Pemerintah Kabupaten Lombok Barat (Lobar) terus berupaya melakukan pembangunan di segala sektor demi mewujudkan masyarakat yang sejahtera sesuai dengan visi dan misi menuju Lombok Barat Bangkit yang Maju, Mandiri dan Bermatabat. Setidaknya ada tiga bidang pembangunan utama yang harus dilakukan untuk mencapai kemajuan yaitu peningkatan bidang ekonomi, kesehatan dan pendidikan. Oleh karena itu, selain pembangunan sarana kesehatan dan pendidikan yang telah dan sedang dilakukan, Pemkab Lobar di bawah H. Zaini Arony-H. Mahrip melalui SKPD yang baru-baru ini berganti nama dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) membangun atau merehab sejumlah pasar baru dan pasar kuliner.
Memasuki separuh masa kepemimpinan Zaini Arony-Mahrip, Disperindag melakukan pembangunan dalam bidang ekonomi guna mendukung kegiatan perdagangan. Misalnya dengan memperbaiki pasar lama yang kondisinya sudah tidak layak serta membangun pasar baru di beberapa tempat. Pasar baru yang sudah dibangun seperti Pasar Kediri, Pasar Lembar, Pasar Banyumulek, Pasar Endut, dan Pasar Lebah Sempage, yang diresmikan Bupati Zaini awal tahun 2011 yang lalu. Selain itu, mulai pertengahan tahun 2011 Disperindag meluncurkan program baru yaitu Pembangunan Pasar Kuliner dan Buah, Pedagang Kaki Lima (PKL) dan Asongan di beberapa tempat.
“PKL dan para pedagang kecil merupakan aset bangsa yang sangat berharga. Oleh karena itu UKM yang ada perlu dibina sebaik-baiknya karena memiliki dampak sangat besar bagi pembangunan di sektor ekonomi,” jelas Kadis Disperindag Lobar, Joko Wiratno saat diwawancara wartawan Perspektif belum lama ini.
Joko menambahkan, dampak positif dari pembinaan UKM tersebut yaitu dapat membuka lapangan kerja, mengatasi pengangguran, meningkatkan daya beli masyarakat yang secara otomatis akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Hal itu juga sesuai dengan instruksi bupati agar secara khusus menata PKL agar dapat berdagang di lokasi yang lebih layak, lebih aman, dan tidak terganggu oleh masalah keamanan lalu lintas.
Selama ini para PKL, baik yang berjualan berbagai jenis buah-buahan ataupun pedagang asongan banyak berjualan di pinggir-pinggir jalan dan menggunakan bahu jalan. Ini tentunya sangat tidak aman dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Selain masalah keamanan dan keselamatan, program pembangunan ini juga mengupayakan agar para PKL ini dapat maju, berkembang serta lebih tertata dan tidak semerawut.
Untuk alasan itulah, tahun 2011 lalu mulai dilakukan pembangunan pasar kuliner di enam lokasi yaitu di Jembatan Kembar-Lembar, di dekat RSU Patut Patuh Patju-Gerung, Pusuk- Gunungsari, Keru dan Gerimak Kec. Narmada dan di Batu Layar. Khusus untuk daerah sekitar Jembatan Kembar, pembangunan pasar kuliner ini sebagai wujud perhatian terhadap para pedagang yang ada di sepanjang jalan dekat patung koperasi. Lokasi mereka berjualan saat ini cukup rawan kecelakaan karena dilalui kendaraan menuju Lembar.
Lebih lanjut Joko menjelaskan, beberapa tahapan dilakukan sebelum membangun pasar tersebut di antaranya melakukan survey lokasi dan pendataan para pedagang. Pemilihan lokasi pembangunan pasar kuliner disesuaikan dengan potensi yang dimiliki kawasan tersebut. Kawasan yang memiliki “embrio” atau potensi tingkat keramaian lebih diutamakan sehingga diharapkan dengan adanya pasar kuliner didukung dengan tingkat keramaian yang tinggi dapat memunculkan aktivitas perdagangan di kawasan tersebut. Setelah pemilihan lokasi kemudian dilakukan pendataan bagi para pedagang yang berada di kawasan tersebut lalu dilakukan sosialisasi secara berulang. Ditanya mengenai tanggapan para PKL, Joko mengatakan bahwa program ini disambut positif oleh para pedagang sehingga tidak ditemui kendala dalam proses pembangunannya.
Ditambahkannya, pembangunan pasar kuliner yang dilakukan masih berlanjut tahun 2012 ini. “Program pembangunan pasar kuliner ini tidak hanya berakhir di tahun 2011 saja, tapi akan ada kelanjutan di tahun 2012 bahkan dengan jumlah pasar yang lebih banyak karena kegiatan perekonomian tiap tahunnya terus berkembang,” kata Joko.
Joko juga berharap dengan dibangunnya pasar kuliner ini akan dapat menyediakan lapangan kerja, membuka lapangan usaha baru, menghilangkan kesemerawutan jalan sehingga terlihat rapi serta yang tak kalah pentingnya mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya pedagang. (Romiadi Kurniawan)