lebih mudah untuk mendatangkan daya tarik bagi wisatawan. Oleh karena itu apa yang diperlukan menurutnya adalah bagaimana koneksivitas antar satu wilayah dengan yang lain tetap terjalin.
Dalam kesempatan sore hari yang indah tersebut, Bupati Zaini juga menekankan pentingnya keamanan. Yaitu bagaimana menciptkan kondisi keamanan yang baik sehingga mendukung pariwisata. Kepada masyarakat sekitar Senggigi dia berharap agar menjaga kemanan dan ketertiban sehingga pariwisata makin berkembang. Suasanan yang aman dan nyaman bisa membetahkan bahkan meningkatkan minat wisatawan untuk berkunjung ke Lobar.
Sementara itu Kadis Pariwisata Lobar Drs. I Gede Renjana dalam laporannya menyampaikan tema yang diangkat dalam FS 2012 ini yaitu “Keluhuran Budayamu, Jadikan Sapta Pesona Menuju Lombok Barat Bangkit. Adapun tempat kegiatan yaitu di Jalan Raya Senggigi, Senggigi Square dan juga Pasar Seni. Hadir dalam kesempatan tersebut Perwakilan dari Provinsi NTB, Forum Koordinasi Pimpinan daerah NTB, Ketua DPRD Lobar, Wakil Bupati Dr, Mahrip, Sekda Lobar H.M. Uzar, para Asisten Setda, segenap kepala SKPD Lobar dan sejumlah undangan lainnya.
Akhirnya, dengan mengucap Bismilahirrmahmanirrahim Bupati Zaini Arony membuka FS 2012 yang diikuti dengan penyalaan Belencong Wayang serta Parade Budaya dari 10 kecamatan se-Lobar. (Tim Humas-Lobar)