Giri Menang, Minggu 10 November 2019 – Bertempat di lapangan Kantor Bupati Lombok Barat (Lobar), tiga peringatan penting dirangkai dalam satu upacara bendera. Ketiganya yaitu Hari Pahlawan ke-74, HUT KORPRI ke-48, dan Hari Kesehatan Nasional ke-55. Bertindak selaku Inspektur Upacara yaitu Komandan Kodim 1606/ Lobar Kolonel Czi. Efrijon Scroll, S.IP., M.M. Kolonel Efrijon dalam amanatnya menyebut ketiga peringatan dirangkai menjadi satu sebagai sebuah refleksi agar tercipta momentum yang tepat untuk melakukan evaluasi diri.
“Evaluasi tersebut adalah menemukan arti dan nilai atas seluruh perjalanan kinerja kita sebagai Aparatur Sipil Negara dalam pembangunan yang merupakan manifestasi keberlanjutan perjuangan para pahlawan kusuma bangsa,” ujar Efrijon membuka amanatnya.
Dibacakan Efrijon, dalam pendekatan historisitas selaku aparatur, kita senantiasa ditempatkan dalam tiga siklus peradaban, yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Masa lalu, menurutnya, bukan semata sejarah sebagai kumpulan peristiwa yang terjadi di waktu yang telah berlalu, masa kini bukan hanya tentang peristiwa-peristiwa yang aktual dan sedang terjadi, dan masa depan bukan hanya tentang skenario harapan di waktu mendatang.
“Akan tetapi ketiganya sungguh adalah kesatuan kronologis buat kita membentuk peradaban kita. Sebagai sebuah kesatuan kronologis, maka tidak pernah ada masa kini tanpa masa lalu”, kata Efrijon.
Bagaimana masa depan kita, lanjutnya, akan sangat tergantung pada apa yang kita perbuat di masa kini yang merupakan kesinambungan garis waktu sebagai hukum kausalitas abadi yang mengikat kehidupan manusia di setiap kurunnya.
Hari Pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November, dibacakan Inspektur, adalah potret masa lalu. Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya hanya salah satu momentum dari ratusan bahkan ribuan moment pertempuran, baik melalui medan perang maupun medan perundingan. Ratusan tahun perjuangan para pahlawan kusuma bangsa untuk lepas dan merdeka dari imprealisme dan kolonialisme, dipertahankan dengan mengangkat senjata, berkorban nyawa dan harta, serta berdialog alot di meja-meja perundingan.
“Salah seorang The Founding Fathers kita, Bung Karno menyatakan, “….hanya bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya yang dapat menjadi bangsa yang besar….”, maka 10 November kita gelar untuk merefleksikan jasa-jasa para syuhada’ yang telah gugur di seluruh medan tempur,” jelas Efrijon mengenang pesan Presiden Pertama RI, Soekarno.
Dikatakan Efrijon, pada era sekarang, imprealisme dan kolonialisme yang dilawan bukanlah riil penjajah bersenjata, melainkan dalam gaya baru berupa imprealisme ekonomi, imprealisme politik keamanan, bahkan imprealisme kebudayaan. Pada poin inilah, sambungnya, Aparatur Sipil Negara menjadi pioneer garda terdepan untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan dan kemandirian.
“Dengan Hari Ulang Tahun Korps Pegawai Republik Indonesia ke-48 ini, kita akan relevansikan dengan semangat Hari Pahlawan di mana tagline kita adalah “Aku Pahlawan Masa Kini”,” ujarnya.
Tema tersebut, lanjut Kolonel Efrijon, mengandung makna bahwa menjadi pahlawan masa kini dapat dilakukan oleh siapapun Warga Negara Indonesia. Menjadi pahlawan tidak perlu lagi hanya berjuang mengangkat senjata untuk mengusir penjajah, tetapi dengan cara menorehkan prestasi di berbagai bidang kehidupan, memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, dan membawa harum nama bangsa di mata Internasional.
Kepada para Aparatur Sipil Negara yang tergabung dalam Korps Pegawai Republik Indonesia, ditegaskan Inspektur, kiprah heroik atau kepahlawanan dapat diwujudkan dengan memberikan kontribusi utuh dalam pemerintahan dan pembangunan. Bekerja dengan penuh motivasi, disiplin, loyal dan penuh dedikasi, serta menghayati setiap tugas adalah tindakan meniru para pahlawan.
“Hal tersebut relevan dengan tema umum HUT Korpri ke-48, yaitu “KORPRI: Berkarya, Melayani dan Menyatukan Bangsa”. Tema tersebut menuntut kita untuk kembali ke semangat dasar kita, yaitu karya dan pelayanan yang terbingkai dalam semangat Korpri sebagai pemersatu bangsa,” ujar Efrijon.
Terkait dengan siklus terakhir yaitu masa depan, Efrijon menegaskan bahwa tidak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu, katanya, masa depan harus menjadi harapan, masa depan harus menjadi kumpulan tujuan-tujuan kebaikan.
“Selaku Aparatur Sipil Negara, di pundak kitalah ditempatkan harapan dan tujuan kebaikan dari pembangunan,” ujar Efrijon menekankan pentingnya tanggung jawab sebagai ASN.
Terkait dengan peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-55, semangat kepahlawanan, tegas Efrijon, harus menjadi energy bagi Aparatur Sipil Negara, dalam meningkatkan karya dan pelayanan di bidang kesehatan. Sesuai dengan tema Hari Kesehatan Nasional, yaitu “Generasi Sehat Indonesia Unggul”, ASN khususnya insan kesehatan harus menjadi terdepan menggelorakan semangat Indonesia Sehat melalui upaya-upaya pembangunan di bidang promotif dan preventif kesehatan.
“Kita adalah pioneer untuk menggerakkan kesehatan personal dan kesehatan sosial, baik melalui keluarga maupun lingkungan. Tugas kita di masa kini adalah membentuk masa depan Lombok Barat Menuju Bebas Stunting 2024,” tegas Efrijon.
Tugas itu, sebutnya, bukanlah tugas ringan karena memiliki kompleksitas, namun juga bukan tugas yang sulit asal dilakukan dengan kerja sama, disiplin dan penuh dedikasi dalam bekerja. Perjuangan kita hari ini, sebut Efrijon, tidak lebih ringan bila dibandingkan dengan perjuangan para pahlawan di masa lalu. Karena musuh tidak hanya datang dari luar kita, namun berada di sekitar kita, bahkan dari diri kita sendiri.
“Selamat Hari Pahlawan Ke-72, Selamat Hari Ulang Tahun Korpri Ke-48, Selamat hari Kesehatan Nasional ke-55,” ucap Efrijon sebelum menutup amanatnya.
Selesai upacara, Bupati Lobar, H. Fauzan Khalid menyerahkan 11 unit mobil ambulans kepada 11 peewakilan Puskesmas di Lobar. Selain itu, juga diserahkan tiga bingkisan bagi tiga veteran yaitu Tohri, Sahman, dan Marlan Ratvi. Upacara ini diikuti oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah di antaranya Ketua DPRD Lobar Nur Hidayah dan anggota, Sekretaris Daerah, Para Asisten, Staff Ahli Bupati, dan Kepala Perangkat Daerah, TNI, dan seluruh Aparatur Sipil Negara lingkup Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.