Kabupaten Lombok Barat

TERKAIT VIDEO NASI BASI, BUPATI LOMBOK BARAT AKAN DALAMI

Giri Menang, 25 April 2020- Bupati Lombok Barat, H Fauzan Khalid berjanji akan mendalami sumber dan kebenaran isi video yang beredar, bahwa masyarakat yang dikarantina untuk pencegahan penyebaran Covid-19 itu diberi makan Nasi basi.

Seperti beredar di beberapa group WhatsApp, nampak di video itu beberapa warga karantina mengeluhkan nasi yang dikirimkan untuk mereka makan. Saat dikonfirmasi, Bupati Fauzan Khalid mengaku belum mengetahui pasti terkait video tersebut, namun dirinya tidak akan tinggal diam untuk mencari tahu kebenaran informasi itu.

“Saya belum terima Informasi itu, tapi akan kami dalami kebenarannya. Karena fasilitas karantina sudah kita jamin bagus, begitu juga pelayanan,” ungkapnya, Sabtu (25/04/2020).

Dia mengatakan, kalaupun dirinya belum mengetahui kebenaran informasi tentang video itu, namun pasti akan meng-kroscek, karena yang menangani konsumsi (makan) untuk masyarakat yang dikarantina adalah Dinas Sosial Lombok Barat.

“Itu pun, makanan yang diberikan ke masyarakat khususnya yang di karantina dipesan lewat catering,” kata dia.

Fauzan menegaskan, seandainya itu benar, maka tempat memesan (catering) makanan yang akan menerima konsekuensi, yakni pindah tempat mesan.

“Iya konsekuensinya, kami tidak lagi percaya ke perusahaan catering tersebut,” ujarnya.

Fauzan mengaku, sebelumnya alumni Ijtimak Gowa itu pernah minta disiapkan kompor dan kebutuhan lainnya untuk mereka masak. Tapi, pemerintah memiliki pertimbangan sehingga tidak di izinkan.

“Saya tidak izinkan karena banyak pertimbangan, termasuk keamanan,” tegasnya.

Kepala Dinas Sosial Lombok Barat, Lalu Martajaya yang dikonfirmasi via telpon menyayangkan peredaran video tersebut. Martajaya menuturkan bahwa kejadian di video tersebut berlangsung kemarin.

“Saat diantarkan, karena diperiksa dan memang ada keluhan, langsung kita ganti saat itu juga. Mungkin karena ada sayur yang bahan bakunya dari parutan kelapa yang diolah agak lama dari penyajian, tapi langsung diganti saat itu juga,” terang Martajaya.

Untuk menu makanan, tegas Martajaya, pihaknya menerima list dari Dinas Kesehatan menu apa saja yang pas untuk disuguhkan. Penyuguhannya diserahkan ke dua usaha catering yang saat ini berdekatan dengan tempat karantina di Sanggar Mutu Gerung dan Sanggar Kegiatan Belajar Gunung Sari. Untuk bulan Ramadhan ini, penyajian makanan menyesuaikan. Dinas Sosial menyiapkan paket takjil, menu buka puasa, snack, dan juga untuk sahur.

“Untuk kasus di video itu, sesudah diganti, mereka makan dengan lahap kok. Tidak ada lagi keluhan,” tegas Martajaya.

Untuk karantina di Sanggar Mutu, diterangkan oleh Bupati Lombok Barat, saat ini sebanyak 40- an orang di karantina tapi angka itu fluktuatif.

“Ada yang dikirim ke Rumah Sakit jika hasil Swabnya positif. Terhadap hasil rapid test reaktif, dikirim ke Sanggar Mutu Gerung untuk di karantina. Jika hasil Swab negatif, mereka langsung dipindah ke SKB Gunungsari untuk di karantina selama 14 hari,” terang Fauzan Khalid.

Sedangkan yang dinyatakan hasil Swab positif, imbuh Fauzan, petugas langsung menangani di Rumah Sakit sampai sembuh.

“Kita mau massif lakukan ravid test dan akan lebih massif lagi. Itulah sebabnya beberapa Gedung milik Pemprov NTB yang ada di Lobar kebetulan lagi kosong, seperti Bapelkes di Lingsar, Gedung Petirahan Dinsos Provinsi di Selat Narmada dan beberapa SMK yang punya penginapan, kita siapkan untuk tempat karantina,” katanya.

Sayangnya, aku Fauzan, yang jadi persoalann adalah komunikasi di tingkat Pemda yang sudah oke, namun tindaklanjut di bawah yang sulit dengan alasan macam-macam.

Sumber : Humas Lombok Barat